30. Persiapan hari spesial

616 48 9
                                    

Hari ini Mey berencana membeli sesuatu untuk ulang tahun Pak Bim besok. Ia akan pergi ke salah satu Mall yang terletak dijakarta pusat. Mey mulai bersiap.

Mey menuruni anak tangga, ia melihat sang mamah sedang menyiapkan sesuatu di meja makan. Mey mempercepat langkah kakinya, ia memeluk sang mama dari belakang.

"Mamah-nya Mey?" ucap Mey, ia mengeratkan pelukannya.

"Cantik banget anak mamah, mau kemana?"

"Mey mau ke Mall, mau beli sesuatu untuk ulang tahun Pak Bim besok." jelas Mey.

"Yah, mamah ngga bisa nganter. Mamah ada pertemuan sama klien sayang."

"Ngga apa-apa mah."

Mey keluar dari rumahnya setelah pamit tadi kepada mamah-nya. Mey berniat menggunakan angkot saja menuju Mall, karena mobilnya dibawa oleh sang mamah.
Mey berada di angkot sekarang, suasananya cukup ramai. Mey-pun harus berdesak-desakan demi menuju Mall. Tidak membutuhkan waktu yang lama, ia sudah sampai di salah satu Mall yang ada di Jakarta Pusat.

Ketika Mey hendak melangkahkan kakinya, ia teringat momen-momen indah bersama Eca ketika ia bersama-sama pergi ke Mall ini. Sekarang Mey hanya sendiri disini, karena ketidakpekaan dirinya terhadap Eca semuanya jadi hancur.
Mey masuk ke dalam Mall, mencoba langsung mencari toko olahraga yang terletak dilantai dua Mall itu. Ia berencana membeli sepasang sepatu untuk Pak Bim, dan besok ia akan membuatka Pak Bim omelete keju kesukaan Pak Bim.

Mey tiba didepan toko olahraga itu, ia masuk dengan bersemangat mencari keberadaan sepatu yang akan jadi milik Pak Bim nantinya. Hingga matanya tertuju pada sepasang sepatu berwarna biru tua yang terpajang rapi diatas sana.
Mey mencari pemilik toko untuk membungkus yang satu itu.

"Pak, Mey mau yang ini ya." ucap Mey, diangguki oleh pemilik toko itu.

Mey selesai dengan belanjanya, ia berniat langsung pulang dan membungkus kadonya. Namun, ketika ia hendak pergi meninggalkan toko seseorang mencegahnya.

"Mey?"

"Ajun?"

"Ngapain loe disini? sendiri Mey?" tanya Ajun pada Mey, ia menggandeng seseorang. Mey melihat wanita bersama Ajun, wanita berpakaian rapi dan sepertinya lebih dewasa dari Ajun.
Mey tersadarkan dari lamunannya.

"Mey?"

"Hah iya Ajun? Mey sendiri."

"Mey habis beli sepatu buat hadiah Pak Bim." jelas Mey. Ia berterus terang, sebab antero sekolah juga sudah tahu jika dirimya berpacaran dengan Pak Bim.

"Oh, kenalin ini kakak gue. Kak ini Mey yang pernah Ajun ceritain waktu itu." ucap Ajun memperkenalkan Mey pada sang kakak. Mey dengan senang menerima salam dari kakak Ajun.

"Tania." ucap wanita itu memperkenalkan diri pada Mey.

"Mey, kak" balas Mey.

"Oh, jadi ini yang namanya Mey. Cantik ya, ko bisa beda sama yang diceritakan Ajun waktu pertama."

"Kakak!" potong Ajun.

"Itu dulu kak, waktu dia belum.."

"Kurus maksudnya." lanjut Mey terkekeh. Ajun dan Tania ikut tertawa

"Yaudah, gue temenin kakak gue shoping dulu ya Mey. Loe hati-hati."

"Iya Ajun." Mey pergi meninggalkan Ajun dan sang kakak. Ia sedikit aneh dengan sikap Ajun yang sedikit manis padanya, berbeda sekali saat Mey suka pada Ajun.Ia terus dicampakkan oleh Ajun.
Sudahlah itu sudah jadi masa lalu untuk Mey. Sekarang ia hanya fokus pada Pak Bim saja.

You Are Different [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang