Derap langkah seseorang semakin mendekat, membuat penghuni kelas X-1 cepat-cepat duduk ke bangku masing-masing. Suara yang tadinya bising mendadak bisu tanpa suara, selang beberapa menit derik pintu terdengar dibuka membuat pusat perhatian penghuni kelas X-1 itu memfokuskan pandangan kearah pintu.
Pak Wawan masuk dengan buku paket dan map hijau yang ia pegang di sisi kanan nya, itu biasa. Tapi, yang membuat para murid X-1 belum bisa mengalihkan pandangan adalah kehadiran seorang siswi yang membuntuti Pak Wawan dari belakang, mereka semua tahu bahwa kelas nya kedatangan murid baru.
Pria paruh baya dengan kacamata yang bertengger diujung hidung nya itu bergulir menatap satu persatu murid nya pagi ini, lalu ia berdeham pelan.
"Kalian pasti udah tahu, kalo kelas kalian sekarang kedatengan murid baru." Pak Wawan membuka pembicaraan.
"Jadi seperti pada umumnya, jika ada murid baru berarti-"
"Perkenalan!" Seru mereka kompak.
Pak Wawan menggelengkan kepalanya lalu menatap penuh arti kepada siswi baru yang ada di samping nya, sebagai isyarat untuk memperkenalkan diri dan Pak Wawan dengan otomatis mundur selangkah kebelakang bahkan mulai menggapai ujung meja dan menyandarkan tubuh bagian bawah nya.
"Hallo semua."
"Hallo~"
Gadis dengan rambut sepunggung dan mata yang bulat itu tersenyum manis, membuat para siswa yang menatap tidak berkedip melihatnya.
"Nama saya Aluna Rahma, panggil aja Luna, saya dari Yogya, semoga kita dapat berteman baik, ya?" Gadis yang menyebut dirinya Aluna itu tersenyum diakhir kalimat nya. Bicara nya biasa, tidak ada logat jawa.
"Luna, Luna, aku panggil kamu sayang boleh gak?" Celetuk salah satu siswa di barisan paling ujung.
Aluna hanya tersenyum malu.
"Luna aku minta ID Line kamu dong, biar nanti malem aku menemanimu sebelum terlelap." Sahut yang lain yang langsung disuraki oleh murid sekelas.
"ID Line Bapak mau, Surya?" Sambar Pak Wawan yang entah sejak kapan sudah berada di samping Surya di bangku bagian tengah.
"Enggak mau, ah. Bapak udah kolot, masa saya nanti ngucapin met bobo nya sama Bapak." Surya nyeleneh dan membuahkan gelak tawa sekaligus jeweran singkat dari Pak Wawan, dan itu membuat Surya meringis kesakitan ia merasakam telinga nya mulai memanas, padahal jari Pak Wawan sudah tidak ada disana lagi.
"Luna, duduk. Cari bangku kosong."
"Lah, Pak, anak orang disuruh cari bangku kosong, serem Pak." Ujar Surya lagi setelah Pak Wawan berada beberapa lamgkah dari mejanya.
"Ngomong aja kamu Sur." Pak Wawan menjawab. "Aluna, kamu langsung duduk, ya? Di sebelah kanan ada yang masih kosong." Ucap Pak Wawan seraya menunjuk barisan pertama dekat jendela. Ada satu kursi kosong disana.
Aluna mengangguk ia lalu memindai seisi kelas terlebih dulu, lalu menuju satu bangku kosong di barisan pertama dekat jendela seperti yang Pak Wawan katakan tadi. Gadis berambut sepunggung itu berjalan dengan senyum ramah, tidak aneh, karena orang Yogya terkenal dengan perilaku ramah nya hampir sama dengan orang Bandung yang tidak beda jauh.
Aluna semakin tersenyum lebar saat seorang gadis melempar senyum kearah nya menampilkan deretan giginya yang rapi, tapi yang membuat Aluna kagum adalah iris gadis itu yang berwarna caramel, sangat cantik.
"Hai," Sapa Aluna.
"Hai."
"Aluna."
"Kayla."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS [COMPLETED]
Teen Fiction[Cover by : @kamubiru] Mempunyai 3 kakak laki-laki, ditambah satu kembaran cowok yang semua kegantengan nya membelah seantero SMA Garuda membuat Edelwine Kayla Walton atau Kay itu pusing sepuluh keliling! Memang, memiliki Kakak ganteng, care, berba...