Andai saja engkau tau, betapa ku mencinta
Andai saja kau bisa pahami aku takut kehilangan hari indah kita
Bibir ini tak mampu berkata apa-apa
Namun hati terasa kuat saat kau ada
Entah bagaimana aku bisa mengungkap takdir ini
Entah sampai kapan aku menahan rasa cinta di hati
Aku kagumimu, aku juga sungguh sangat ingin kau disisi
Namun entah kenapa hati ini lelah dan tak kuat lagi
Entah kenapa aku sepi sendiri
Jika jalan ini yang terbaik biarkan aku pergi
Namun jika takdir berbeda biarkan aku memilikiAku pernah bermimpi kita bersama
Aku pernah bermimpi kita bahagia berdua
Mungkinkah kau bisa ku miliki seutuhnya?
Mungkinkah kau dan aku bisa menjadi satu dikala suka dan duka
Jika bibir ini tak mampu mengucap sepatah kata, mengapa hatiku begitu yakin denganmu?
Jika hati ini tak mampu memiliki hatimu, mengapa kau selalu ada di mimpiku?
Saat kau berada di sini aku nyaman dalam impianku
Saat ku melihat senyummu ku sudah anggap itu masa depanku
Haruskan aku pergi jika ini bukan kenyataan
Haruskah mimpiku menjadi sirna untuk dirimu yang ku dambakan
Jika tangisku bisa membuatmu bahagia, maka akan ku biarkanKu suka saat melihat senyummu
Namun aku tak mampu membelaimu
Ku rindu akan anggun wajahmu
Namun ku tak sanggup mendekapmu
Cinta ini hanya sebatas mengagumi
Namun aku tak mampu memiliki
Cinta ini sungguh suci
Namun aku hanya bisa berdiam diri
Rasa ini membuatku lelah, dan tak sanggup untuk ku lanjutkan
Rasa ini sangat sulit untuk tersampaikan
Aku pedih tak bisa memilikimu dalam pelukan
Jika bahagia itu bukan dariku aku akan tinggalkan
Ini perjuangan terakhirku, membiarkanmu bahagia bersama yang lain~Irhas Fauzan
*****
Ajun meninggalkan Mey dan membiarkannya masuk kedalam kelas, sementara Mey menghampiri Eca. Eca terlihat sangat sibuk dengan novel baru miliknya, sama sekali tidak sadar sahabatnya baru saja datang. Mey langsung duduk ditempatnya Mey juga menghiraukan keberadaan Eca, hatinya sedang bimbang sekarang dengan pertanyaan yang dilontarkan Ajun tadi.
Mey sesekali melihat Eca, dia ingin bercerita apa yang dia alami sekarang, apa yang membuat ia bimbang seperti ini. Namun sahabatnya itu sedang asik membaca novel barunya dia tidak berani mengganggu sahabatnya itu. Dia memutuskan untuk tidak bercerita sekarang, mungkin nanti, ketika dia sudah menemukan jawaban atas semua masalahnya.Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan meninggalkan kelas dan menuju kantin. Diluar kelas Mey sudah ada Ajun yang menunggu Mey untuk makan siang bersama dikantin, tapi kali ini entah kenapa dengan perasaan Mey, seperti biasa saja dan seperti ada yang hilang dalam dirinya tapi dia tidak mngetahui apa yang hilang itu.
Saat Mey menghampiri Ajun, Mey berusaha untuk memperlihatkan senyumnya. Terlihat diteras depan kelas Mey, Ajun melambaikan tangannya dan Mey membalasnya dengan senyuman. Mereka berjalan berdua menuju kantin, semua pandangan mengarah kepada keduanya disepanjang jalan, mungkin mereka heran mengapa Mey dan Ajun berjalan bersama menuju kantin. Mereka bahkan membicarakan Mey dan Ajun karena yang mereka tau, bahwa Ajun sangat membenci Mey dulu, berbeda dengan sekarang.
Seharian ini, Mey dan Ajun terus bersama. Dari mulai berangkat sekolah hingga pulang kembali ke rumah, tetapi ada yang sedikit aneh dari perasaan Mey.
Mey tidak memperdulikan itu, yang terpenting sekarang adalah Mey bisa dekat dengan Ajun, siswa terpopuler disekolahnya, dan dia juga sudah banyak dikenal. Mey senang dirinya sudah tidak mendapat bullyan lagi dari teman-temannya.Beberapa hari terus berjalan, tanpa ia sadari ada sesuatu yang menghilang dari dirinya. Dia dan Ajun semakin dekat tetapi, perasaannya begitu aneh sekarang. Mey sangat ingin tahu, ada apa dengan dirinya sekarang? Dia juga ingin bercerita kepada sahabatnya Eca, tetapi ia tidak tahu dia harus bercerita dari mana? ia bingung dengan yang terjadi pada dirinya.
Hatinya begitu bimbang, dia merasa kehilangan seseorang dalam hidupnya. Tapi, dia tidak tahu, siapa yang ia harapkan hadir dalam hidupnya? Ajun? bahkan dia sudah sangat dekat dengan Ajun, dia rasa tidak. Mey sama sekali tidak merasakan kehilangan Ajun, lantas siapa yang Mey rindukan?
Suasana kelas sangat ramai, Mey memutuskan untuk menidurkan saja kepalanya diatas meja, ia merasa suntuk sendiri dikelas dia ingin keluar tapi, kakinya malas untuk berjalan.
Ketika dia ingin menidurkan kepalanya, lantas seseorang memberi tahu Mey bahwa ada yang mencarinya diluar. Dia sudah menyangka, bahwa yang mencarinya itu Ajun, dan benar saja Ajun sudah berada diluar kelas, sedang menunggu kedatangan tuan putrinya itu.Dengan rasa malas Mey menghampiri Ajun, dia berusaha menampakan senyumnya. Tanpa bertanya Ajun menarik Mey dan membawanya ke kelas Ajun, dia ingin memperkenalkan Mey kepada teman-temannya. Dia sangat bangga bisa memiliki Mey sekarang,
"Nahh ini pacar gue yang baru, cantikkan?" ucap Ajun,
"Percaya lah gue, urusan cewek loe jagonya Jun" ucap Dito, teman segengnya Ajun.
"Tapi bentar, bukannya nih cewek yang dulu loe siram pake air meneral satu botol ya Jun?" ucap Rafi, sontak semua omongannya itu membuat geng Ajun tertawa hingga terbahak-bahak.
"Alah kampret luh, itu kan dulu. Sekarang dia udah cantik, dan jadi siswi terpavorit diSMA ini. Loe kan tau, Gue selalu dapat yang gue mau" ucap Ajun, membanggakan dirinya.
Mey hanya terdiam mendengar ocehan Ajun dan teman-temannya, dia sangat tidak nyaman dengan mereka, Mey sangat ingin pergi dari sana namun Ajun selalu menahannya, sudah tradisi jika Ajun mempunyai pacar baru akan ia perkenalkan kepada temannya itu.
"Percaya gue sama cowok terkeren diSMA ini mah" ucap Dito,
"Loe ya, seenaknya banget tinggalin Dinda setelah loe dapet semuanya dari Dinda. Ajun, ajun" ucap Rafi, sontak semuanya terfokus pada omongan Rafi.
"Halahhh becanda gue, serius amat" lanjut Rafi,
"Kampret lu, lagian ya Dinda udah kalah saing sama Mey jadi buat cowok kayak gue harus punya cewek yang nomor satu juga disekolah ini" sombong Ajun, semua temannya hanya menganggukan kepalanya saja, mereka tak ingin ambil pusing dengan omongan Ajun.
"Tobat Ajun, loe udah mau lulus masih aja ngurusin kek gituan" ucap Dito, Mey sesekali mengecek handphonenya dia sangat ingin pergi dari sana, tetapi dia bingung apa yang harus ia lakukan.
"Ca loe dimana" -Mey
"Gue dikelas dari tadi, loe yang dimana? -Eca
"Jemput gue, gue dikoridor kelas 11 gue lagi bareng temen-temennya Ajun. Ca jeput gue sekarang cari alesan biar loe bisa bawa gue pergi dari sini, sumpah gue ngga nyaman banget ca" -Mey
Pesan itu hanya dibaca oleh Eca, mungkin Eca berpikir jika Mey sudah melupakan Eca semenjak dekat dengan Ajun. Tapi tiba-tiba saja Eca datang,
"Mey ayo ke kelas, loe tuh ya bukannya kerja kelompok malah nongkrong disini. Liat tuh temen-temen loe dikelas pada marah sama loe" Ucap Eca.
.
.
.
.
.
.
Hay..hay...
ketemu lagi sama akuu....gimana ceritanya? komen yaaa..
jangan lupa divotement nya, jangan sampe lupa pokoknya..hehehee
oh iya, aku mau kasih tau puisi diatas bikinan kak Irhas Fauzan, gimana? keren kan? dia itu Author khusus puisi, kalau mau tau lebih banyak puisinya bisa diliat diakun wattpadnya @Irhasfauzan . keren-keren loh puisinya,ya udah, aku ingetin lagi jangan lupa votmen nya:)
babayy..
cup:*
dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different [TAHAP REVISI]
Ficção Adolescente[Selesai] DiFollow dulu yaaa..☺ . Seseorang bisa saja terlihat sempurna secara fisik. Tapi, tidak semua orang melihat kesempurnaan dari fisik. Mungkin, aku adalah salah satunya. Aku melihat seseorang dari matanya. karena, mata yang akan menjelaskan...