tiga

1.2K 163 11
                                    

Pemakaman ibu Seulgi sudah dilaksanakan, sekarang mereka sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi yang dapat dijadikan penopang hidup. Pemerintah pun lalu membawa Seulgi dan Yeri ke panti asuhan meskipun mereka berdua menolaknya, akan tetapi apa daya karena mereka berdua masih dibawah umur sehingga harus diserahkan ke panti asuhan karena tidak memiliki sanak saudara yang lain.

Setelah tinggal di panti asuhan hidup Seulgi dan Yeri berubah, mereka berdua diliputi ketakutan setiap hari karena takut dipisahkan apabila ada yang bersedia untuk  mengambil salah satu dari mereka untuk dijadikan anak. Semenjak datang ke panti asuhan itu Seulgi selalu melindungi Yeri karena ada beberapa anak disana suka membully anak-anak yang lebih kecil, hal tersebut membuat Seulgi selalu menjadi bulan-bulanan para anak-anak nakal tersebut.

Sampai suatu hari datanglah sepasang suami istri ke panti asuhan untuk memilih salah seorang anak perempuan untuk diangkat menjadi anak mereka. Setelah beberapa saat melihat anak-anak yang terdapat di panti asuhan, suami istri itu melihat Yeri yang waktu itu sedang duduk sendirian di ayunan. Melihat Yeri yang termenung sedih karena sedang mengingat dan rindu kepada ibunya membuat pasangan suami istri tersebut terenyuh.

"Hai siapa namamu gadis kecil?"

Yeri mendongkakan kepalanya dan melihat dua orang asing yang berada di dekatnya dan menjawab dengan suara kecil "nama aku Yeri paman".

"Kenapa Yeri berada disini sendirian?" ucap Tiffany nama dari sepasang suami istri tersebut sambil berjongkok di depan Yeri dan membelai lembut wajah Yeri.

"Aku sangat merindukan ibuku" bisik Yeri sambil menitikan air mata sedih.

Tiffany yang melihat hal itu mengusap airmata Yeri dan memeluknya sambil menatap Taeyon suaminya yang mengangguk mengerti maksud dari istrinya. Taeyon pun memeluk istrinya dan Yeri bersama-sama.

Seulgi hanya bisa menatap sedih dari kejauhan sambil meneteskan airmata "kakak rela melepasmu adikku, asalkan Yeri bisa mendapatkan orangtua yang baik karena kakakmu ini tidak berguna....tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untukmu...semoga kedua orang ini mau memilihmu adikku sayang....."

"Yeri mau menjadi anak om dan tante?" tanya Taeyon kepada Yeri yang masih berada di pelukan Tiffany.

Yeri mendongkakkan kepalanya, melihat Tiffany yang tersenyum ramah, entah kenapa terdapat suatu rasa aman dan teduh dari diri Yeri "Yeri mau jadi anak tante dan om, akan tetapi nanti kasian oppa Seulgi apabila Yeri tinggalkan, Yeri tidak mau oppa kesepian disini sendirian, Yeri tidak ingin jauh-jauh dari oppa.....maafkan Yeri tante dan om" dan airmata Yeri pun menetes lagi.

Seulgi berlari mendekati Yeri dan sepasang suami istri tersebut.

"Oppa tidak akan kesepian Yeri-ah, gwencana.....oppa rasa Yeri harus ikut om dan tante yang baik hati ini, biar Yeri bisa mempunyai ayah dan ibu lagi....oppa yakin om dan tante ini akan menyayangi Yeri dengan sepenuh hati merek.....betul kan om...tante.....tolong jaga adik saya ini....Seulgi jamin Yeri adalah anak yang baik dan pintar" ucap Seulgi sambil membungkukan badan menahan tangis di hadapan Tiffany dan Taeyon.

"Tidak oppaaaaa, Yeri tidak mau dipisahkan dari oppaaaaa....jebal...Yeri sayang oppa...apakah oppa sudah tidak sayang lagi kepada Yeri?" tangis Yeri pun pecah.

Seulgi memeluk erat adik kecilnya itu dan membelai lembut rambutnya serta mencium keningnya "oppa sangat sayang dengan Yeri, tapi oppa ingin agar Yeri bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik lagi dibandingkan dengan tinggal di sini....sesuai janji oppa kepada ibu untuk bisa menjaga dan memberikan Yeri kehidupan yang baik, Yeri bisa mempunyai kamar sendiri, bisa sekolah, bisa makan enak, bisa mempunyai mainan yang banyak seperti yang teman-teman Yeri punya dahulu....itu tidak hanya akan menjadi angan semata....maka dari itu oppa rela Yeri pergi dari sini.....nah adikku sayang turutilah apa kata oppa ya....nanti Yeri bisa datang kesini untuk selalu mengunjungi oppa...betul kan om tante...." sambil melirik ke arah pasangan suami istri itu yang menggangguk kepada Yeri dan Seulgi.

Akhirnya Yeri pun mau mengikuti keinginan Seulgi dengan berat hati dan Seulgi pun menggenggam tangan mungil Yeri untuk diberikan kepada Tiffany dan Taeyon yang sudah menitikan airmata terharu melihat pengorbanan seorang kakak kepada adiknya "Seulgi serahkan Yeri kepada om dan tante, tolong jagalah Yeri adikku ini....terimakasih telah mau memilih Yeri sebagai anak om dan tante".

"Yeri-ah baik-baiklah kamu disana ya...jadilah anak yang penurut dan baik serta pintar" ucap Seulgi sambil melepaskan kalung berbandul berisi foto ayah ibu mereka yang dipakai oleh Seulgi dan memakaikannya kepada Yeri "ini adalah peninggalan ibu, dengan ini oppa berikan kepada Yeri....tolong dijaga baik-baik ya adikku sayang".

"Terimakasih nak Seulgi atas pengertiannya...om dan tante pasti akan selalu membawa Yeri kesini untuk mengunjungi nak Seulgi...." Taeyon pun memeluk Seulgi "kamu sungguh seorang kakak yang baik, Yeri beruntung mempunyai seorang kakak sepertimu".

Setelah beres membereskan administrasi maka tiba saatnya untuk Yeri pergi bersama orangtua barunya, Seulgi mengantarkan Yeri menuju mobil Taeyon. Seulgipun memeluk adik kecilnya erat dan mencium keningnya lama "oppa menunggumu disini apabila Yeri kangen ya.....jangan lupa pakai selimut kalau tidur, makanlah yang banyak, meskipun tidak ada oppa yang menjagamu lagi jangan takut karena ada ayah dan ibu barumu yang akan menjagamu dengan baik"

"Saranghae oppa....saranghaeeee....." gadis kecil itu pun menangis.

"Nadoooo Yeri-ah.....saranghae adikku sayang" dan Seulgi pun melepaskan tangan Yeri.

Yeripun memasuki mobil bersama orangtua barunya dan tidak melepaskan pandangan matanya ke arah Seulgi yang melambaikan tangannya. Mobilpun melaju dengan pelan dan Seulgi berjalan mengikuti mobil itu sambil terus melambaikan tangannya menatap Yeri yang sedang menangis memanggil Seulgi, sampai akhirnya mobil tersebut hilang dari pandangan mata dan Seulgi pun berlari mengejar mobil itu sambil berteriak "Yeri-ah kamu harus bahagia....oppa menunggumuuu disiniiiii hah hah hah....." suara nafas Seulgi terdengar.

Karena sudah tidak dapat lagi mengejar mobil tersebut, Seulgi hanya diam mematung memandang ke arah jalan beberapa saat kemudian perlahan membalikkan tubuh kecilnya sambil mengusap airmatanya yang jatuh dengan deras diiringi dengan rintik hujan seakan menemani kesendirian Seulgi.

"Ibu apakah keputusan Seulgi sudah betul dengan melepaskan Yeri....jawab Seulgi ibuuuu.....aku merindukanmu ibu"

bersambung dulu ya author sudah ngga kuat bikin cerita kok kayanya sedih banget.......

note: tolong vote n komen biar semangat ....entah mengapa kok nyesek ya ngetik chapter ini....

Adilkah Ini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang