ㅡ35

7K 1.6K 1K
                                    

jeno berteriak kesakitan saat pisau itu menusuk punggungnya. jeno berlutut menahan sakit, sedangkan orang yang menusuk jeno malah memperdalam pisau itu ke punggung jeno.

"stop!" pekik jeno

"lo kira gue bego ya? lo pikir hanya dengan ucapan turut berduka, lo bisa buat gue senang lagi?"

semakin dalam tusukannya, semakin tubuh jeno melemah. darah sudah menembus bajunya. bahkan mulutnya pun mengeluarkan darah.

sedangkan yang lainnya hanya bisa melihat mereka berdua dengan mulut terkunci. mereka ingin membantu, sayangnya sekali mereka bergerak mereka yang akan kena.

"gue bukan perempuan bodoh, jen. lo yang bodoh." ucapnya

"maksud lo apaan?" tanya jeno sekuat tenaga

"maksud gue? ngebunuh lo lah. dan juga sahabat sampah lo itu."

"jahat lo, anjing."

"jahat? lo yang lebih jahat."

ia menendang punggung jeno hingga jeno tersungkur ke lantai. tangan jeno berusaha untuk melepas pisau itu dari punggungnya, tapi orang itu menahan tangannya jeno.

"go on and try ahead. pisaunya udah sempurna sama lo. lebih sempurna lagi kalau sahabat-sahabat lo juga merasakan hal yang sama kaya lo." ucapnya

klik.

hanya dengan sekali jentikan jari, ular-ular yang melilit di leher mereka berenam langsung menggigit leher mereka sambil terus menguatkan lilitan di lehernya.

orang itu mengambil tongkat api yang berada di dinding lalu membakar rantai besi yang mengikat tangan nancy. nancy langsung berteriak kesakitan setelah panas api mengenai kulitnya.

selanjutnya ia membakar rantai besi yang mengikat tangan jinyoung. jinyoung menahan teriakannya sambil terus menengok ke sebelahnya. tempat yang seharusnya orang itu berada.

lagi, ia membakar rantai besi yang mengikat tangan hyunjin. hyunjin langsung menendang kakinya hingga ia jatuh bersebelahan dengan jeno.

"bangsat." desisnya.

"lo yang bangsat, pelacur." kata hyunjin

bukannya menyerah, ia tetap melanjutkan aksinya. kini sasarannya adalah siyeon.

"stop! kalau lo mau nyakitin siyeon, sakitin gue dulu!" ucap jeno

ia tersenyum sinis lalu menaruh tongkat apinya ke tempat semula. ia menghampiri jeno dan mengangkat baju jeno hingga jeno berdiri.

"uuuhhh kalau lo mau nyakitin siyeon, sakitin gue dulu." ledeknya dengan nada yang dibuat-buat.

jeno menatap tajam orang yang di belakangnya ini. orang itu menarik pisau di punggung jeno lalu menyayat pipi jeno perlahan.

"darahnya mengalir, dan terus mengalir seperti sungai." ucapnya tenang.

"udah. jangan lagi." isak siyeon

dengan tenaga yang tersisa, jeno menendang tulang kering orang itu dan merebut pisau dari tangannya. kaki kiri jeno menahan tangan orang itu,

meskipun jeno sadar kalau orang di hadapannya ini seorang perempuan.

"cukup. lo keterlaluan, saeron." ucap jeno murka.

saeron mencoba berdiri, tapi kaki kanan jeno langsung menginjak perut saeron hingga saeron terbatuk-batuk.

"ga nyangka ternyata lo busuk. nyesel gue deketin lo sama renjun dulu." ujar jeno

"lo yang busuk, brengsek. waktu renjun sakit, lo kemana? lo cuma nunggu kabarnya dari gue. gue yang ngurus renjun, gue yang nemenin renjun-"

"tapi lo yang bunuh renjun."

"bukan gue! bukan!"

saeron berteriak kencang hingga jeno menutup kedua telinganya dan yang lainnya menaikkan bahunya. saeron masih berteriak kencang hingga cahaya itu semakin terang.

"jeno, sebutin nama pengutuknya!" seru hyunjin

jeno menggeleng dan masih berusaha menahan diri agar tidak terkecoh dengan teriakannya saeron. karena teriakan saeron, telinga jeno sedikit berdengung.

itu kelemahan jeno.

saeron langsung mengigit betis jeno hingga jeno melompat. saeron berdiri dan berlari ke arah cahaya itu berada. tapi jeno langsung menahan tangan saeron dan menghempaskan saeron dengan kasar.

tapi saeron masih bisa menahan tubuhnya. saeron langsung mencekik leher jeno hingga jeno kesulitan bernafas.

cahaya itu tiba-tiba mulai meredup. jeno tau, cahaya itu titik finishnya. kalau cahaya itu menghilang, tandanya ga akan ada jalan yang bisa membawanya dan yang lainnya keluar dari dunia ini.

jeno menendang kaki saeron lagi dan jeno pun terjatuh. oksigen di ruangan terasa seperti menipis. jeno pun berteriak dengan tenaga yang tersisa.

"kim saeron, lee seoyeon, na jaemin!"

selanjutnya, cahaya itu menjadi terang hingga menyilaukan mata jeno.

•••

udah udah ini updatean terakhir
aku istirahat dulu wkwkwk

mampir kuyyyyy

[1] ular tangga +00line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang