"Kak ayo kak, kita udah siap"
"Bentar ya, seob. Kakak lagi nyari mukena."
"Kak buruan kaaaakk~~~"
"Tardulu ih mukenanya belom ketemu!"
"Kak ih ayo lama banget sih~"
"Sabaaaaarrr!!!"
"Kak ayooo aku udah ganteng nih~"
"Ya tardulu kakak juga lagi dandan biar cantik!"
"Kak buruaaaannn keburu bubar deh!"
"Bentar, lagi pake kerudung nih kakak..."
"Kak! Nanti aku keburu kentut..."
"Kak aku keburu batal nih kak!"
"Kak!"
"Kak!!!"
"Kak namjooooo!!!"
"KAK IH AYOOOO!!!"
Dua bocah lelaki yang sudah rapi dengan koko dan pecinya sedang berdiri dengan sebal di depan pintu kamar kakak mereka.
Mereka sudah siap. Sudah rapi sudah wangi. Tapi kakak perempuan mereka itu kenapa lama banget ya? Padahal kan cuma mau tarawih...
"KAK AYOOOO!!!" Teriak bocah lelaki yang lebih tinggi.
"Duh aku kok tiba-tiba mau kentut ya?" gumam si lelaki yang lebih pendek.
Lelaki tinggi di sebelahnya menatapnya dengan geli, kemudian menutup hidungnya dengan heboh.
"SANA JAUH-JAUH AH! KENTUT KAK HYUNGSEOB KAN PELAN TAPI BAUNYA MENYENGAT BANGET! HUSH HUSH!!!" Si lelaku tinggi tadi dengan brutal menggerakan tangannya untuk mengusir lelaki yang dipanggil Kak Hyungseob itu agar menjauh darinya.
Yang diusir cemberut dan kemudian mendelik, "Dih sadar diri dong, ho! Kentut kamu lebih bau taugak?!"
Keduanya beradu tatapan tajam, "Kentut aku bau kalo aku abis makan jengkol doang, kak! Kalo biasanya mah normal normal aja!"
Hyungseob memutar bolamatanya malas mendengar penjelasan gak masuk akal sang adik.
"Iyain aja umur gada yang tau," gumamnya cuek sambil merapikan tatanan rambutnya.
Yang lebih tinggi gaterima digituin, "Dih, palingan situ duluan yang koid. Huh dasar tuir!"
"Seonho kurang ajar ya sama kakak?!"
"Lah kakak duluan yang mulai?!"
"Yatapi kan kakak tuh kakak kamu! Sembarangan aja nuduh-nuduh yang lebih tua!"
"Loh kakak yang mulai ngomong macem-macem tadi!"
"Apa-apaansih, ho?!"
"Kakak tuh yang apa-apaan?!"
"hEH KALIAN BERDUA TUH YANG APA-APAAN! NGAPAIN BERANTEM DEPAN KAMAR KAKAK HAH?!"
Kedua lelaki itu tersentak kaget saat sang nyai menampakan dirinya dari dalam kamar.
Keduanya menunduk takut terhadap sosok garang di depan mereka.
"Sekarang kakak tanya, ngapain malah berantem depan kamar?! Bukannya siap siap mau teraweh hah?!"
Seonho dan Hyungseob belum berani mengangkat kepala mereka.
"T-tadi kak hyungseob mau kentut, kak..."
Hyungseob melotot mendengar penuturan sang adik.
Dengan panik, ia menggeleng ribut, "Nggak kak! Serius! Aku cuma mules aja tapi gak sampe kentut! Aku masih bisa tahan kok! Beneran deh!"
"Hhhh... Yaudah yang masih mau buang hajat mending buruan ke kamar mandi trus wudhu, baru deh abis itu kita jalan ke masjid. Daripada nahan najis kayak begitu di badan kamu kan?"
Kedua adik namjoo saling melirik satu sama lain. Dan akhirnya--
Preeettt~~~
"Eh???"
"HUWAAAAAAA BAU KAAAAAKKK!!!"
Seonho teriak sambil lari-larian menjauh dari tempat kakak-kakaknya berdiri.
"ADUH KAK! AKU JADI KEBELET PIPIIISSS!!!" Teriak seonho dan dalam kecepatan penuh langsung berlari menuju kamar mandi.
"YAUDAH JANGAN LAMA-LAMA," Balas namjoo.
"Seob, wudhu juga sana," perintah namjoo pada hyungseob yang di sampingnya.
Hyungseob nyengir dan mengantri di depan kamar mandi yang seonho masuki tadi.
Tok tok
"Ho, buruan... Aku juga mau wudhu."
Cklek...
Pintu pun terbuka dan hyungseob segera masuk setelah seonho keluar dalam keadaan sudah berwudhu ulang.
Gak lama kemudian, hyungseob keluar menghampiri kakak dan adiknya yang menunggunya wudhu.
"Udah kan? Yuk ke masjid.. Udah komat tuh," ucap namjoo dan kemudian merangkul pundak kedua adiknya yang lebih tinggi darinya.
Lalu ketiganya berjalan beriringan menuju masjid depan komplek mereka.
"Ini kan bulan ramadhan, jangan ada yang berantem kayak tadi yaaa..."
"Iya kak, berarti gak ada yang marah-marah teriak-teriakan gitu kan?"
"Iya, gak ada maung in da haus kan???"
Dan ketiganyapun tertawa bersamaan.