enam

1.1K 144 4
                                    

"Namaku Kang Seulgi"

Dan Irene pun memeluk Seulgi dengan erat menumpahkan segala rasa sedih yang dirasanya, Seulgi menjatuhkan payungnya dan memeluk erat Irene sambil membelai lembut rambutnya. Tak lama kemudian Irene pingsan dan Seulgi yang khawatir menggendongnya dalam hujan berlari menuju rumah sakit terdekat.

"Bertahanlah Irene, aku akan membawamu ke rumah sakit"

Sesampainya di rumah sakit, Seulgi berteriak kepada para suster disana supaya cepat menangani Irene yang badannya mulai terasa panas. Irene pun segera ditangani oleh dokter disana sedangkan Seulgi menunggu dengan gelisah, sampai pada akhirnya dokter yang menangani Irene pun keluar.

"Selamat, isteri anda sedang mengandung dan usia kandungannya sudah dua bulan, silakan anda sudah bisa melihat istri anda sekarang" ucap dokter sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Seulgi.

Seulgi yang kaget menyambut uluran tangan dokter dan mengucapkan terima kasih kemudian masuk ke kamar perawatan Irene. Irene masih tertidur dengan pulas meskipun wajahnya terlihat pucat, Seulgi pun mengambil kursi untuk duduk di sebelah ranjang Irene lalu menggenggam tangannya.

"Apakah ini yang membuatmu begitu sedih Irene? Apakah lelaki itu tidak mau bertanggungjawab atas kehamilanmu? Aku akan membunuhnya apabila dia benar tidak mau menikahimu....sakit hatiku melihatmu begitu terpuruk dan sedih"

"Sadarlah...bangunlah Irene-shi....kamu harus kuat....aku akan selalu membantumu menjadi sandaranmu" ucap Seulgi lembut sambil mengusap rambut Irene.

Seulgi kemudian keluar kamar perawatan untuk menelepon seseorang "halo amber hyung bisakah kamu membantu mencarikan data seseorang yang bernama Kim Tae Hyung, aku ingin informasi sedetail-detailnya.....kamsahamida atas bantuanmu hyung".

Terlihat seorang wanita membuka matanya dan memandang sekelilingnya yang terasa asing baginya, tak lama seorang lelaki yang berwajah seperti beruang masuk ke dalam ruangan dan duduk di samping wanita itu.

"Sudah sadar? Apa ada yang terasa tidak enak Irene?"

"Dimana ini? Dan kenapa kamu bisa tau namaku, kurasa aku tidak mengenalmu sebelumnya"

"Ah....maaf..apa kamu lupa bahwa aku yang memberikanmu payung sewaktu kamu berhujan-hujanan dan namaku Kang Seulgi, aku mengenalmu karena aku adalah salah satu pelanggan di toko rotimu"

Irene berusaha untuk duduk di ranjangnya dan membungkukkan badannya kepada Seulgi "terima kasih atas segala bantuannya, maafkan aku menyusahkanmu"

"Tidak menyusahkan kok, aku tulus membantumu" ucap Seulgi tersenyum menghilangkan matanya.

Irene terkesima melihat senyum seorang Kang Seulgi, di dalam hatinya entah mengapa ada rasa aman dan tenang.

"Kamu baru bisa pulang besok....hmmm mohon maaf atas kelancangan aku tapi bolehkan aku menanyakan sesuatu kepadamu?"

"Boleh, apa yang ingin kamu tanyakan?" ucap Irene dengan berhati-hati.

"Tadi dokter mengatakan bahwa kamu sudah mengandung seorang bayi, apakah hal ini yang membuatmu terlihat sangat sedih dan berputus asa?"

Irene terdiam, terlihat kesedihan terpancar di matanya dan ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lemah, tak lama setetes air mata pun turun menghiasi wajah mulus Irene.

Seulgi yang melihat hal itu pun menjadi panik dan tanpa sengaja terburu-buru mengulurkan jarinya untuk menghapus airmata Irene.

"Maafkan aku sudah membuatmu sedih Irene-shi, maaf....tolong janganlah menangis" muka Seulgi berubah menjadi sendu melihat air mata Irene, baginya pantang untuk melihat wanita yang disayanginya menangis.

Seulgi pun mendekati Irene dan memeluknya dengan hati yang bergemuruh, Irene menyandarkan kepalanya di dada Seulgi menangis dengan pilu meratapi nasibnya yang buruk.

"Sabarlah, aku akan selalu melindungimu Irene Bae, biarkanlah aku membantumu"

Irene pun menganggukkan kepalanya pelan, memeluk erat Kang Seulgi yang membuatnya nyaman.

Keesokkan harinya Irene sudah bisa keluar dari rumah sakit dan Seulgi mengantarnya sampai ke rumah. Di sepanjang perjalanan, Seulgi mencoba untuk membuat Irene tertawa agar setidaknya bisa melupakan kesedihannya.

Sesampainya di rumah Irene, Seulgi pun meminjam dapur Irene untuk memasakkan makanan yang sehat untuk Irene. Karena sebelum keluar dari rumah sakit dokter sudah memberikan petunjuk makanan dan minuman apa yang harus dikonsumsi oleh seorang ibu hamil. Seulgi pun mendengarkan dengan seksama dan berjanji akan menerapkannya agar Irene dan bayinya bisa sehat dan lancar dalam persalinan.

"Irene-shi tidurlah dahulu, aku akan memasakkan makanan untukmu, nanti aku akan membangunkanmu untuk makan ya"

"Aku malu menyusahkanmu saja Seulgi-shi"

"Panggilah aku Seulgi saja Irene-shi karena aku lebih muda darimu"

"Kalau begitu panggilah aku nuna karena kita bukan orang asing lagi"

"Baiklah Irene nuna, perintah dilaksanakan" sahut Seulgi sambil tertawa bahagia.

Irene pun pergi menuju kamarnya untuk beristirahat dan Seulgi meneruskan pekerjaannya untuk memasak untuk Irene. Tak lama terdengar dering handphone Seulgi.

"Bagaimana hyung apakah sudah menemukan informasi yang aku inginkan?"

"Kim Tae Hyung akan menikah dengan tunangannya seorang wanita pemilik perusahaan Kim yang bergerak di bidang perhotelan  bernama  Kim Yura, hubungan mereka baru saja dimulai 2 bulan yang lalu. Mungkin saja karena dukungan dari masing-masing orang tua mereka sehingga Kim Tae Hyung memutuskan pacar terdahulunya yaitu Irene Bae, wanita yang kamu sukai Seul"

"Jadi Kim Tae Hyung mengkhianati Irene, akan aku balaskan segala penderitaan yang Irene rasakan saat ini. Lelaki brengsek, tidak mau bertanggung jawab!!!" geram Seulgi sambil mengepalkan tangannya.

"Apa ada informasi lainnya yang ingin kamu ketahui lagi Seul? O ya....ada yang aneh disini, pernikahan mereka akan dilaksanakan bulan depan tanggal 1, sepertinya mereka tergesa-gesa sekali melaksanakan perkawinannya, kemungkinan mereka mungkin sudah melakukan hubungan di luar nikah karena keluarga Kim adalah keluarga yang konservatif"

"Baiklah hyung, aku rasa sudah cukup informasi yang hyung berikan. Aku akan memikirkan caranya membalas perbuatan lelaki bajingan itu. Kamasahamida hyung"

Akhirnya makanan yang dimasak Seulgi pun matang dan dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar Irene untuk mengajaknya makan karena sekarang sudah malam.


bersambung......

Adilkah Ini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang