Bagian 6

2.6K 118 0
                                    

"Dasar Vita!"

Ana pun berdiri, baru saja dia akan masuk kedalam handphonenya pun berbunyi.

'Hallo Assalamualaikum....'

'Waalaikumsallam.'

'Kenapa bang?'

'Abang hari ini gak pulang. Ada banyak kerjaan yang harus abang kerjakan. Soalnya besok ada meeting. Dan semuanya harus cepat selesai.'

'Pulang sekarang bang. Gak usah banyak alasan ada kerjaan. Abang bisa ngerjain dirumah. Abang inget ya... mbak Vira lagi hamil. Jangan buat dia sedih.'

'Tapi Abang harus ngerjain ini na...'

'Sekertaris Abang mana. Abang itu bos, buat apa karyawan kalau semua abang yang ngerjain. Oh... atau jangan-jangan abang gak pulang karena sekertaris Abang? Jangan macam-macam ya bang. Pulang sekarang!(bentak Ana)
Kalau belum selesai kerjaannya, bawa pulang kerumah. Aku bantuin abang buat ngerjain. Inget ya ba g... jangan ngasih kesempatan setan buat goda Abang. Jangan buat aku tambah benci namanya laki-laki.' kata Ana sarkatis.

'Ya udah abang pulang.'

'Ok aku tunggu sampai jam sepuluh ini. Sampai lewat, aku gak akan bukain pintu. Biarin aja mbak Vira gak bisa tidur. Ada apa-apa sama mbak Vira. Itu salah Abang.'

'Tapi na... mana cukup waktunya. Aku aja belum beresin berkas-berkas.'

'Ya itu urusan abang. Bye bang, aku tunggu sampai jam 10.'

Klik...
Sambungan telpon pun terputus. Ana mematikan handphonenya tanpa mendengar ucapan abangnya.

Ana pun masuk kedalam kamarnya. Diseberang balkon ana, ternyata ada seseorang yang mendengar semua perkataan Ana. Bagas... ya... Bagas mendengar semua perkataan Ana. Bagas yang tadinya akan menutup balkon kamarnya membatalkan niatnya karena melihat Ana yang keluar ke balkon.

Bagas,terpana melihat Ana yang tanpa make up dan baju tidur lengan panjang berwana biru bergambar Tedy Bear.

Akhirnya Bagas pun hanya diam, sampai dia pun tersadar dari lamunan nya. Bagas masih setia di balik jendela balkon kamarnya yang masih belum tertutup sempurna. Bagas mendengar semua perkataan Ana. Dia mengetatkan rahangnya saat ana menyebut salsa jalang. Tapi setelah itu dia meredakan emosinya. Saat tahu bahwa Ana tidak percaya akan yang namanya cinta.

Setelah Ana masuk ke kamarnya. Bagas menutup pintu balkonnya,setelah itu dia merebahkan dirinya di tempat tidurnya.

"Apa benar apa yang dikatakan Marinka. Tapi gak mungkin, pasti itu cuma akal-akalan Marinka aja!"

"Cinta... apa benar dia tidak percaya cinta. Tapi bukannya dia punya banyak pacar. Gak mungkin dia gak cinta. Tapi bisa jadi sich... ah gak tahu ah... kenapa gua jadi mikirin dia??"

Bagas langsung menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Dikamar Ana,

Ana sedang mengetik skripsinya. Baru setengah dia mengetik Ana mendengar suara deru mobil masuk kedalam parkiran rumah. Ana melanjutkan mengetiknya. Dia harus segera menyelesaikan ketikannya.

Sekitar jam 11 malam Ana pun menyelesaikan ketikannya. Ana meregangkan otot-ototnya. Tak lama ada ketukan di pintu kamarnya.

"Masuk..." kata Ana.

"Kamu belum tidur na?"

"Belum bang...
Kenapa bang?"

"Gak apa-apa. Abang kira kamu udah tidur."

"Belum bang."

Abangnya berjalan kearah tempat tidur Ana dan merebahkan dirinya.

"Kenapa bang?
Kok kayanya lagi ada masalah?"

Playgirl Troublemaker and Arogant Bastard (Sebagian Part Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang