Happy reading!
3 tahun kemudian,
30 Juni,
Beberapa hari sebelum wisuda,"Cuy, kepala gue kok pusing banget ya?" Keluh Zahra pada Mita dan Hanny. Ia mengurut kepalanya.
"Muka lo juga pucat, Zah. Mending, ke klinik kampus aja ya?"
"Enggak, enggak. Gue gak apa-apa kok."
"Lo yakin?"
"Iyaaa..."💕💕
Saat mapel selesai, Zahra segera berlari menuju ke toilet sambil menutup mulutnya. Mita dan Hanny terkejut melihatnya. Mereka segera membawa tas Zahra dan menyusulnya.
"Hoeekk....hoeekk..." Zahra memuntahkan cairan bening dari mulutnya karena ia tidak ada mengonsumsi apapun sejak pagi. Mita dan Hanny yang sudah datang segera mengurut tengkuk dan mengusap punggungnya.
"Zah, lo kenapa? Kita ke rumah sakit ya?"
"Enggak...gue gak apa-apa, kok!"
"Gue telpon pak Zaidan ya, Zah?"
"Jangan! Jangan telpon dia! Jangan beritau dia keadaan gue...."
"Kenapa, Zah? Dia suami lo, dia harus tau keadaan lo!"
"Jangan... Gue janji bakal kasih tau keadaan gue asal kalian gak telpon dia.... Ya?"
"Oke, oke. Kita pulang ke rumah lo sekarang ya?" Zahra mengangguk.💞💞
Sesampainya di rumah Zahra,
Mita dan Hanny segera membantu Zahra untuk ke kamar gadis itu. Tapi, baru saja Zahra duduk di pinggir kasur, ia kembali mual-mual dan berlari menuju ke kamar mandi untuk muntah. Mita dan Hanny kembali menyusul gadis itu untuk membantunya. Setelah baikkan, Zahra kembali di dudukkan keatas kasur dan di selimuti hingga sebatas pinggang."Sekarang, lo sudah bisa cerita keadaan lo?" Tanya Mita. Tak langsung menjawab, Zahra membuka laci nakas dan mengambil sesuatu. Lalu, ia memberikannya pada Mita dan Hanny.
"Lo....lo....Zah, lo..." Mita dan Hanny terlihat sangat terkejut dan shock.
"Iya, seperti yang lo liat di benda itu. Kalau kalian gak keberatan, gue minta temenin kalian ke rumah sakit ya? Entar izin ke mereka kita jalan-jalan. Oke?"
"Iya, Zah."Sesampainya di tempat tujuan, Zahra segera mendaftarkan dirinya. Untung saja sedang sepi, ia tak perlu lama menunggu.
"Zahra Shakila Atmarini." Giliran Zahra yang di panggil untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Mita dan Hanny ikut masuk untuk menemani."Siapa yang akan saya periksa diantara kalian?" Tanya dokter perempuan tersebut dengan ramah.
"Saya," Ujar Zahra.
"Kalian terlihat muda sekali. Terutama kamu yang akan saya periksa. Apa kamu yakin?"
"Saya yakin, dok. Saya sudah periksa pagi tadi." Ujar Zahra sambil tersenyum."Kalian terlihat bahagia. Biasanya, anak muda yang datang kesini malah terlihat takut dan frustasi."
"Buat apa saya takut, dok? Saya sudah menikah. Jika dokter tidak percaya, saya bawa buku nikah saya." Ujar Zahra sambil akan mengeluarkan buku nikahnya dari tas.
"Tidak perlu, saya percaya. Mari, saya akan periksa!" Zahra segera di periksa oleh dokter muda tersebut."Benar sekali hasil testpack itu. Ini, titik kecil ini adalah janin yang kau kandung. Umurnya masih sekitar satu minggu." Dokter tersebut menunjuk sebuah titik berukuran kecil di layar monitor. Zahra menatapnya dengan terharu. Air mata menetes di sudut matanya.
"Dok, tolong di cetak hasil usg nya ya?" Ucap Zahra sambil menyusut air matanya.
"Iya, tenang saja. Kamu masih muda, tapi terlihat bahagia sekali ketika tau bahwa kamu hamil."
"Saya menikah sudah hampir empat tahun, dok. Saya menikah ketika SMA karena perjodohan. Dan sebentar lagi saya akan di wisuda."
"Cerita yang bagus. Berbahagialah. Selamat ya!"
"Terima kasih, dok.""Dan saya doakan, kalian juga menyusul." Ucap dokter tersebut pada Mita dan Hanny.
"Iya, terima kasih, dokter." Ujar mereka malu-malu."Zahra, selamat!" Ketika keluar dari ruang pemeriksaan, mereka berpelukan dengan erat.
"Iya, terima kasih kalian sudah nemenin gue kesini."
"Kita sahabat lo, Zah, kita akan selalu ada buat lo."
"Tapi tolong, kalian jangan beritaukan ini pada mas Zaidan. Gue mau bikin kejutan. Pas wisuda nanti, gue bakal kasih tau dia."
"Sip!""Tapi gue sedih nih..."
"Kenapa, Han?"
"Mas Rafka tugas. Dia gak bisa datang ke wisuda gue...."
"Ya sudah, lo yang sabar. Kan lo gak bisa maksain kak Rafka untuk datang?"
"Iya,""Mending, kita pergi ke mall aja yuk! Gue traktir untuk kebahagiaan gue hari ini!"
"Hore!!"💘💘
Mita tengah duduk bersandar di kepala kasur sambil membaca buku novel tebal di tangannya. Sedangkan Ashad terlihat berbaring di atas paha Mita sambil menonton televisi yang tertempel di dinding kamar.
"Ihhh! Nyebelin banget sihhh!!" Geram Mita. Tanpa sadar, ia menarik rambut Ashad.
"Astagfirullah! Sakit, sayang..." Ashad melepas tangan Mita dari rambutnya.
"Eh?! Maaf, kak! Ini nih, nyebelin banget PHO nya!" Ujar Mita berapi-api.
"Ya tapi rambutku jangan di tarik juga! Sakit."
"Ya, maaf.... Kan aku gak sadar....""Tidak terima maaf."
"Terus aku harus apa?"
"Cium terus minta maaf." Ujar Ashad dengan seringai di bibirnya."Cup. Maaf." Mita mencium kening Ashad.
"Tidak di terima."
"Cup. Maaf, kak..." Mita mencium puncak hidung Ashad.
"Tidak di terima."
"Cup. Kak, aku minta maaf...." Mita mencium pipi kanan Ashad.
"Kembali tidak di terima."
"Terus harus dimana ciumnya?"
"Ada satu tempat penting yang kamu lupakan, sayang."
"Ish! Mesum. Cup. Aku minta maaf." Mita menuruti kemauan Ashad.
"Kurang lama."
"Kak Ashad!"
"Iya, iya... Lucu banget sih!" Ashad mencubit pipi Mita.
"Nyebelin." Mita mencubit dada Ashad."I love you." Ashad mengusap pipi Mita lembut.
"Love you too." Mita tersenyum.🍁🍁
Ashad terbangun lebih dulu dari Mita. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia menahan tubuhnya dengan tangannya yang di tekuk. Ia mengusap lengan Mita yang terbuka lalu mencium bahunya. Gadis itu tak terusik sama sekali dalam tidurnya.
"Kasihan sekali. Kamu pasti capek. Maafkan aku, sayang." Bisik Ashad sebelum mendaratkan bibirnya di pipi Mita. Ashad meraih celananya di lantai lalu mengenakannya. Setelah itu, ia keluar dari selimut dengan perlahan agar tidak menganggu Mita yang masih terlelap. Ia segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan.
Di lain tempat,
Zahra menyentuh hidung mancung Zaidan dengan jari telunjuknya.
"Nak, semoga hidungmu semancung ayah kamu ya? Aminnnn..." Doa Zahra dalam hati. Setelah puas menatap wajah tidur Zaidan, Zahra segera mengenakan bathore yang tercampak di lantai. Setelah itu, ia segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan.🍀🍀
Zahra dan Hanny menatap Mita yang terlihat berseri-seri wajahnya hari ini.
"Mit," Panggil Hanny. Mita yang tengah membaca buku novelnya hanya mengangkat dagunya.
"Lo bahagia banget hari ini. Menang arisan lo?"
"Enggak lah! Ngaco lu!"
"Ini....persis waktu gue...." Zahra menghentikan ucapannya, membuat Hanny gemas karena penasaran.
"Waktu apa, Zah?! Lo jangan bikin gue penasaran deh!""Waktu gue gol sama mas Zaidan." Ucap Zahra pelan.
"Somplak lo, Zah! Astagfirullah! Sabar, Han...sabar..." Hanny mengusap dadanya. Zahra dan Mita tertawa.TBC
Alhamdulillah selesai lagi guys! Tapi maaf ya kalau pendek. Vote nya jangan lupa ya!Salam,
AnnisaTauhidSalam,
Mita, Hanny, Zahra
Ashad, Rafka, Zaidan
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RandomMenikah muda? Itu impianku. Tapi....kenapa harus sama om-om?!