Bagian 35

3.7K 145 16
                                    

End : Bandar Lampung, Senin, 30 Juli 2018

Ana menggeliat, dia merabah disebelahnya,Kosong. Ana pun langsung membuka matanya.

"Menyebalkan. Gini nich...kalau punya suami yang sibuk sama kerjaannya. Main tinggal aja, untung aja gak di tinggalin uang. Kalau di tinggalin uang udah kaya cewek bayaran aja." gerutu Ana kesal.

Ana meyibak selimutnya, dia pun bangun dan membersihkan dirinya. Saat sudah selesai dan rapi, tiba-tiba saja perutnya kembali tersa diaduk-aduk. Dengan cepat Ana pergi ketoilet, Ana memuntahkan isi perutnya.  Hanya cairan putih saja yang dikeluarkan.

"Ya allah kenap sich aku ini... " Ucap Ana yang sedang membasuh mulutnya.

"Udah berapa hari aku kaya gini, tapi hari ini paling parah. Dari pagi sampe sekarang aku muntah-muntah terus. Apa..."

Ana langsung menyentuh perutnya yang datar.

"Apa aku hamil?" tanyanya pada diri sendiri.

Ana pun keluar dari kamar mandi. Wajahnya tampak pucat, dan rasanya badanya sangat lemas. Ana keluar dari dalam kamar pribadi Bian, dia berhenti ketika melihat seorang wanita yang sedang duduk di pangkuan Bian. Dengan kesal Ana menutup pintu dengan keras, membuat Bian langsung berdiri dan wanita yang sedang dalam pangkuan Bian pun terjatuh.

"Jadi gini kerjaan kamu?"

"Gak Marinka. Kamu salah paham."

"Salah Paham gimana? Dia duduk di pangkuan kamu. Salah paham apanya!" Seru Ana kesal.

"Aku bisa jelasin."

"Ok jelasin."

"Dia tadi mencoba mendekat kearah ku, aku mencoba ngehindar tapi karena aku baru berdiri dan dia tersandung, aku terduduk lagi dan dia jadi duduk diatas ku."

"Jangan mengada-ada."

"Aku gak bohong Marinka."

Wanita itu berdiri.

"O kim! O senin kaltağın mı?(Siapa dia! Apa dia jalang mu?)" sambil menunjuk Ana dan dengan nada sinisnya.

"Apa! loe bilang gua jalang. Eh loe yang jalang." Ana pun dengan cepat menghampiri Bian, walau tubuhnya saat ini benar-benara lemas. Dia tidak mau dianggap lemah oleh perempuan yang sudah berani-beraninya duduk dipangkuan suaminya. Ana menarik Bian kebelakangnya.

"Eh perempuan sialan. enak aja loe bilang gua jalang."

Wanita itu diam tidak menjawab. Bagaimana dia bisa menjawab jika Ana menggunakan Bahasa Indonesia.

"Neden suskunsun Ne dediğimi anlamadım. Sana bir kaltak dedim!(Ngapa kamu diam. Gak ngerti sama apa yang aku tadi katakan. Aku bilang Kamu yang jalang!") Seru Ana diakhir katanya.

"Ne söyledin Eh denger ya ... Yafuz'un kız arkadaşıyım. Sen kimsin ... Yafuz tarafından ödenen bir orospu olmalısın!(Apa kamu bilang. Eh denger ya...aku ini pacar Yafuz. kamu siapa... kamu pasti jalang yang dibayar sama Yafuz kan!") Ucap wanita itu dengan suara tinggi.

Plak...

Satu tamparan mendarat mulus dipipi wanita itu.

"Sen!(Kamu!) Baru saja wanita itu akan melayangkan tamparan ke arah Ana, tangan wanita itu  sudah dicekal oleh Bian.

"Ona tokat atmaya cesaret etme. Artık işimiz bittiyse dedim. Her şey Elma'nın üzerinde.(Jangan berani-beraninya kamu tampar dia. Aku sudah mengatakan jika kita sudah tidak ada urusan lagi. Semuanya sudah berakhir Elma.") Ucap Bian dengan nada penekanan diakhir kalimatnya.

Playgirl Troublemaker and Arogant Bastard (Sebagian Part Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang