Chapter 6

4.6K 155 0
                                    

Happy reading!

Minggu, 23 Agustus,
Pernikahan Zaidan-Zahra

Mita, Hanny, Ashad, dan Rafka memasuki ballroom hotel tempat dimana Zaidan dan Zahra melangsungkan resepsi pernikahan. Orang tua mereka berempat asik berbincang di belakang.

"Zahra!" Teriak Mita dan Hanny. Zahra yang merasa di panggil lantas menengok kearah mereka.
"Kyaaa! Kalian datang juga akhirnya!" Zahra, Mita, dan Hanny berpelukan.
"Parah, Zah! Lo cantik banget!"
"Biasa aja kali. Gue mah, dandan biasa aja."
"Ya tapi lo jadi cantik parah, Zah! Pak Zaidan aja sampai ngak bisa ngalihkan matanya! Ya kan, pak?" Mita dan Hanny menggoda Zaidan.

"Buat apa natap yang lain kalau di samping saya ada bidadari?" Zaidan memeluk pinggang Zahra.
"Mas apaan sih? Gombal mulu dari tadi!" Zahra mencubit gemas perut Zaidan.

"Zaidan, Zahra, selamat ya!" Ucap para orang tua.
"Iya, om, tante, terima kasih." Zaidan dan Zahra tersenyum.

"Kerja apa laki lo, Zah sampai bisa ngadain resepsi sebegini mewahnya?" Bisik Hanny.
"Saya CEO di perusahaan Ramadhan. Kenapa? Mau coba kerja di sana setelah lulus kuliah?"
"Pak Zaidan bisa aja. Baru juga kelas dua belas, pak."
"Ya kalau kamu berminat, saya bisa masukkan kamu. Dijamin, saya langsung terima kamu."
"Bener ya, pak? Nanti saya tagih loh!"
"Iya."

"Eh? Kalian ngak makan? Makan yuk, lapar nih!" Zahra menggandeng Hanny dan Mita menuju meja makanan.
"Makan yang banyak ya! Biar gendut." Zaidan mengusap kepala Zahra.
"Kalau aku gendut, mas berpaling nanti!"
"Mau segendut apapun, mas tetap cinta sama kamu." Zaidan mencubit gemas pipi Zahra.

"Ck! Kalau masih lama, kita duluan ya, Zah?"
"Ehh! Jangan! Ayo, ayo! Oiya, mas mau makan? Nanti aku ambilin,"
"Kamu aja yang makan, mas nanti aja. Mau nemenin Ashad sama Rafka dulu."
"Yaudah."

"Gimana persiapan lo, Shad? Hafal ijab qabul ngak lo?" Tanya Zaidan pada Ashad.
"Easy lah!"
"Yaelah belagu amat lu, bang! Hari pertama juga uring-uringan ngak bisa hafalin nama Mita!" Timpal Rafka.
"Bacot lu, Raf!"

"Bang, gue minta umi abi buat lamar doi ya? Gue pengen nikmud juga nih!" Ucap Rafka.
"Serah lu. Lu yang nikah." Jawab Ashad acuh.
"Lo juga udah mapan, Raf. Umi abi ngak akan larang lo asal doi baik." Ujar Zaidan.

"Tapi kan bang Ashad mau nikah bulan depan?"
"Trus kenapa? Kenapa lo ngak minta umi abi untuk bareng aja?"
"Iya juga sih....tapi...gimana ngomongnya?"

"Lo mau gue bilangin ke umi abi?"
"Ngak usah deh. Biar gue sendiri aja. Entar di rumah gue ajak umi abi bicara."
"Bagus lah."

"Gue sendiri jomblo nih....kalian udah pada nikah..." Curhat Hanny sedih.
"Gue belum nikah, Han." Jawab Mita.
"Ya tapi bulan depan sudah sah. Gue? Calon aja ngak ada."

"Han, itu tandanya, Allah masih pengen lo sekolah yang tinggi dan bikin orang tua lo bangga. InsyaAllah, jodoh itu bakal datang dengan sendirinya. Kita selalu berdoa lo dapat jodoh yang terbaik, aminnn..."
"Aminnn..."

"Zah, lo ngak honeymoon?" Tanya Hanny.
"Kan gue sekolah. Kita belum ada enam bulan masuk sekolah, masa gue libur? Dia juga ngak masalah kita ngak honeymoon. Konsekuensi dia nikah sama anak SMA."
"Iya juga sih. Bisa aja waktu libur SMA kalian honeymoon ya?"
"Mungkin."

💍💕

Zaidan membaringkan Zahra di atas ranjang hotel berukuran king size yang akan mereka gunakan malam ini. Gadis muda tersebut sudah memejamkan matanya, dan terlihat dari nafasnya yang teratur menandakan bahwa dia sudah tertidur dengan nyenyaknya. Dengan sabar Zaidan melepas hiasan di kepala Zahra dan mulai membersihkan riasan di wajah gadis itu. Setelah selesai dengan wajah, Zaidan mengambil pakaian Zahra yang ada di koper mengganti gaun dengan piyama tidur gadis itu.

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang