lima

1.1K 148 6
                                    

Seulgi kecil meneruskan pekerjaannya sebagai tukang semir sepatu di jalanan dan menempati rumah peninggalan ibu dan ayahnya yang ternyata masih bisa ditempati meskipun tidak terdapat penerangan listrik. Untungnya para tetangga ada yang membantu Seulgi untuk membetulkan listrik di rumah Seulgi dan terkadang mengundang Seulgi makan di rumah mereka. Mereka kagum melihat sifat kerja keras Seulgi, meskipun masih kecil akan tetapi Seulgi selalu menjalankan semuanya tanpa mengeluh.

Suatu hari sewaktu Seulgi menawarkan jasa menyemir sepatunya datanglah paman yang selalu menyemirkan sepatunya dahulu kepada Seulgi.

"Kemana saja kamu Seulgi, paman mencarimu kemana-mana"

"Maafkan Seulgi paman akan tetapi ibu Seulgi meninggal dunia sehingga Seulgi dan Yeri dikirim ke panti asuhan"

"Wahhh...maafkan paman yang tidak mengetahui hal ini Seulgi...maafkan paman" sambil memeluk Seulgi dan menepuk-nepuk punggungnya lembut.

"Tidak mengapa paman, terimakasih sudah mengkhawatirkan Seulgi...paman sungguh baik"

"Sekarang nak Seulgi tinggal bersama siapa?"

"Seulgi tinggal sendirian di rumah peninggalan ibu dan Yeri adikku diangkat anak sewaktu berada di panti asuhan" terlihat wajah sedih Seulgi kecil.

Akhirnya Seulgi kecilpun menceritakan segala yang terjadi kepada dirinya dan adiknya selama ini kepada sang paman. Sang paman yang mendengarkan merasakan pahitnya hidup Seulgi kecil dan teringatkan kisah hidupnya semasa kecil yang juga penuh kesedihan dan penderitaan.

"Baiklah nak Seulgi kalau tidak berkeberatan maukah nak Seulgi tinggal bersama pamanmu ini, biarkan paman menjagamu, memberikan perlindungan dan memberikan setidaknya sedikit kebahagiaan untukmu? Paman menyukai sifat dan tekadmu, tenanglah paman tidak mempunyai istri dan anak....biarlah nak Seulgi menjadi anak paman....bagaimana?" tanya sang paman kepada Seulgi kecil sambil menatap dalam mata Seulgi kecil untuk menunjukkan kesungguhan hatinya.

Melihat kesungguhan sang paman akhirnya tanpa ragu Seulgi kecil mengganggukan kepalanya sambil tersenyum manis sebagai tanda menyetujui permintaan sang paman.

"Seulgi percaya kepada paman karena selama ini paman sudah kuanggap sebagai ayahku, terimakasih paman sudah mau membantu Seulgi"

"Baiklah nak Seulgi, perkenalkan nama paman adalah Kwon Yuri dan mulai sekarang nak Seulgi adalah anak paman dan panggillah paman sebagai appa...arraso" ucap Yuri sambil mengacak-acak pelan rambut Seulgi kecil.

"Hmmmm neeee appaaa" dengan bersemangat Seulgi kecil menjawab.

Seulgi kecilpun mengikuti appa barunya Kwon Yuri untuk pindah ke rumah appanya, sesampainya di rumah appa Yuri terlihat bangunan megah dan mewah dengan pagar tinggi dan beberapa orang berjas hitam menjaga di depan rumah tersebut. Seulgi kecil terbengong-bengong dan kagum melihat rumah appa Yuri karena tidak menyangka bahwa appa Yuri adalah orang yang kaya dan berpengaruh.

"Ketua selamat datang kembali" ucap para orang-orang berjas serentak sambil membungkukkan badan sembilan puluhnderajat sebagai tanda hormat.

Seulgi dan Yuri pun memasuki rumah, Seulgi diberikan kamar disebelah kamar appa Yuri dan kamar tersebut sangat luas berbeda dengan kamar yang ada di rumah Seulgi kecil.

"Woww aku tidak menyangka bahwa appa Yuri adalah orang yang kaya, kamar ini lebih besar dari rumahku....apakah aku bisa terbiasa dengan kehidupan ini....."

Seulgipun diajak appa Yuri untuk membeli beberapa kebutuhan seperti baju-baju, perlengkapan sekolah dan alat-alat untuk menggambar karena Seulgi kecil senang menggambar. Berdua mereka menghabiskan waktu bersama di mall, makan dan bermain di tempat ice skating bersama. Selama hidupnya Seulgi kecil belum pernah merasakan semua hal ini karena keterbatasan kemampuan keuangan keluarganya. Seulgi kecilpun merasakan kebahagiaan dan ia pun berpikir apakah seperti begini rasanya mempunyai seorang ayah sehingga Seulgi kecil pun teringat kepada adik kecilnya Yeri.

"Oppa merasa Yeri pun disana pasti berbahagia bersama kedua orangtua angkatmu, janji ya Yeri-ah" ucap Seulgi di dalam hati sambil menggenggam liontin yang dipakai ya.

"Oppa akan berusaha mencarimu Yeri walaupun harus mengobrak-abrik dunia, kita akan bersama lagi seperti dulu"

Setelah beberapa bulan Seulgi tinggal bersama Yuri appa akhirnya dia pun mengerti mengapa orang-orang sangat hormat dan segan apabila bertemu dengan Yuri appa. Anak buah Yuri appa terlihat begitu sangar dan menyeramkan serta bertato, terkadang Seulgi melihat para anak buah Yuri appa memukuli orang-orang. Rupanya Yuri appa adalah seorang ketua mafia yang lumayan terkenal di Seoul, akan tetapi di mata Seulgi tetap Yuri appa adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupannya dan Yuri appa sangat menyayangi Seulgi seperti anaknya sendiri.

Yuri appa mengajarkan segala hal tentang kehidupan, baik itu yang baik maupun yang buruk seperti dunia mafia. Seulgi sangat menghormati appa barunya dan bertekad akan membalas jasanya dengan menjadi anak yang baik dan patuh.
Seulgi di sekolahkan di sekolah yang bagus dan karena pada dasarnya dia anak yang cerdas maka Seulgi bisa lulus dengan hasil yang memuaskan.

Waktu berjalan dengan cepat, tahun ini Seulgi berumur 22 tahun dan dia sudah menjadi tangan kanan Yuri appa dalam menjalankan bisnisnya. Yuri appa akhirnya melepaskan masa lajangnya dengan menikahi wanita impiannya yaitu Jessica Jung, seorang penari di club malam yang selalu menolaknya selama beberapa tahun akan tetapi karena kegigihan Yuri appa akhirnya wanita itu luluh juga dan menikahinya.

Seulgi menjadi seorang lelaki yang sangat menawan, mata monolid yang tajam, wajah yang rupawan dan tegas, tubuh yang tegap dan lengan yang berhiaskan tato menambah kesan maskulin dan misterius. Walaupun banyak wanita yang menyukainya akan tetapi Seulgi tidak tertarik dan terkenal dingin terhadap wanita yang makin membuat para wanita tergila-gila olehnya.

Diam-diam Seulgi suka memperhatikan seorang wanita berkulit putih dan berwajah seperti bidadari pemilik toko kue yang berada dekat apartemen Seulgi. Setiap pagi Seulgi selalu berusaha meluangkan waktu untuk mendatangi toko kue itu untuk membeli roti dan kopi serta melirik sang gadis. Tiada keberanian dalam diri Seulgi untuk sekedar menyapa atau berkenalan dengan pujaan hatinya karena dia tahu bahwa sang gadis sudah mempunyai pangeran berkuda putihnya.

Sampai suatu hari Seulgi melihat gadis pujaannya berjalan tak tentu arah dengan wajah yang menangis pilu, maka dia pun mengikutinya karena takut sesuatu terjadi. Sampai akhirnya dalam hujan sang gadis berjalan menuju ke arah pagar jembatan, karena itu Seulgi pun berinisiatif mendekatinya.

"Kalau kamu membutuhkan seseorang untuk menjadi tempat berteduh, aku bersedia untuk menjadi payung dan sandaran untukmu"

bersambung.....

note: akhirnya bertemu juga Seulrene, mohon maaf pertemuannya agak lama karena author ingin menggali kehidupan Seulgi terlebih dahulu sebagai inti dari cerita ini.....semoga cerita ini bisa menghibur para reader

Adilkah Ini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang