25

20.5K 994 22
                                    

Sam berjalan beriringan dengan Cassey yang sukses menjadi pusat perhatian semua orang di pagi hari nan cerah tanpa awan sedikit pun. Pasangan itu berhasil membuat semua orang yang melihat mereka iri, terlebih bagi cewek yang mengidam-idam kan untuk menjadi pacar seorang Sammy Walton.

"Jadi kamu beneran mau bantu kerjain tugas?" Tanya Cassey dengan senyum manis nya.

"Iya, ntar aku bantuin deh. Tapi aku kebawah dulu, ya? Mau cek Kay soalnya Kak Rei sama Kak Aresh ada pemantapan pagi, udah gitu Key langsung ditarik sama Bu Afi." Jelas Sam.

Cassey cemberut, tapi itu tak bertahan lama seulas senyum tipis kembaki tergambar di wajahnya.

"Iya." Jawab nya singkat, mau bagaimana lagi, waktunya dengan Sam memang sangat terbatas karena Sam yang sangat sayang pada adiknya dan sangat memperhatikan mereka membuat Cassey tak bisa berlama-lama dengan kekasihnya itu.

"Maaf ya," Sam mengusap pucuk kepala Cassey yang sontak mengundang oekikan spontan dari para siswi yang sedang berjejer dipinggiran koridor kelas XI.

Cassey yang di perlakukan seperti itu hanya bisa menunduk malu sambil menahan senyum dan pekikan nya. Ia memang sudah terbiasa, tapi setiap Sam memperlakukan nya seperti itu jantung nya selalj terasa akan meledak seketika.

"Kamu langsung masuk kelas. Jangan ngapel sama cowok lain." Ingat Sam dengan mengacungkan telunjuk nya lalu menyentil hidung Cassey.

"Iya," jawab gadis itu lagi lalu masuk kedalam kelas nya dengan cepat setelah Sam berlari ke tangga menuju lantai pertama.

Sam melenggang dengan santai, membiarkan semua orang terpakubtak berdaya saat ia berlalu melewati mereka semua. Cowok berambut hitam dengan iris biru itu hanya menyunggingkan senyum tipis dan terus berjalan tanpa ragu dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celananya.

Tapi, langkah nya tiba-tiba terhenti gravitasi ditempat yang ia pijak sekarang terasa semakin berat. Tangan Sam refleks mengepal dengan kedua alis yang mulai menukik tajam.

Iris biru nya yang adem-ayem, tiba-tiba terasa terlihat mengkilat barapi-api tatkala melihat dua orang yang sedang bertukar senyum masing-masing yang dengan tidak sopan tertangkap oleh kedua matanya.

"Nanti pulang sekolah langsung ke sanggar aja, bareng sama gue. Gue jemput ke kelas."

Kay tersenyum lebar lalu mengangguk meng-iya-kan. Ia memegang formulir pendaftaran sebagai anggota pramuka di tangan nya. Kay sudah memutuskan untuk mengikuti ekskul pramuka dan meneruskan kesukaan kedua orang tua dan juga Kakak nya, Rei. Lagipula, kemarin, selama di bumi perkemahan ia menyukainya, sangat!

"Yaudah, gue ke kelas ya," Marvel mengacak rambut Kay lembut dengan menampilkan senyum nya yang manis.

"MARVEL NICHOLAS!"

Sam berteriak dari kejauhan, membuat keduanya menoleh dan terkejut dalam hitungan detik.

Sam berjalan dengan mata yang berapi-api, penuh rasa murka jika digambarkan, semua tubuh Sam kini terbakar oleh api yang membara memenuhi semua bagian tubuhnya, semua orang yang merasa ketakutan dengan otomatis menepi membiarkan cowok beriris biru itu lewat dengan mudah nya.

"Oppa! Oppa salah paham," Kay menahan Sam saat jarak mereka hanya satu jengkal.

"Belain dia kamu?!" Tanya Marvel dingin.

Kay langsung memejamkan matanya takut, "bu-bukan gitu Oppa."

"Marvel! Berani lo ya elus-elus kepala adek gue!" Murka Sam yang amarahnya belum surut.

"Oppa, udah. Malu diliatin orang."

"Bukan gitu maksud gue," jawab Marvel mencicit, nyali nya ikut menciut.

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang