Sudah beberapa minggu berselang, Kinan merasa ada yang berubah dari Attala. Cowok itu lebih banyak diam sekarang. Ketika diajak bicara pun sering melamun dan tidak nyambung.
Bagi Kinan penyesuaian diri itu penting, makanya ia berusaha untuk bersikap biasa saja. Menyeimbangi sikap Attala padanya. Tak perlu dipermasalahkan.Seharian ini Kinan bertamu di rumah Attala. Membantu ibunya memasak atau melakukan hal-hal mengasyikan lainnya. Sekalian pendekatan dengan calon mertua, itu tujuan utamanya.
Pukul tujuh malam, langit sudah berubah gelap dengan cuaca yang cerah saat sebuah mobil berhenti tepat didepan rumah Kinan. Sang empunya sudah berdiri diluar pintu kemudi dengan kaca terbuka lebar.
"hari minggu ya?" ucap Attala.
Kinan mengerutkan kening, "minggu?" tanyanya bingung. Karena sebelumnya memang tak pernah membahas tentang apa yang akan mereka lakukan di hari minggu.
Cowok itu hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi. Kinan pun mengiyakan, tak akan bisa menolak ajakan sang kekasih. Sudah waktunya menghabiskan waktu bersama setelah sekian tahun dipisahkan oleh jarak.
Attala pamit setelahnya. Tak lupa dibekali banyak pesan dari Kinan untuk tidak kebut-kebutan dijalan.
Satu lagi hal janggal yang ia temukan. Biasanya, Attala akan menunggu dirinya masuk setidaknya sampai pintu rumah, barulah ia menjalankan mobilnya. Tapi kali ini tidak, ia lebih dulu menghilang dibalik persimpangan.
Kinan menghela nafas sesaat berusaha tersenyum, setelah itu ia pun membuka pagar rumah. Dan tanpa terduga seseorang yang tak dikenal pun menghampirinya.
"permisi?"
Kinan tersentak lalu menghentikan gerakannya.
"kamu...Kinan ya?" tanya seorang perempuan yang entah darimana datangnya itu.
Yang diajak bicara pun membenarkan, "maaf mbak siapa ya?" tanyanya sopan.
Segera saja perempuan itu mengulurkan tangan kanannya, "saya Adel," ujarnya memperkenalkan diri.
Tanpa ragu Kinan balas menjabat.
"bisa bicara sebentar?" tanyanya lagi.
Kinan mulai merasa aneh. Karenanya perempuan bernama Adel itu benar-benar tidak ia kenali sebelumnya. Ia siapa dan datangnya dari mana pun Kinan tidak tahu.
Menyadari ekspresi Kinan, Adel langsung tersenyum ramah. "saya perlu bicara, tentang Attala." katanya.
Pupil mata Kinan langsung melebar tanpa ada yang menyadari. Mendengar nama yang disebutkan barusan rasanya ada yang menggenjal. Ia penasaran tapi juga merasa ada yang tidak beres.
Mau tak mau akhirnya Kinan mempersilahkan Adel untuk masuk, tapi siapa sangka cewek itu malah menolak dan memintanya berbicara ditempat lain.
Karena kepalang rasa penasaran, akhirnya mereka berdua duduk disini. Di kedai ayam bakar persimpangan dengan dua gelas es jeruk diatas meja.
"kamu pasti penasaran siapa saya," Adel membuka percakapan.
Kinan hanya terdiam, menunggunya melanjutkan ucapan.
"saya Adel, saya dari Palembang."
🌿
"eh Kinan, ya ampun sayang apa kabar?"
Dengan senyum sedikit dipaksakan Kinan menyalami tangan ibunya Dena. Ia sudah lama tidak bertamu kesini, makanya tumben sekali.
"baik, tante gimana?" tanyanya balik seramah biasanya.
"baik, tante baik." ia tersenyum, "ayo masuk dulu yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.1] AN ACCIDENTALLY - KINAN chap. 1 // Lee Taeyong
Novela JuvenilCinta itu sepenuhnya tentang perasaan. Dan dia, yang membangun istana ini, adalah dia yang menghancurkannya. Based on true story ⚠ Do Not Copy / Plagiarism ⚠ An Accidentally © chojungjae, Mei 2018