12. Benarkah?

843 71 22
                                    

Beberapa bulan ini, berat badan Mey sudah menginjak angka normal.
Mey sangat bahagia dengan ini, begitupun guru yang tak pantang menyerah melatihnya hingga menghasilkan hasil yang sangat memuaskan.

Ibunda Mey sangat berterimakasih kepada Pak Bim, yang sangat berjuang atas keberhasilan Mey.

"Nakk Bim tante sangat bangga sama nak Bim, tante ucapin terimakasih banyak"

"Berkat nak Bim Mey sangat bahagia sekarang, berat badan Mey sudah berada didalam level sehat" ucap ibunda Mey.

"Tidak tante, tidak sepenuh nya itu berkat saya, jika saya berusaha tetapi Mey tidak semangat dalam melaksanakan olahraga sehat ini. Mungkin,dia tidak akan seperti sekarang" balas Pak Bim meyakinkan ibunda Mey.

Mey hanya tersenyum melihat mama dan gurunya sedang ikut merasakan kebahagiaan yang ia alami sekarang,
Dia tidak akan merasa sakit hati lagi atas perilaku orang-orang terhadapnya.

Sebenarnya dia bersyukur atas apa yang tuhan berikan kepada tubuhnya, tetapi tidak ada salahnya jika ia ingin lebih baik lagi.

"Tapi Mey, saya masih akan terus mengawasi kamu ya? Dari mulai makan sampai olahraga yang rutin setiap minggu nya agar tubuh kamu terjaga" ucap Pak Bim.

"Hmmm iya Pak siappp!!" Balas Mey penuh semangat.

"Hmm ya sudah tente, kalau begitu Bim ijin pulang dulu" ucap Pak Bim.

Sebenarnya tadi pagi saat Ibunda Mey meneleponnya untuk datang kerumah, Pak Bim sempat akan menolaknya tetapi saat Ibu Mey memberi tahu bahwa anaknya sangat ingin Pak Bim datang, akhirnya Pak Bim memutuskan untuk datang menemui mereka.

Sebenarnya dia sudah merasa canggung sedari tadi, hanya saja ia berusaha bersikap normal kepada ibu Mey dan Mey.

Dia tidak ingin Mey tau tentang perasaan nya,
Dia sangat mengerti bahwa apa yang ia rasakan sekarang sangat tidak layak sama sekali, dia akan dicap sebagai guru yang tidak tahu malu menyukai anak didiknya sendiri.

"Bentar nak Bim, tante mau ngambil sesuatu dulu" ucap Mamah Mey.

Dia langsung pergi menuju dapur dan meninggalkan Mey dan Pak Bim berdua diruang tamu.

"Hm silahkan duduk dulu Pak sambil nunggu Mama" suruh Mey sopan.

"I..iya Mey terimakasih" balasnya.

Keheningan menghiasi keduanya, tidak ada yang berani membuka topik pembicaraan,

Tidak lama kemudian, ibunda Mey datang membawa satu rantang sedang yang entah apa isinya.

"Nahh ini buat nak Bim" sambil menyodorkan rantang tersebut.

"Untuk Bim tante? Ngga usah tante Bim juga kan sekarang mau pulang"

"Ko ngga usah sih, Mey udah siapin ini sebelum nak Bim dateng tadi, katanya nak Bim suka banget sama omelet jadi dia masak buat nak Bim. Sebagai ucapan terimakasih atas kerja kerasnya" jelas Ibu Sarah.

"Baik kalau begitu, saya terima tante maaf jadi ngerepotin" ucap Bim.

"Ahh ngga ngerepotin ini,iya kan Mey"

"Iya Pak ngga repot ko" ucap Mey sambil tersenyum.

"Ya udah kalau gitu tante Bim pamit pulang dulu" ijinnya.

"Ya sudah, hati-hati dijalan ya. Biar Mey yang anter ke depan tante mau lanjutin dulu kerjaan tante maaf ngga bisa nganter nak Bim kedepan"

"Iya tante ngga papa, sekali lagi makasih tante"

"Iya kembali kasih, sayang anterin dulu nak Bim keluar, mamah masih ada kerjaan" suruhnya kepada Mey.

Mey hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.

****

Kini Pak Bim dan Mey berada diteras rumah, selalu saja seperti ini.
Tidak ada yang memulai pembicaraan.

Sampai Mey menguatkan batinnya mengajak seorang guru berbicara.

"Mey jadi inget 8 bulan yang lalu, saat Mey dijatuhkan hanya karena penamilan Mey tidak ada seorang pun yang mau temenan sama Mey kecuali Eca" ucap Mey mengawali pembicaraan.

"Kenapa?? Tidak ada yang perlu diingat lagi, jadi kan itu semua pembelajaran buat Mey agar Mey tidak menjatuhkan seseorang karena penampilannya" balas Pak Bim.

"Sebab Mey sudah tahu rasanya, untuk itu Mey jangan pernah lakuin apa yang pernah Mey rasakan ke orang lain" lanjut Pak Bim.

Mey tersenyum mendengar perkataan gurunya itu.

"Mey ngga akan pernah lakuin itu, Mey tahu rasanya dada Mey sakit banget saat semua orang jatuhin Mey hanya karena fisik Mey, dan Mey saat itu bener-bener sedih, Mey ngga akan pernah biarin orang lain ngerasain yang Mey rasain dulu" balas Mey sedikit lirih.

Pak Bim merasa bangga atas apa yang diucapkan Mey. Bibirnya sudah membentuk senyuman yang sangat indah.

"Saat semua orang tidak memandang kita sebagaimana mestinya maka benar hati kita akan merasa sakit. Tapi, apakah itu alasan kita untuk bersedih?" Ucap Pak Bim.

"Tidak Mey, jangan pernah sia-siakan lagi air matamu untuk hal-hal yang tidak sepatut nya untuk ditangisi" lanjut Pak Bim.

Mey hanya menganggukan kepalanya, sambil tersenyum.

"Oh iya ngomong-ngomong tumben Mey ngga ngajak jalan-jalan biasanya setiap kali latihan nya sukses Mey selalu ngajak saya jalan" ucap Pak Bim.

Modus yak Pakk..

"Kata siapa Mey ngga ngajak Bapak jalan-jalan, besok kita pergi ya Pak mumpung lagi libur" ajak Mey.

"Kemana memangnya Mey?" Tanya Pak Bim.

"Rahasia, pokonya tempatnya Mey yang tentuin, ok?"

"Ya sudah, saya tunggu kabarnya besok"

"Oh iya sekali lagi terimakasih atas omelet nya ya Mey, saya akan habiskan ini dirumah" lanjutnya.

"Harus, pokonya harus dihabiskan" perintah Mey.

"Iya Meyra" balas Pak Bim singkat.

"Ya sudah saya pulang dulu," lanjutnya.
Pak Bim mulai menginjakkan kakinya meninggalkan Mey.

"Iya, hati-hati Pak, sampai ketemu besok" teriak Mey.

.
.
.
"Janganlah terlalu tenggelam dalam kesedihan. Karena Tuhan telah menuliskan kisah yang baru yang lebih baik untukmu" ucap Pak Bim dalam hatinya.

****
Hay..hay.........

Kembali lagi nihh...
Gimana? Gimana???

Ditunggu vote and coment nya yaaaa...
Jangan lupa juga follow author, dan follow Ig author @dindarohayati_26

Oh iya author mau ucapin semangat puasa bagi yang menjalankan.

Semangat! Semangat!😅

Sekali lagi jangan lupa vote dan komen nya..

Cup:*
Dari author😙😙😙

You Are Different [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang