Chapter 13

3.9K 123 0
                                    

Happy reading!

1 tahun kemudian,
"Guys, kantin yuk! Laper nih!" Zahra mengusap perutnya yang rata.
"Yaelah lu, Zah. Lu makan mulu. Lu hamil ya makanya makan banyak?! Iya?!" Selidik Hanny.

"Enak aja. Gue mana bisa hamil, orang mas Zaidan gak pernah nyentuh gue lebih kok. Dia kan janji sama gue."
"Syukurlah. Takutnya aja lo udah isi, padahal kita baru aja kuliah."
"Enggak lah. Ayo ke kantin! Perut gue uda demo ini!" Zahra, Hanny, dan Mita segera menuju ke kantin kampus.

Saat ini, mereka sudah masuk perguruan tinggi. Dan sebentar lagi mereka akan melanjutkan ke semester berikutnya.

"Hai!" Seorang laki-laki menyapa mereka dengan tiba-tiba.
"Jery!" Seru ketiganya. Ya, mereka kembali berada di satu sekolah yang sama.

"Pada mau ke kantin ya? Gue ikut dong..." Rengek Jery.
"Ayo! Kita sobih kan?" Mereka berempat segera menuju ke kantin bersama. Sesampainya di kantin, mereka menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Jery ada bersama mereka. Kenapa begitu? Jadi begini, Jery adalah salah satu junior yang paling diincar oleh banyak senior-senior cewek karena ketampanannya.

"Gue yang pesenin, kalian tunggu di sini." Ujar Jery.
"Gue nasi goreng ya, Jer, sekalian sama air mineralnya. Terima kasih." Zahra memberikan uangnya pada Jery.
"Gue mie goreng sama es teh ya, terima kasih." Mita memberikan uangnya juga pada Jery.
"Gue samain kayak Mita ya. Thanks loh, Jer." Hanny juga memberikan uangnya.

"Oke siap! Di tunggu ya nona-nona." Jery segera pergi untuk membeli pesanan mereka.
"Jery dari SMA baik banget sama kita ya?" Ujar Zahra.
"Kayaknya bukan kita deh, Zah."
"Maksud lo, Han?"
"Enggak, gue sama Mita ngerasa kalau dia naruh hati sama lo, tapi dia pengen bikin gue sama Mita luluh dan nerima dia buat jadi kekasih lo suatu saat."

"Ya tapi kan gue udah marriage. Gue gak mungkin dan gak akan pernah mau pacaran sama dia."
"Ya tapi kan dia gak tau kalau lo udah nikah sama pak Zaidan, Zah."
"Iya juga sih..."
"Udah, udah, biarin waktu berjalan aja. Siapa tau dia bakal ngelupain lo."

😘😘

"Kak....sakit.... Lepasin aku, kak...." Gadis berhijab itu terus memohon pada seniornya untuk berhenti menyiksanya.
"Makanya, lo kalau gue perintah lo nurut!" Bentak senior itu sambil terus menyiksa fisik gadis itu.

"Lepaskan dia!" Seorang laki-laki menghentikan perbuatan senior perempuan itu.

"Jery?! Hai, sayang!" Senior yang awalnya tadi terlihat kejam langsung berubah menjadi sangat baik. Wajahnya menampilkan senyum yang sangat manis. Ia melenggokkan tubuhnya menghampiri laki-laki itu.

"Stop! Jangan mendekat! Kalau lo masih mau aman, jangan mendekat!" Jery mengacungkan telunjuknya pada senior itu. Setelah itu, ia bergegas menghampiri gadis berhijab yang meringkuk dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Jihan, ayo bangun! Kita pergi dari sini ya," Ucap Jery pada gadis itu. Dengan patuh gadis itu berdiri.
"Jery, kenapa kamu bantu cewek kuno itu sih!" Bentak senior tadi.
"Kalau gue tau lo bully Jihan lagi, lo gak akan aman di tangan gue, kak! Camkan itu!" Ancam Jery. Ia dan gadis berhijab tadi segera pergi dari gudang tersebut.

"Jihan, lo gak apa-apa kan?!" Mita, Hanny, dan Zahra segera menghampiri Jihan dan Jery.
"Iiiyyaa...gue...gue gak apa...-apa... Terima kasih kalian...sudah bantu gue..." Jihan terisak. Mita, Hanny, dan Zahra segera memeluk Jihan.

"Sekarang kita temen ya? Lo gak boleh kemana-mana tanpa kami." Ucap Zahra.
"Iya, terima kasih sudah mau temenan sama gue. Tapi...apa kalian gak malu temenan sama gue? Gue itu...."

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang