Happy reading,
🎭🎭🎭
"Bang udah hafal kan?"
"Udah hafal,"
"Sip, semoga akadnya lancar."
Para rombongan pengantin pria sudah sampai didepan masjid komplek perumahan, jangan dibayangkan bagaimana kita semua bisa sampai disini. Mengendarai mobil, bukan melainkan berjalan kaki.
Masjid yang berdiri kokoh itu tampak sudah dipenuhi oleh wali dan beberapa saksi dari mempelai putri.
Akad akan dimulai sebentar lagi, disamping Zaky ada Om Ata bersama dua sobat karibnya, Arsya dan Rafli. Mereka memberikan dukungan kepada temannya itu, karena Zaky adalah pembuka untuk bab pernikahan.
Sebenarnya ada satu lagi teman mereka, namanya Bimo. Tapi dia tidak bisa datang perihal masih di Amerika untuk melanjutkan studi. Beberapa saat yang lalu dia baru saja menghubungi Zaky via Skype untuk memberikan semangat kepadanya, dan berdoa agar ijab kabulnya lancar.
Acara akan segera dimulai, wali nikah menjabat tangan Zaky mulai mengucapkan lafal ijab,
Zaky menjawab ijab dengan satu tarikan nafas,
"Saya terima nikah dan kawinnya Kanlania Olivianik Binti Kabur dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai."
"Sah,"
Para saksi mengucapkan kata, "sah,"
Doa, doa mulai dipanjatkan, puncaknya ketika Zaky membacakan sebuah surat, surat Ar-Rahman.
"ar-rohmaan,"
Baru saja ayat pertama terdengar oleh telinga, para ibu-ibu serta remaja langsung mengeluarkan handphone masing-masing. Untuk merekam tepatnya.
Kalau ada yang tanya dimanakah mempelai wanita, mempelai wanita ada dirumahnya. Menunggu sang suami menjemput, untuk dikenalkan kepada sanak saudara, bahwa dia adalah istri sahnya. Sang pengantin wanita hanya bisa melihat ijab kabul lewat live yang dividio oleh orang terdekatnya.
Memang jarak antara masjid dan rumah mempelai wanita terbilang dekat hanya berjarak empat rumah kesamping kanan.
Setelah acara yang berhubungan dengan nikah sudah selesai, rombongan kedua pengantin berjalan menuju ke rumah pengantin wanita. Orang sekitar biasa memanggilnya Oliv, dia adalah teman Khanza waktu sekolah menengah keatas. Bisa dibilang umur adik dan istrinya sepantaran.
"Za," Tania menyenggol Khanza,
Mereka memang berada dibarisan paling akhir, memang sengaja menyingkir dari keramaian. Bukannya Khanza tidak mau menemani Abangnya tapi dia paling ribet kalau ditengah keramaian, pengennya batin terus,
'ih sepatu yang belakang kayak ada yang nginjek. Eh penampilanku dari belakang udah oke belum ya, dan bla bla blaa..'
"Iya," jawab Khanza dengan menunduk menatap aspal jalan, dia sedari tadi merasa ada yang memperhatikannya dari depan, kan jadi salah tingkah sendiri.
"Hp lu bunyi,"
"Hah," ucapnya kaget, dia melihat notif memang ada yang menelepon tapi nomor tidak dikenal.
"O, iya Tan,"
"Nah kan, kalau jalan jangan nunduk terus. Kali-kali liat keatas."
Khanza dia mencoba berulang kali mengerakkan kepalanya keatas kebawah, dan Tania hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah temannya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu Dalam Sujudku
SpiritualAr-Rahman surat itu adalah surat yang selalu dibaca oleh orang-orang untuk menenangkan hatinya. Berharap kepada Allah untuk kebaikan hidupnya. Kata ummi "Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikma...