Bagian 15

2.1K 108 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Ana mengerjapkan matanya. Dia pun terbangun dan mendudukkan dirinya dengan menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur. Ana mengambil handphonenya dan mengecek ada notif masuk atau tidak. Ternyata ada pesan chat dari Vita.

'Sorry Vit...Gua gak bis keluar. Mau persiaon buat sidang besok.√√

'Kemana aja loe na?
Jam segini baru bales chat Gua?'

'Gua ngobrol Sam bokap nyokap Gua. Mumpung mereka lagi disini.'√√

'Ooh.... gimana gak ada keributan kan?'

'Gak ada kok.'√√
'Vita dah dulu ya... Gua mau mandi dulu nich.'√√

'Ok.'

Selesai Ana membalas chat, Ana pun bangun dari tempat tidurnya dan pergi kekamar mandi.

Selesai mandi ana kembali membuka laptopnya dan melanjutkan lagi membuat slide presentasinya. 10 menit akhirnya Ana menyelesaikannya. Dia juga sudah mengecek apakah ada yang kurang atau tidak. Selesai dengan semua bahan sidangnya, Ana pun keluar kamar dan turun kebawah.

Dibawah Mamanya sedang sibuk dengan pembantu-pembantunya.

"Ma..."panggil Ana.

"Sayang... udah bangun?
Gimana badan kamu, udah enak kan?"

"Em..."

"Mama lagi ngapain sich?
Kok kayanya sibuk banget." Lanjut Ana bertanya.

"Nanti malem mau ada tamu, jadi Mama mau nyiapin makanan."

"Siapa ma?"

Mama berhenti sejenak mendengar pertanyaan Ana. Kemudian dia melanjutkan lagi melakukan aktifitasnya.

"Em...itu... rekan bisnisnya Papa."

"Tumben amat."

Ana menatap Mamanya curiga.

"Ma..jangan macem-macem ya..."

"Maksud kamu apa sayang?" Tanya Mama Ana yang langsung menatap Ana.

"Jangan bilang Ana mau di jodohin."

"Itu..."

"Kenapa memangnya kalau kamu  mau dijodohin?" Ucap Papanya yang baru saja datang.

Ana pun membalikkan badannya.

"Pa..."

"Loe!
Ngapain loe disini!" Ucap ana terpotong karena Ana melihat seseorang yang membuatnya kesal.

"Kamu udah kenal Bian Ana. Kalau begitu, gak akan sulit jika kalian segera menikah."

"Apa Pa!
Menikah? Enggak!
Itu gak akan terjadi. Ana gak mau menikah sama cowok brengsek kaya dia."

"Ana jaga ucapan kamu. Bian laki-laki baik."

Ana tertawa meremehkan.

"Baik kata papa. Ya. Dia memang baik, tapi hanya didepan Papa. Dibelakang Papa di cowok brengsek."

"Ana!"

"Apa Pa!
Mau tampar, nich pa...nich..." sambil mengarahkan pipi kanannya ke papa nya.

"Papa mau Ana menikah dengan laki-laki hypersex kaya dia. Apa Papa tahu jika banyak wanita yang sudah dia tiduri."

"Memangnya kenapa?
Sekarang jaman bebas Ana. Lagian semua itu hanya lewat."

"Ya...memang Pa... Papa dan dia sama saja. Semudah itu Papa bilang ini jaman bebas. Berarti Papa menyamakan Ana dengan wanita-wanita itu. Iya Pa?"

Playgirl Troublemaker and Arogant Bastard (Sebagian Part Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang