Hari ini aku update, dikarenakan hari jumat kemarin aku nggak update karena tdk punya kouta. Maafkan author ya readers.
Selamat membaca,...
🎭🎭🎭
"Lho, kok kalian berdua cepat banget sampainya?" Zaky, Oliv, dan Alma tampak sedikit heran saat melihat dua orang yang baru memasuki pintu itu terengah-engah.
"Tauk. Salahin aja tuh Bang Rafli yang dari tadi ngechat terus, padahal kan Khanza sama Tania baru dijalan. Nih liat sampai ponsel Khanza nge-hang dibuatnya. Sampai kesini ternyata enggak ada apa-apa, nyesel udah lari sambil nangis."
"Jantung gue kayak maraton lari, kalau enggak ingat Khanza habis jatuh. Ga bakalan deh gue ikutan lari-lari kayak gitu, menguras tenaga saja kalau yang muncul hanya angin semata." timpal Tania yang juga berkondisi sama kesalnya.
Khanza melirik Rafli dengan jengah, moodnya seketika hilang. Penipu kelas kakap, awas dosanya numpuk sampai selaut nanti. Mereka berdua akhirnya duduk di kursi yang berada di ruangan Rafli dengan kesal. Sangking kesalnya, Khanza menghentakkan kakinya beberapa kali di ubin namun rasa perih kembali melanda pada bagian siku saat bergesekan dengan sandaran kursi.
Dengan gerakan tiba-tiba dia malah mendorong kuat siku ke sandaran kursi yang didudukinya, bermaksud untuk menahan perih serta rintihan yang keluar dari mulut.
Gubrak!
"Aduh!"
"Kalau mau meluapkan emosi tidak usah pakai gaya total," ucap Arsya yang sedari tadi sudah sampai tapi memilih untuk tidak masuk kedalam terlebih dahulu.
Dengan sigap Arsya membantu perempuan itu untuk berdiri, dikala ruangan itu terdengar ramai oleh tawa-tawa temannya. Tanpa banyak bicara Arsya malah mengandeng tangan Khanza berjalan keluar kearah bangku yang berada didepan ruangan Rafli.
"Kamu tunggu sebentar disini, kalau bisa kakinya dilurusin aja di kursi"
Arsya langsung berlari pergi sebentar ke ruangannya untuk mengambil sesuatu.
Beberapa menit kemudian dia kembali dengan membawa sebuah kotak P3K, lalu mengeluarkan kapas dan sebuah botol yang berisi air siap minum.
"Minum dulu," Arsya menyerahkan sebotol minuman yang sudah dibukanya itu kepada Khanza.
"Untukku?"
"Iya."
Khanza menerima botol minuman itu dan meminumnya sampai habis. Akibat dari berlari-lari tadi agar cepat sampai keruangan Rafli membuatnya seperti orang kehausan.
"Udah" lapor Khanza sambil menunjukkan botol minum yang telah kosong.
"Kok dihabisin?"
"Lah, katanya itu untukku. Jadi gimana nih, Pak Dokter haus juga?"
"Kok..."
"Bilang kata 'kok' sekali lagi dapat piring pecah,"
"Tidak jadi." kata Arsya.
Dia mengambil botol minuman lagi lalu membasahi kapas yang tadi diambilnya dari kotak P3K, serta mengambil antibiotik bersama dengan kasa steril.
Khanza melirik sedikit kearah Arsya, penasaran dengan apa yang dilakukan oleh sang Dokter.
Apa dia mau mengobati lukaku? Please, Khanza yang cantik jangan berharap lebih.
"Mana tangan yang terluka?" tanya Arsya dan disambut dengan tunjukkan jari Khanza yang mengarah kepada luka ditangannya.
Nah kan, berharap lebih juga boleh. Selama berharap tidak ada yang melarang, yang ngelarang bakal Khanza laporin sama Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu Dalam Sujudku
SpiritualAr-Rahman surat itu adalah surat yang selalu dibaca oleh orang-orang untuk menenangkan hatinya. Berharap kepada Allah untuk kebaikan hidupnya. Kata ummi "Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikma...