Tujuh : Langsung Tereliminasi

1.3K 55 8
                                    

Jantung Hati menurut google dan cerah ustazah.

🎭🎭🎭

Semua orang pernah merasakannya, merasakan hatinya berdetak diatas kecepatan normal. Seperti contoh ketika seseorang merasa takut dengan hewan yang dia tidak suka. Dikejar oleh anjing mungkin atau melihat ular yang lewat di hadapan kita.

"Tapi ini beda" ucap Khanza pada dirinya sendiri saat membaca beberapa artikel yang menjelaskan tentang detak jantung yang berdetak begitu cepat.

Sejak tadi malam tidurnya tidak nyenyak karena kepikiran akan itu, jadi pagi-pagi setelah sholat subuh Khanza memutuskan untuk mencari tahu di internet.

"Kayaknya gak mungkin deh kalau cinta, terus nama Satria dihati gue sekarang pergi kemana dongg!" untuk kedua kalinya Khanza berbicara sendiri.

Berbicara tentang hati, Khanza jadi ingat akan ceramah yang beberapa bulan lalu dia dengar dari YouTube.

"Saat ingin melabuhkan hati sebaiknya tanyakan dulu kepada Allah, saat Allah telah meridhoi, berarti itu yang terbaik untuk diri kita. Tentu mencari jodoh perempuan maupun laki-laki itu yang pintar agamanya, baik akhlaknya, bukan dipandang dari seberapa kayanya si cewek atau cowok. Percuma kaya kalau Ujung-ujungnya miskin ilmu agama. Karena seorang laki-laki adalah imam dari seorang perempuan, bapak untuk anak-anaknya yang sholeh maupun sholehah dikelak kemudian hari. Sebaliknya perempuan adalah makmum dari laki-laki dan ibu dari calon anak-anaknya" Ceramah Ustad tersebut.

Saat mendengar ceramah tersebut, pikiran Khanza langsung tertuju pada jodoh. Seperti cerita novel yang akhir-akhir ini dia baca, yang bertemakan nikah muda. Tapi itu hanya angan belaka karena Khanza masih ingin menikmati masa sendiri, sebelum dia harus patuh kepada suaminya nanti. Mungkin lain waktu ia akan menikah, setelah dia menyelesaikan tugas negara yang tercantum dibuku diarynya.

Buku diary yang akan tertuliskan kisah hidupnya berpetualang mencari pengalaman hidup, dia sangat butuh itu. Mencari hal-hal baru yang tidak dia tahu, menjadikannya sebuah inspirasi maupun motivasi yang berguna untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

1 Message LINE.

Taniaaa.
Kita didepan rumah lo, udah siap mental kan?

Dari kecil udah siap mental, udah enggak usah dibahas mulu. Bentar lagi gue turun.

Taniaaa.
Kita tunggu cepetan,

Siap, bos😝

Khanza langsung mengganti bajunya dengan baju gamis warna pink soft, dia mengambil cas serta power bank untuk dimasukkan kedalam tas yang berisikan baju ganti selama disana nanti.

Sepuluh menit kemudian dia belum selesai beberes, al hasil linenya sudah berbunyi dari tadi.

"Si kutu kampret Tania, enggak bisa sabar dikit banget sih," gerutu Khanza sambil ngeread satu-satu pesan yang masuk.

Kaos kaki hitam sudah terpasang dikedua kakinya, dia segera menyandang tas dan turun dari tangga dengan cepat. Memakai sepatunya lalu keluar rumah tidak lupa juga mengunci pintu.

"Eh, tuan putri sudah keluar," ucap Rafli yang sedang bersandar dimobil.

"Iya bang," Khanza yang sedang tidak mood untuk berbicara langsung memegang handle pintu belakang mobil Rafli, tetapi tangannya malah dicegah oleh yang punya mobil.

"Gak boleh nebeng ya, bang?"

"Mobil abang penuh kado titipan za, sama dua orang, itu noh." Rafli berbicara sambil menunjuk kado yang memang memenuhi jok belakang dan bagasi mobilnya.

Khanza melirik ada dua jok yang masing-masing ditempati oleh Alma dan Tania serta satu jok kosong ditempat duduk pengemudi. Lah ngapain dia diajak kalau mobilnya penuh.

"Terusss..." Khanza menaikkan sebelah alisnya menunggu Rafli berbicara kembali, untuk menjelaskan kepadanya.

"Kan abang lo kemarin udah chat lo untuk bareng sama Arsya,"

"Jadi? Aku harus bareng sama dia?" Khanza menunjuk mobil yang baru saja terparkir tepat dibelakang mobil Rafli, lalu dia melanjutkan kata-katanya

"Dan sendiri?"

Rafli hanya mengangguk, "Untuk teman bicara za, good luck. Abang berangkat dulu byee."

"Bye Khanza sampai bertemu disana..." sahut Alma dan Tania dari dalam mobil, Khanza hanya bisa menatap mobil yang dikendarai Rafli berlalu begitu saja.

Dia pengen teriak tapi gak enak sama tetangga. Tania memang, huh banget. Udah disuruh cepet-cepet dan akhirnya dia ditinggal disini bersama Arsya.

Khanza menoleh kerumah disamping rumahnya, ya betul kata Tania tadi di chat Line dia harus mempersiapkan mental bertemu tetangga barunya.

Tas yang semula ditentengnya kembali disandang, dia berjalan kearah halaman rumah yang tampak go green itu. Tampak sepi dari luar, tenang.

"Assalamualaikum," Khanza mengetok pintu yang tertutup dengan pelan. Dia jadi pergi tidak sih, kok gini-gini aja masih di start.

Padahal tadi dia melihat Arsya keluar dari mobil, nyapa bang Rafli terus kembali kedalam rumahnya lagi. Didalam ada apaan ya? Jiwa kepo Khanza kembali bangkit.

Dia jinjit menerawang dari jauh ada apakah gerangan didalam sana, yang ditangkap oleh matanya hanya ada sofa, meja, kawan-kawannya, dan seorang wanita bercadar yang berjalan untuk membuka pintu untuknya. Mati dia ketangkap basah.

"Waalaikumsalam, eh ada Khanza anaknya Bu Rena cari Arsya ya?" Ucap wanita yang diketahui Khanza sebagai umminya Arsya itu dengan lembut.

Wanita yang didepannya ini benar-benar bercadar, jarang sekali Khanza melihat secara langsung orang yang menggunakan pakaian serba syar'i seperti ini, wihh, subhanallah. Pasti type wanita yang disukai anaknya tidak jauh dengan umminya, kalau Khanza masuk nominasi pasti langsung tersingkir dia.

"Iya, Tan," jawab Khanza kikuk, karena baru pertama kali ini bertemu dengan tetangga barunya.

"Oh ya, Tan. Mau salim," sangking kikuknya Khanza jadi lupa dengan adab hormat kepada orang tua. Dia segera mencium tangan ummi dari Arsya.

Lembut, itulah hal yang pertama yang Khanza rasakan saat menyentuh tangan ummi Arsya.

"Panggil ummi aja ya Nak, oh ya Arsya nya tadi baru saja selesai tugas jadi dia sedang mandi sekarang, tunggu sebentar ya Nak,"

"Iya Tan.. eh Ummi"

Khanza dipersilahkan untuk duduk diruang tamu dan lagi-lagi subhanallah foto yang terpajang disana adalah foto Arsya dibeberapa puncak gunung di Indonesia serta beberapa tempat sejarah.

Kalau begini ceritanya, kenapa pas pertama ketemu dengan Arsya dibentak, omg maapkan hayati bambang...

Nanti mau minta maaf deh sama si Arsya tapi Khanza bingung panggilnya nama, bang, mas, kak, atau pak. Kalau dipanggil bang Arsya kayaknya gak cocok, kalau panggil nama takutnya gak sopan, dipanggil kak kemudaan, pak ketauan, mas aja kali ya.

"Kelamaan ya?"

"Gak kok, Mas, ops... "

🎭🎭🎭

[Instagram : anisaa.fitrii_]

Berikan vote jika suka, jika ada kritik dan saran silahkan komen. Terimakasih.

Namamu Dalam Sujudku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang