Gadis cantik itu berjalan dengan lesu di koridor sekolahnya yang sudah sepi sejak beberapa jam yang lalu. Ia terpaksa tinggal di sekolah lebih lama untuk mengerjakan tugas kelompok.
"Nancy, duluan ya."
"Yooo hati-hati..."
Satu-persatu teman sekelompoknya sudah berpamitan padanya. Tinggal ia sendiri di sekolah ini.
Ia pun berjalan menuju gerbang dan bertemu dengan penjaga sekolah.
"Eh neng nancy, masih disini? Tumben belom pulang," sapa salah satu bapak penjaga sekolah. Sebut saja Mang Udin.
"Iya mang. Tadi kerkel dulu makanya baru balik deh," jawab nancy sambil melihat layar ponselnya.
"Nunggu jemputan?" tanya pak penjaga lainnya. Mang Ujang.
Nancy mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Pasti mas vernon ya?" nancy ngangguk lagi.
Vernon itu kakaknya nancy yang udah jadi alumni sekolah ini tahun lalu. Tampang bule, suka nyengir, anak famous, ramah juga orangnya. Makanya Mang Udin sama Mang Ujang kenal banget sama Vernon.
"Ish gak diread," dumel nancy.
"Kenapa atuh neng?" tanya Mang Ujang pas liat muka nancy ketekuk.
"Padahal tadi pagi bilang mau jemput. Sekarang aja dichat gak diread-read!"
Gerutunya saat pesan-pesan yang dikirimnya sejak setengah jam yang lalu belum dibaca sang kakak.
"Telpon aja atuh neng"
Nancy pun mengikuti saran Mang Ujang dan menelpon sang kakak.
Beberapa detik yang terdengar hanya suara nada panggilan, sampai akhirnya suara operator yang terdengar.
"Tuh kan gak diangkat!"
"Coba telpon lagi..."
Dengan sebal, nancy menelpon vernon lagi.
"Halo, iya kenapa dek?"
"Katanya lo mau jemput?! Ah gimana sih?!"
"Eh yaampuuunn lupa sumpaaahh!!!"
"Tuhkan au ah! Sekarang lo dimana emang?!"
"Maap maap, lagi nemenin boo nyari kado buat emaknya,"
"Au ah sebel banget gue ude nunggu dari tadi!"
"Iya maaapp... Ini gue kesana ya okey? Jangan ngambek lagi. Tunggu aja di pos sama mang ujang ya?"
"Hmmm..."
PIP!
"Udah? Gimana neng?" tanya mang udin.
"Dia lagi jalan sama kak seungkwan beli kado," jawab nancy masih ketus.
"Vernon ama seungkwan kayak orang pacaran ih lama-lama. Iya gak tuh, jang?" tanya mang udin ke mang ujang.
"Hooh euy, dari dulu aja bedua mulu. Homo eta?" saut mang ujang.
"Aduh nancy, abang kamu teh maho sama si seungkwan?"
"Ih enak aja ya mang kalo ngomong?! Amit-amit dah! Naudzubillah..." si nancy sibuk komat-kamit gegara lambenya mamang-mamang penjaga sekolah dia.
Bapak-bapak penjaga sekolah itu masih aja rumpiin masalah vernon-seungkwan bikin nancy jengkel sendiri. Enak aja gosipin abangnya sama si buntelan lemak! Gitu gitu juga nancy sayang sama abangnya itu.
Gak lama kemudian datanglah yang sedang dibicarakan. Dengan mobil putih kinclongnya, sang empu mengklakson beberala kali dengan nyaringnya.
"Nah itu dia si pernon," celetuk mang ujang.
"Dek maapin ya lama," ucap vernon melas saat turun dari mobil.
Nancy mendengus dan masuk ke mobil begitu saja, menghiraukan sang kakak.
"Yah elah ngambek," gumam vernon.
"Yaudahlah, mang pamit yow.. Makasih dah nemenin nancy," pamit vernon sambil menepuk bahu para penjaga sekolah.
"Siap atuh~"
Dan vernon pun melajukan mobilnya.
Selama perjalanan, nancy masih enggan untuk membuka suara. Wajahnya dialihkan ke jendela.
"Dek, maafin gue napa... Jan cemberut terus dong," ucap vernon sambil menyetir.
"Bodo. Pacaran aja sono terus ampe lupain gue," sungut nancy.
"Siapa yang pacaran astaga deeekkk???"
"Ya elu lah ama ka seungkwan. Siapa lagi emang?!" ketus nancy sambil menaikkan intonasinya.
"yEKALI GUE PACARAN AMA BUNTELAN KENTUT MACEM DIE?!"
"KOK NGOMONGNYA JADI GALAKAN ELU SIH?!"
Vernon pun membungkam mulutnya dan tersadar, "iya iyaa.. Maap."
"Ck!" decak nancy lalu melipat kedua tangannya di dada.
"Kita mekdi dulu ya? Tapi maafin gue..."
"...."
"Lo boleh nambah sesuka lo."
"...."
"Pulangnya beli chatime."
"...."
"Hhhh, tar malem gue yang traktir di rumah makan bundonya baejin."
Gadis cantik itu langsung menoleh dengan mata yang disipitkan.
"Bener ya?!"
"Iyaaaa..." jawab vernon malas.
"Okesip, buruan ke mekdi! Biar pulangnya sempet mampir beli chatime. Buruaaaannn!!!!"
"Iya nyonyaaa..."