Vote&comment ya:)
❇
Kenalin, nama gue Sejeong.
Banyak temen kelas gue bilang, gue mirip Sejeong Gugudan. It's okay, muka gue dikembarin sama artis cakep.
Berarti muka gue cakep juga dong? Iyain.
Gue kelas 11 SMA.
Gue suka semua yang ada di hidup gue. Cantik iya. Alhamdulillah baik hati. Punya temen-temen yang baik. Orang tua yang selalu ada buat gue. Meski gue nggak pinter-pinter amat, tapi gue termasuk top 10 besar tiap kenaikan kelas. Gue udah bersyukur banget tuh. Dan juga, gue orangnya agak tertutup. Dalam artian, gue bukan tipikal anak yang aktif ikut kegiatan di sana-sini. Males. Itu alesan mutlak gue. Karena menurut gue kebanyakan kegiatan di luar sekolah tuh bikin capek nggak sih? Selain itu juga pasti banyak waktu yang kesita.
Jadi ya banyak juga yang nggak kenal gue. Palingan tau nama doang.
"Sejeong? Yang KATANYA mirip artis itu?"
"Iya."
"Oh."
Sebatas itu. Nggak lebih nggak kurang. Lagian gue juga nggak pengen dikenal banyak orang. Gini doang udah bikin gue adem ayem. Nggak banyak tingkah juga.
Tapi ada satu hal yang bikin gue nggak tenang belajar di sekolah baru gue.
Kang Daniel.
Nggak tau kenapa sejak awal ketemu makhluk nista itu bawaannya pengen lompat mulu dari Namsan tower.
"Mau gue bantuin jorokin?"
Itu kata Daniel waktu gue mencak-mencak sama dia dan bilang pengen lompat dari Namsan tower.
Oke, gue akui dia pacarable banget. But, gue nggak sudi pacaran sama orang yang hobinya ngasih makanan kadaluarsa yang ujung-ujungnya bikin perut melilit.
Goblok emang.
Bohong banget kalau gue bilang dia jelek.
Ganteng, tinggi, macho, bahunya sandarable parah. Dan juga dia bisa menunjukkan sisi kiyutnya secara bersamaan dengan giginya yang kayak kelinci.
Dan tingkat kegantengannya itu selalu ngebuat degem sekolah klepek-klepek. Dasar dedek gembel .g
Gue aja yang ngeliat mukanya tiap hari aja malah eneg.
Bulan-bulan pertama gue kenal dan (terpaksa) dekat sama Daniel, rusuh mulu bawaannya. Hobinya jailin gue lagi.
Mana harus banget rumah Daniel cuma sepuluh kaki dari rumah gue?
Dan 'kedekatan' yang terlalu dekat itu membuat mau nggak mau tiap berangkat dan balik sekolah, gue disuruh nebeng Daniel sama mama.
Gue nggak dibolehin naik motor sendiri sama orang tua gue. Bawa mobil apalagi. Dan jangan lupakan fakta kalau gue trauma naik angkot. Memang dulu waktu kecil gue sempat kecelakaan di angkot yang membuat jari kelingking kaki gue susah digerakin. Apa kalo naik buldozer malah dibolehin kali ya? Tau gitu orang tua gue malah nggak mau nganterin lagi.
Kemudian di bulan-bulan berikutnya potongan hati gue kembali datang. Dan gue dibuat hancur olehnya. Namun berkat seseorang yang teramat memahami gue, dia membantu gue untuk mencoba memenuhi puzzle hati gue yang hilang.
Iya, walau hanya sebentar.
;One and Only;Dasar bucin:(
Oks, selanjutnya tentang kang niyel
![](https://img.wattpad.com/cover/149718646-288-k25203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionTentang kisah singkat Daniel, Sejeong dan Guanlin. Tentang kesempatan, kehilangan, dan mempertahankan siapa yang berhak. Bukan hanya itu. Sedikit kisah Ong dan cerita Lalisa yang terdengar familier juga akan menemanimu saat membacanya. Enjoy my fir...