Happy reading!
Dua minggu kemudian,
"Mas," Panggil Zahra pada Zaidan yang tengah membaca sebuah buku di ruang tamu dengan di temani segelas kopi hitam. Ia duduk di samping pria itu."Ada apa, sayang?" Zaidan menutup korannya lalu memeluk bahu Zahra, tangannya ia usap-usapkan pada perut Zahra.
"Mas, temenin Zahra cek yuk! Sebentar lagi jadwalnya." Ujar Zahra sambil mengusap dada Zaidan yang tertutup sweter, membuat ketampanannya semakin terlihat.
"Baiklah. Sekalian mas mau lihat keadaan jagoan kita." Zaidan mengecup perut Zahra.
"Selalu baik anak ayah." Ujarnya. Zahra mengusap rambut Zaidan.😘😘 😘😘
"Zahra Shakila Atmarini." Nama Zahra pun di panggil setelah hampir setengah jam menunggu.
"Mas ikut masuk?" Tanya Zahra saat Zaidan ikut berdiri.
"Yaiyalah, sayang! Buat apa mas kesini kalau gak ikut masuk. Ayo!" Zaidan menarik tangan Zahra dengan lembut.
"Zahra bercanda, mas." Zahra memeluk lengan Zaidan."Permisi, dok," Zaidan dan Zahra masuk kedalam ruangan pemeriksaan.
"Ya, silahkan masuk.... Zaidan?!"
"Friska?!" Zahra menatap bingung pada suami dan dokter yang akan memeriksanya. Mereka terlihat seperti sudah saling....mengenal."Zaidan, i miss you so bad, honey." Dokter tersebut memeluk Zaidan dengan sangat erat. Perempuan itu seperti tidak melihat keberadaan Zahra di sana.
"Friska, lepaskan aku!" Zaidan berusaha melepaskan lingkaran tangan Friska di pinggangnya. Ia menatap Zahra yang diam mematung di tempatnya.
"Kamu tau aku di sini dari siapa? Kamu pasti kangen aku juga, kan, makanya nyariin aku?" Friska berbicara terus menerus, ia tidak membiarkan Zaidan mengucapkan satu kata saja. Zaidan menatap Zahra sendu. Zahra tersenyum saja, tapi kedua matanya berkaca-kaca, dan itu sudah menjelaskan semuanya.
"Lepaskan, Friska!" Zaidan mendorong tubuh Friska dengan kuat hingga membuat pelukannya terlepas.
"Kenapa? Kamu gak kangen aku?" Friska membelai kedua pipi Zaidan. Zaidan menghempaskan kedua tangan Friska dengan kasar. Cukup sudah!
"Friska, dengarkan aku! Aku kesini bersama istriku." Ucap Zaidan. Friska terlihat terkejut. Ia membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat kehadiran Zahra di belakangnya.
"Kamu kan?"
"Zahra, dok, yang dua minggu lalu periksa kandungan kesini." Zahra berusaha tersenyum. Zaidan menghampiri Zahra dan langsung memeluk bahunya."Ini istriku, Zahra." Zaidan memperkenalkan Zahra pada Friska.
"Ini bohong kan? Kamu cuma ngehamilin dia kan? Kamu bohong kan, Zai? Zai, aku cinta sama kamu... Balik sama aku lagi, Zai..." Friska mencoba untuk memeluk Zaidan, tapi Zaidan menjauhkan tubuhnya."Friska, aku kesini karena ingin menemani istriku cek kehamilan. Dan aku tidak tau bahwa itu kau. Aku mohon, bersikap lah profesional!"
"Zaidan, aku masih cinta sama kamu..." Friska bersimpuh di kaki Zaidan. Zahra dengan cepat menarik tubuh Friska untuk berdiri. Tapi, apa yang wanita hamil itu dapatkan? Sebuah dorongan kuat dilakukan Friska hingga tubuhnya tertabrak brankar."Zahra!" Seru Zaidan kaget. Ia dengan segera menghampiri Zahra dan membantunya berdiri.
"Kamu merebut Zaidan dariku! Aku rela tidak menikah di umur segini hanya karena aku ingin menikah dengan Zaidan! Tapi kau merebutnya dariku! Dasar perusak kau! Enyah kau!" Teriak Friska. Zaidan dengan segera melindungi Zahra."Friska, istigfar! Kau tidak boleh seperti ini!"
"Tidak! Tuhan sudah tidak adil padaku! Buat apa aku mengingatnya lagi! Dia membuatmu pergi dari hidupku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage
RandomMenikah muda? Itu impianku. Tapi....kenapa harus sama om-om?!