Happy reading!
Hanny, Zahra, dan Mita saat ini sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan besar di Jakarta. Rencananya, mereka ingin membeli baju untuk persiapan pernikahan Mita yang akan terlaksana sekitar 2 minggu lagi.
"Itu bagus tuh yang warna biru!" Tunjuk Zahra pada sebuah gaun pesta berwarna biru laut.
"Tema nikahan Mita apa sih, Zah? Warna navy putih kan?" Ujar Hanny bosan."Ya tapi kan sama-sama biru, Han...."
"Aish! Ngak! Buang duit aja lu! Tuh ada yang bagus! Sesuai sama kemauan kita!" Tunjuk Hanny pada sebuah gaun pesta berwarna navy dan putih."Ih! Bagus nih!" Zahra memegang gaun tersebut dengan hati-hati.
"Ehh! Lu pada ngak boleh megang! Ini sudah jadi punya gue!" Mereka bertiga menoleh kearah samping dimana berdiri seorang wanita cantik yang tadi melarang Hanny untuk menyentuh gaun pesta.
"Eh! Kita ya yang liat gaun ini pertama!" Sahut Zahra ketus.
"Heh miskin! Punya uang dari mana lo buat beli gaun mewah gitu hah?! Jual diri lo!" Bentak wanita itu tak mau kalah sambil menarik ujung kerudung Zahra."Zahra! Woy! Lepasin!" Mita dan Hanny mencoba melepaskan tangan wanita itu dari kerudung Zahra.
"Lepaskan!" Seseorang melepas paksa tangan wanita itu dari kerudung Zahra.
"Jery?!"
"Siapa lo?! Ohhh....pahlawan cewek ini hah?!" Bentak wanita itu pada Jery."Dia cewek gue. Lo ngak berhak buat nyakitin dia!" Ucapan Jery berhasil membuat Zahra, Mita, dan Hanny terbengong mendengarnya.
"Ohhh lo cowoknya...lumayan lah untuk cewek dekil kayak dia." Ucap wanita itu sinis."Jaga ya, ucapan lo! Cewek gue ini bahkan lebih baik dari lo! Pergi lo dari sini! Ini toko milik gue, jadi gue berhak ngusir lo dari sini. Pergi!" Bentak Jery pada wanita itu.
"Awas lo!" Tunjuk wanita itu pada Zahra.
"Maaf atas keributan tadi tuan muda," Ujar sang Manager di toko tersebut.
"Bukan salah siapa-siapa, pak Bondan. Oiya, bungkuskan gaun ini untuk....""Jangan, Jer! Kita beli di tempat lain aja. Makasih sudah tolong kita tadi." Ujar Zahra tak enak hati. Jery tersenyum lalu menggeleng, "Ngak apa-apa, Zah. Mau buat siapa aja? Biar anak buah gue yang ambilin." Ujar Jery.
"Jangan, Jer!"
"Tolong siapkan tiga lembar gaun dengan warna dan ukuran yang saya sesuai dengan mereka ya?"
"Ja...jangan, Jer! Kami...kami cuma mau beli dua...." Ujar Hanny akhirnya.
"Mita ngak beli?"
"Enggak, Jer. Soalnya gue udah beli sendiri." Jawab Mita."Ini tuan muda,"
"Ini, lo ambil aja, ngak perlu bayar."
"Jangan, Jer! Kita bayar aja."
"Jangan, Zah, Han."
"Lo harus terima atau gue ngak akan negur lo lagi!" Ancam Zahra. Dengan berat hati, Jery pun menerima."Kita pergi ya, Jer, mau cari makan. Lo mau ikut?" Ajak Hanny.
"Boleh emang kalau gue gabung?" Tanya Jery.
"Ya boleh lah! Lo kan sohib kita juga! Ya ngak?" Ujar Mita.
"YOI!! AYO!!" Yang awalnya bertiga menjadi berempat. Mita, Hanny, Zahra, dan Jery menuju ke sebuah tempat makan yang ada di sana."Lo emang yang punya toko tadi ya, Jer?" Tanya Mita.
"Nyokap sih yang punya, tapi demi kalian lah gue ngelakuin tadi." Ujar Jery dengan kekehannya.
"Sekali lagi kita berterima kasih sama lo, Jer. Coba aja kalau ngak ada lo, entah gimana nasib Zahra di tangan tante girang itu." Ujar Hanny.Sesampainya di rumah makan, seorang pelayan mendatangi meja mereka dan menanyakan pesanan mereka. Setelah lima belas menit menunggu, pesanan pun datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RandomMenikah muda? Itu impianku. Tapi....kenapa harus sama om-om?!