Kaki itu bergerak cepat. Melangkah melewati administrasi dibagian pintu utama dan memilih turun ke basement menggunakan tangga biasa. Menunggu lift terasa begitu lama.
Dengan wajah super keruh dibukanya pintu mobil dan dengan tergesa menghempaskan diri dikursi kemudi. Mobil itu langsung melesat. Bahkan sang pengemudi belum memakai sabuk pengamannya.
Dikeluarkannya ponsel dari saku celana dan dikontaknya satu nama.
"kamu dimana?"
🌿
"happy birthday, Kinan!"
Kinan terkekeh mengikuti acara perayaan ulangtahunnya yang sudah sangat terlambat. Siapa lagi kalau bukan ide Attala.
Cowok itu duduk diseberang Kinan dengan membawa kue ulangtahun berukuran sedang yang kemudian diletakkannya diatas meja. Kondisi kafe siang itu tidak terlalu banyak pengunjung. Jadi mereka lumayan bebas melakukan hal seperti ini.
Pertama kalinya bagi Kinan ditemani oleh kekasih pada hari spesialnya. Dan ini merupakan kejutan pertama pula yang ia dapatkan.
"jadi tujuan kamu jemput aku karena ini?" tanya Kinan setelah meniup lilin sesuai permintaan Attala.
Cowok itu tertawa pelan, memperlihatkan senyumnya yang begitu menawan hingga matanya menyipit.
Ia mengangguk sekilas, "yah, telat memang." gumam Attala, "tapi seenggaknya masih bisa dirayain." tambahnya.
"gak mesti dirayain lagi, Ta. Yang penting kamu inget aja aku udah seneng."
"justru itu. Ini ulangtahun pertama kamu setelah kita pacaran kan?" Kinan mengangguk, "ya udah berarti pas." ucap Attala tanpa kejelasan sembari menyodorkan sebuah amplop cokelat diatas meja pada Kinan.
"pas apanya?"
Attala tak lagi menjawab, hanya menaikkan alisnya singkat mengisyaratkan Kinan untuk segera membuka amplop tersebut. Persis seperti anak magang yang baru saja diberikan gaji pertamanya.
Dengan kening berkerut Kinan meraih amplop tersebut. Membukanya perlahan dan mengeluarkan isinya.
Sedetik kemudian senyumnya mengembang, rasanya ingin menangis tapi juga merasa lucu. Benda itu, benda paling biasa dalam kisah-kisah romansa diluar sana. Sebuah kalung perak dengan liontin unik yang diberikan sang pria pada kekasihnya.
Terlalu biasa.
Tapi siapapun harus tahu dan harus merasakannya sendiri. Saat benda familier tersebut diberikan langsung oleh orang yang paling disayangi. Sungguh membuat hati terenyuh.
Sama halnya dengan cewek yang sekarang sedang menatap Attala dengan kekehan pelan tanpa suara. Kepinginnya sih meluk, tapi ini tempat umum.
"kamu kasih aku ini?"
Attala mengangguk, mengambil benda yang dimaksud dari genggaman Kinan dan melepas pengaitnya. Kemudian cowok itu bangkit dari kursinya dan mendekat pada Kinan untuk memakaikan secara langsung.
Adegan dalam film banget gak sih.
Ia kembali ke kursinya, tersenyum sambil menganggukkan kepala beberapa kali. Sangat menyukai hasil pemberiannya itu yang terlihat begitu cocok dipakai oleh kekasihnya.
Kinan tersenyum, "makasih ya, Atta." ucapnya. "pertama kalinya... aku merasa selengkap ini."
Attala hanya menyimak, terdiam menatap Kinan yang sedang tersenyum senang. Hampir menangis.
"gak tau apa, tapi aku seneng banget. Beneran." lanjutnya.
Cowok itu mengangguk, mengusap pelan punggung tangan Kinan yang ada diatas meja. Begitu tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee Taeyong
Teen FictionCinta itu sepenuhnya tentang perasaan. Dan dia, yang membangun istana ini, adalah dia yang menghancurkannya. Based on true story ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ An Accidentally © chojungjae, Mei 2018