ㅡ2

13K 2.6K 618
                                    

mereka berenam lari bareng-bareng ke icu. ga peduli mereka mengganggu orang yang masih tidur atau ga. yang mereka pedulikan adalah sahabatnya.

sampai akhirnya mereka menemukan saeron yang lagi senderan di dinding sambil nangis. eunbin, siyeon dan hina langsung lari ke saeron terus nangis bareng-bareng.

"renjuuuunnnnnnn." isak saeron

"sabar saeron, sini duduk dulu." ajak eunbin

siyeon dan eunbin ngebantuin saeron jalan ke tempat duduk soalnya saeron udah lemes banget. setelah saeron duduk, baru mereka siap dengerin ceritanya.

"sekarang renjun mana?" tanya jinyoung

"udah di kamar mayat." isak saeron

"jaem, lo temenin gue kesana." ujar jinyoung dan disetujui jaemin.

"gue beli air putih buat saeron dulu." ucap jeno

jaemin dan jinyoung pergi ke kamar mayat sementara jeno ke kantin. hina masih berusaha nenangin saeron. eunbin menggenggamn tangan saeron erat. siyeon meluk saeron dari samping.

"udah siap ceritanya?" tanya siyeon

"waktu tadi kita ngumpul di rumah pohon, gue kan tiba-tiba pergi. itu karena pihak rs nelpon ke gue kalau renjun tiba-tiba aja ngedrop. gue langsung kesana. untungnya kondisinya normal lagi."

saeron nangis lagi.

"gue pulang ke rumah jam dua belas malam. baru gue tidur tiga jam, gue dapat telpon lagi dari pihak rs kalau kondisi renjun ngedrop lagi. gue balik lagi kesini. tapi pas gue sampai disini, renjun udah gaada."

setelah saeron selesai cerita, jeno datang. ia langsung ngasih air minum ke saeron dan saeron minum airnya sampai habis.

"guys, gue tadi ngedengar sesuatu."

"apa?"

"kalau ke-"

"wOYY BURUAN SINI SEMUA! MAU DIKLARIFIKASI!" seru jaemin entah datang darimana.

---

suasana di rumah renjun dilanda oleh kesedihan yang benar-benar mendalam. keluarga renjun tak bisa berhenti menangis melihat renjun yang sudah tak bernyawa di hadapan mereka.

saeron juga masih menangis daritadi. berkali-kali ia juga pingsan. benar-benar kematian yang aneh.

menurut apa yang tadi dokter jelaskan, renjun sempat bangun dari komanya saat saeron pulang ke rumah. kurang lebih lima menit sesudahnya. tiba-tiba kondisinya ngedrop. kamera cctv juga ditutup sehingga mereka tidak tau apa penyebabnya.

dan dokter menyimpulkan kalau kematian renjun di sebabkan karena kekurangan darah akibat aksi bunuh dirinya itu.

"ron, ga baik lo nangis kaya gini terus. lo memperhambat kepergian renjun." ucap hina

"gue ga bisa ngerelain dia secepat itu! gue sayang sama dia!" seru saeron sambil sesegukan.

"takdir bukan kita yang nentuin, saeron. semuanya udah diatur."

"lo gausah sok nyeramahin gue mentang-mentang lo ranking 1!"

jeno langsung kicep di tempat setelah saeron ngebentaknya. siyeon ngelus-ngelus bahunya jeno, berusaha sabar.

"bukannya gue sok gaya, tapi gue juga sedih karena sahabat gue pergi! kita ada di situasi yang sama! gue nenangin lo supaya renjun ga sedih disana!" bentak jeno

"jeno!" seru siyeon

"plis jangan ribut. kita sama-sama sedih, tapi kita juga harus bisa ngerelain renjun." ujar jaemin

saeron menatap kesal ke arah jeno. begitu juga jeno yang menatapnya kesal. saat itu juga tangisannya jeno pecah di pelukannya siyeon.

"gue kebelet. hin, temenin dong." ucap eunbin

"ayo." balas hina

eunbin dan hina pamit untuk ke toilet. diam-diam jinyoung mengikuti mereka. tapi jinyoung bukan ke toilet. jinyoung malah belok ke arah kamarnya renjun.

jinyoung masuk ke dalam kamarnya renjun. jinyoung bisa ngerasain ada yang menerpa kulitnya. lalu jinyoung melihat keluar lewat jendela kamar renjun.

"yaampun!"

mata jinyoung langsung berkedip berkali-kali. memastikan kalau apa yang ia liat diluar sana cuma halusinasi. tapi apa yang ia lihat disana sama aja seperti sebelumnya.

ia belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.

"renjun kok dicekik sama dia?"

•••

renjuuunnn😭😭😭

[1] ular tangga +00line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang