Vote dulu laah(づ ̄ ³ ̄)づ
➖➖➖
Setelah mendengar bel istirahat beberapa menit lalu dan selesai memasukkan buku-bukunya ke dalam tas kembali, Sejeong memilih untuk mencoba tidur. Gadis itu merasa sangat lelah karena semalam kurang tidur.
Sejeong melipat tangan di atas meja dan menenggelamkan wajah. Tidur sejenak mungkin akan membuatnya segar kembali.
Ruang kelasnya senyap.
Sudah dipastikan semua penghuninya menyerbu kantin bersamaan. Hanya menyisakan satu-dua murid yang juga sedang mencoba tidur.
Sejeong menghela napas pelan kemudian mulai memejamkan mata. Semoga Niyel nggak bikin rusuh dan bikin gue tambah capek.
"SELAMAT SIANG CABE KESAYANGANKUU! MENGAPA KAMU TIDUR DI SITU SEPERTI CUCIAN BELOM KERING CABE SAYANG?!" Daniel yang berdiri tepat di bawah daun pintu kelas berkoar-koar dengan nada yang tidak santai.
Sejeong yang masih menelungkupkan kepala langsung membelalak dan mendengus.
Dasar kudanil nggak tau diuntung. Baru aja diomongin, main nongol aja.
Namun Sejeong pura-pura tidak mendengarnya. Karena kalau ia tanggapi, laki-laki titisan ban bajaj itu akan semakin menggila. Ia pun kembali memejamkan matanya dan berusaha untuk tidak bergerak.
"HEH CABE! LIAT NIH GUE BAWA APA-
"BERISIK GOBLOK!"
Seorang gadis dengan suara besarnya menyeruak tiba-tiba. Sejeong tahu siapa dia.
Jeongyeon, si ketua kelas yang galaknya melebihi guru kiler. Ia sangat dingin dan ketus. Tatapannya pun tajam. Sehingga hanya sedikit orang yang mau berteman dengannya. Itupun semua laki-laki. Anak perempuan jarang sekali mengajaknya bicara kalau tidak ada hal yang mendesak saja. Jeongyeon juga gemar menyendiri dan melamun. Entah apa alasan Jeongyeon bersikap seperti itu. Bisa jadi memang bawaan lahir, atau memang ada alasannya.
"SEWOT AJ-
"SEKALI LAGI LO NGOMONG, GUE AMPLAS MULUT LO SEKARANG JUGA!" Ancam Jeongyeon horor. Sejeong menahan tawanya.
"Iya ndoro." Daniel membungkuk-bungkuk. "Kayaknya gue kedip aja salah ya." Gumam Daniel sembari berjalan mendekati Sejeong.
"Halo cabe." Daniel berlutut menyejajarkan wajahnya dengan wajah Sejeong.
Kurang ajar.
Daniel tersenyum lebar. "Nggak usah pura-pura tidur. Ayo ke kantin, makan dulu. Ini jam makan siang ya, bukan jam tidur siang."
Nggak usah sok peduli kudanil!
Daniel mengguncangkan lengan Sejeong yang bergeming. "Sejeong! Cabe! Bangun heh!"
Peluk dulu baru gue bangun. Hehe
Lengang.
Sejeong tidak merespon.
Daniel mengerucutkan bibirnya. Ia kembali mengguncangkan tubuh Sejeong.
"Sayang bangun dong. Ayo kita ke kantin, gue udah terlanjur pesen bakso lebih nih. Ntar diembat Jungkook loh."
Sayang lo bilang? Plis, ambilin gue kresek sekarang. Mau gumoh tulung.
Sejeong tetap-pura-pura-diam.
"Be, emang lo sakit?" Suara Daniel mendadak pelan dan cenderung khawatir. Punggung tangannya pun menyentuh dahi dan lengan Sejeong.
"Cabe, badan lo kok anget? Lo sakit ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only
FanfictionTentang kisah singkat Daniel, Sejeong dan Guanlin. Tentang kesempatan, kehilangan, dan mempertahankan siapa yang berhak. Bukan hanya itu. Sedikit kisah Ong dan cerita Lalisa yang terdengar familier juga akan menemanimu saat membacanya. Enjoy my fir...