ㅡ33

6.9K 1.6K 325
                                    

memisahkan diri dari yang lain ternyata jauh lebih sulit. banyak cara di dalam otak mereka supaya mereka bisa sampai di titik terakhir, hanya saja jalan yang harus mereka lewati itu rumit.

terlalu banyak sekat. mirip kaya labirin.

yang lebih sulitnya lagi itu tak ada satupun petunjuk yang dapat mengantarkan mereka ke titik finish. mereka harus menyelesaikannya sendiri.

jeno yang sedaritadi berlari entah kemana itu akhirnya berhenti setelah ia yakin kalau para dedemit itu udah ga ada.

ga ada minum.

ga ada petunjuk.

tempat ga jelas.

"hyunjoon, lo bisa jawab pertanyaan gue ga?"

krik.

jeno ngomong sama angin lewat.

jeno mendengus kesal terus mengacak rambutnya. beneran ga ada bantuan. terus gimana mereka mau keluar? yang ada cuma muter-muter tempat itu aja kali.

sama halnya dengan jeno, jinyoung ngomong sendiri di depan cermin yang ia temukan menempel di dinding.

"gila udah berapa abad gue ga mandi?" gumam jinyoung

jinyoung ngacak-ngacak rambutnya sambil nyium bajunya. bau. iyalah, selama dia di dunia lain dia ga mandi.

mata jinyoung tiba-tiba melotot saat melihat pantulan dirinya dari cermin. seharusnya pantulannya adalah jinyoung yang sedang mengangkat satu tangannya sambil nyium ketiaknya.

tapi pantulannya adalah eunbin yang lagi ngeliatin jinyoung.

jinyoung buru-buru nurunin tangannya. sekarang tangannya menempel di cermin seolah-olah ingin menggapai tangan eunbin.

"b-bin." panggil jinyoung gelagapan

eunbin menatap jinyoung sedih, tatapannya menyampaikan sesuatu yang sayangnya jinyoung ga ngerti maksudnya.

selanjutnya eunbin berbalik membelakangi jinyoung dan berjalan menjauhi jinyoung.

"bin, lo mau kemana?" tanya jinyoung serak.

meskipun jinyoung memanggil namanya, eunbin ga jawab dan nengok sekalipun. eunbin masih terus berjalan, seperti memberi tahu jinyoung bahwa ia telah pergi meninggalkannya.

"kembali, bin. kita udah mau menang." ucap jinyoung

"bin!"

dan eunbin pun menghilang dari pandangannya jinyoung. walaupun sebatas lewat cermin, jinyoung merasakan kalau eunbin ada di hadapannya.

tangan jinyoung mengepal lalu memukul cermin itu hingga pecah. udah pasti tangannya berdarah karena ada pecahan kaca yang masuk ke dalam kulitnya. nafasnya memburu.

---

"yeon, udah. lepasin gue. kita harus berpencar."

jaemin ga maksa siyeon buat ngebantuin dia untuk berjalan. siyeonnya terlalu keras kepala ingin membantu jaemin.

siyeon mengabaikan ucapannya jaemin dan terus berjalan sambil memapah jaemin.

"dengerin gue, yeon." kata jaemin

"ga. pokoknya kita bakal sampai di titik finish barengan." ucap siyeon

"kalau hina liat, lo bisa diamuk loh." canda jaemin

"emangnya ga boleh ya?"

siyeon berhenti berjalan lalu melihat ke jaemin. jaemin udah berubah. wajahnya mulai pucat. keringat dingin terus bercucuran.

siyeon menyandarkan jaemin ke dinding lalu menaikkan celana panjang jaemin sampai lutut. kaki jaemin totally warna biru. jaemin udah ga ngerasa punya kaki.

"lo cewe, yeon. tenaganya kalah sama cowo. biarin gue disini aja. selamatkan yang lainnya." ucap jaemin

"ga bisa, jaem. gue ga mau ada yang mati lagi. masa lo juga mati setelah hina?" ujar siyeon

"masih banyak jalan yang harus lo lewatin disini. lo ga bisa terus-terusan mapah gue, yeon." balas jaemin

"lo mau selamat kan? kenapa lo menyerah?" tanya siyeon

jaemin menghela nafas dan menggeleng. semuanya udah terlanjur. bagian tubuh jaemin yang di bawah udah menghilang. bagaimana jaemin bisa membawa tubuhnya ke titik terakhir?

"lucu ya mantan gue." kekeh jaemin

"bangsat." desis siyeon

jaemin terkekeh. lalu siyeon kembali berjalan dengan jaemin yang tenaganya mungkin tinggal sedikit.

---

nancy berhenti berlari setelah dikira ia sudah jauh dari hyunjin. nancy menyandarkan tubuhnya pada dinding. ia menghela nafasnya panjang.

tangannya melepas kapas yang menutupi bekas lukanya lalu membuang kapasnya. ia meringis saat tangannya menyentuh bekas lukanya.

nancy tersenyum. entah kenapa ucapan spontannya tadi pada hyunjin membuat hatinya lega. seperti nancy menyadari semua kesalahannya.

nancy senang akhirnya hyunjin mau bicara dengannya setelah sekian lama. apakah itu tandanya hyunjin sudah memaafkannya?

atau apakah itu tandanya hyunjin senang bahwa nancy tersakiti?

senyuman nancy langsung luntur. kali ini ia menyesal ngomong begitu sama hyunjin. bisa aja ucapannya itu malah membuat dirinya makin terlihat buruk di mata hyunjin.

entahlah.

saudara tirinya itu rumit.

---

setelah berpisah dari jeno, seoyeon pergi ke sembarang arah. ga ada petunjuk arah, meskipun api menyala juga seoyeon ga tau lagi dimana.

kalau dihitung, udah sepuluh menit seoyeon pergi. tapi ia tidak merasa ada tanda-tanda kejanggalan. mungkin para dedemit itu udah berhenti mengejarnya. atau mungkin mereka mengejar ke arah jeno.

waktu seoyeon lagi nengok ke sebelah kanan untuk memastikan bahwa jalannya aman, seoyeon melihat seseorang yang sedang berdiri membelakanginya. postur tubuhnya seperti laki-laki.

"anjir, itu setan ya?" batin seoyeon

seoyeon mundur ke belakang pelan-pelan supaya cowo atau setan itu ga menyadari kehadirannya.

pletak.

ternyata sial. seoyeon menginjak sebuah ranting yang ga tau kenapa bisa ada disitu. suaranya membuat orang itu nengok ke belakang.

"hyunjin?!" pekik seoyeon

cowo itu ternyata hyunjin, bukan setan. seoyeon kaget plus bingung kenapa hyunjin bisa ada disini. bukannya waktu itu hyunjin menghilang?

tapi yang bikin kaget lagi, hyunjin ada di situ sama saeron. hyunjin terlihat seperti memegang sesuatu.

awalnya seoyeon mau kabur karena teringat kalau ia tidak boleh pergi bersama orang lain. tapi hyunjin dan saeron malah menghampirinya duluan.

"sorry, gue ganggu kalian berdua." kata seoyeon

seoyeon menunduk sambil berjalan mundur. seoyeon takut soalnya hyunjin ngeliatin dia ga biasa. kaya mau diterkam.

"gue nemu ini barusan." ucap hyunjin

hyunjin menunjukkan sebuah kertas foto pada seoyeon. foto itu menunjukkan ada tiga orang di dalamnya. meskipun fotonya buram, seoyeon yakin orang itu adalah dirinya, sunwoo, dan renjun.

seoyeon lupa kapan tepatnya foto itu diambil. dan ya seoyeon rindu masa-masa tinggal di rumah lamanya.

tapi yang membuat seoyeon bingung, kenapa ada huruf s di pojok kertas foto itu?

"sunwoo atau seoyeon?"

"tes."

•••

sedikit lagi koookkkk
aslinya aku mau masukin foto edit sunwoo seoyeon renjun
cuma ntar ga menjiwai cerita m/t wkwkwkwkkwkwkwkw
aku malu

[1] ular tangga +00line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang