Chapter 1

14.2K 284 0
                                    

Happy reading!

Kriing! Kriing!
Seorang gadis cantik duduk di kursinya dan mulai mengatur nafasnya yang tidak teratur akibat berlari dari gerbang menuju kelasnya. Dan ketika sampai di kelas, bel berbunyi.

"Telat lagi lo, Mit?" Dua orang gadis berkerudung menghampiri gadis tadi.

"Iyaelah. Begadang gua semalam, marathon drakor." Jelas gadis itu sambil nyengir kuda.
"Gila lu! Untung pelajaran pertama kita free."

"Seriusan lo, Han?! Ah! Sebel gue! Udah lari kayak di kejar anjing, nyampe sini ternyata free."
"Daripada lo di tahan pak satpam? Lo mikir aja, Mit!"
"Iya juga sih."

"Han, Mit, mending kita kantin aja yuk! Laper nih,"
"Yuk, yuk!"

🍁🍁

Mita, Hanny, dan Zahra, tiga sekawan itu memasuki kantin yang sepi karena kelas lain sudah memulai pelajaran mereka. Mereka memilih tempat duduk di bagian pojok kantin.

"Pada mau pesen apaan nih? Biar gua yang pesenin," Ucap Zahra.
"Gua roti bakar keju sama susu putih hangat ya, Zah." Ujar Hanny sembari memberikan uangnya.
"Gue roti bakar coklat sama susu coklat hangat, Zah." Ujar Mita sembari memberikan uangnya juga.
"Sip dah," Zahra segera pergi untuk memesan pesanan mereka.

"Oiya, lu udah tau berita baru kagak?" Tanya Mita pada Hanny.
"Berita apaan nih?"
"Gua denger, ada guru baru. Kayaknya sih cowok, soalnya murid-murid cewek pada heboh."
"Ah, paling juga udah nikah. Gua males ah, entar di kira pelakor lagi."

"Yaelah lu, Han. Siapa juga yang nyuruh lu ama tu guru baru. Aneh lu!" Mita mencubit tangan Hanny dengan gemas.

"Sakit, somplak!" Hanny mengusap tangannya yang memerah, sedangkan Mita hanya tersenyum tanpa dosa.

"Nih," Zahra datang dengan pesanan mereka.
"Oiya, Zah, tadi pagi lu di antar pake mobil. Mobil siapa?" Tanya Hanny tiba-tiba. Wajah Zahra seketika memucat.

"Ah, ohh! Itu...itu keluarga gue! Ya, keluarga gue dari Jawa!" Jawab Zahra gugup. Mita menatap Zahra dengan intens seakan mencari kejujuran di wajah sang sahabat.

"Lu bohong kan?" Tanya Mita.
"Enggak! Yaelah lu...lu ngak percaya sama gue, Mit?" Masih dengan kegugupannya. Dan Mita semakin yakin, bahwa Zahra berbohong.

"Zah, lu jangan main rahasia-rahasiaan dong ama kita! Kita sahabat lu kan? Masa lu ngak mau cerita sama kita?" Ujar Hanny. Zahra menghela nafas. Ia tidak bisa berbohong pada dua sahabatnya ini.

"Tapi...gue takut jujur... Kita baru aja duduk di kelas dua belas, gue takut...gue di keluarin dari sekolah..." Jelas Zahra. Air mata mulai mengalir di pipi gadis cantik itu.

"Jangan nangis, Zah! Kalau lo jujur, kita bakal terus di samping lo buat jagain lo dari apapun! Kita sahabatan dari SMP, Zah! Lo masa ngak percaya sama kita lagi?" Ucap Mita sembari mengusap tangan Zahra.

"Bukan gue ngak percaya sama kalian...gue cuma takut sama kejujuran ini, Mit... Gue takut buat masalah dan bikin orang tua gue kecewa..."

"Apa? Makanya lo jelasin ke kita biar kita bisa bantu!" Ujar Hanny.

"Gue...gue dah nikah." Ucapan Zahra membuat Mita dan Hanny terkejut. Mereka hampir saja berteriak sebelum mereka sadar dimana mereka sekarang.

"Lo bercanda kan, Zah? Lo bohong kan sama kita? Ngak lucu, Zah, sumpah!" Mita dan Hanny tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Zahra.

"Gue emang suka bercanda sama kalian. Tapi ini serius. Gue takut ada yang tau dan akhirnya gue di keluarin dari sekolah. Orang tua gue bisa kecewa karena mereka juga bilang untuk nyembunyiin ini dari siapapun." Jelas Zahra, masih dengan berurai air mata.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang