BONUS [SHORT]

15.1K 482 17
                                    

[ (masih) Gengsi ]

Suara keyboard yang tidak berhenti di tekan itu memenuhi ruang berukuran sedang yang isinya penuh dengan dokumen. Hanya ada satu meja yang cukup panjang disana, dan beberapa kursi yang mengelilingi meja tersebut.

Tak.

Aluna menoleh, melihat satu botol milktea. Minuman yang akhir-akhir ini selalu menemaninya saat sedang menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris osis.

Gadis dengan rambut yang digelung keatas itu mengadah, mendapati cowok bergidung mancung yang sedang memalingkan wajahnya.

Aluna masih diam, menatap, menunggu cowok berhidung mancung itu balik menatapnya.

Satu, dua... Batinnya mulai menghitung.

Tiga.

Key memutar wajahnya dengan cepat, tatapan tajam dari iris caramel nya berhasil membuat Aluna sedikit terkejut.

"Apa?!" Ketus cowok itu, seperti biasa. Bukankah seharusnya Aluna yang bertanya seperti itu?

Gadis itu mencebik, "ada juga gue yang nanya, ini apa?"

"Mau gue pinjemin lo mata gue yang indah ini? Udah jelas itu minuman, Aluna."

Aluna mengerlingkan matanya, "gue tau. Tapi maksudnya apa?"

"Lo jadi cewek gak peka banget, sih. Ini buat lo!" Nada bicara Key sedikit naik, "buat diminum." lanjut Key, suaranya kembali rendah.

"Makasih." Ketus Aluna.

Aluna sebenarnya kesal sekaligus bingung dengan sikap Key. Bukannya tidak peka, tapi Key itu selalu saja menyebalkan baginya. Dia juga tidak mau terlalu kegeeran dengam bilang bahwa sebenarnya Key suka padanya. Walau kenyataanya, Aluna juga suka pada Key.

Aluna menepis pemikirannya itu, dan kembali menghadap tugas yang belum juga selesai.

"Kok gak diminum?" Tanya Key dengan tone yang lembut.

Aluna menoleh, melihat wajah kalem milik Key itu. Tiba-tiba detak jantungnya seperti orang yang baru selesai mengikuti lomba lari. Berdetak tidak teratur.

"N-nanti." Jawab Aluma tergagap.

"Udah gak suka milktea? Mau gue ganti?" Tanya Key dengan tone yang sangat kalem membuat jantung Aluna bisa meledak kapan saja.

"Gak usah." Jawab Aluna cepat, "gue minum kok."

Aluna membuka tutup botol itu dan meneguknya dengan cepat untuk menghilangkan kegugupannya. Tapi, akhirnya ia malah tersedak sampai milktea itu sedikit masuk kehidungnya. Perasaan terbakar langsung menjalar dihidung Aluna, sangat tidak enak. Beruntung, tidak ada milktea yang keluar dari mulut, maupun hidungnya.

"Lo gak papa?" Tanya Key cemas, ia langsung menarik beberapa tisu yang ada didekat laptop.

"Gak gue gak papa." Jawab Aluna, tangannya meraih tisu yang Key berikan dan menyeka sekitar mlututnya, berjaga ada milktea yang keluar.

Aluna diam, begitu juga Key yang masih menatap nya dengan tatapan cemas.

"Gue tau lo seneng dikasih milktea sama gue, tapi gak sampe ceroboh kaya gitu juga, kali." Key bersuara.

Aluna mendongak, "apaan sih? Nyebelin!"

"Al," panggil Key pelan.

"Apa?! Mau ledek gue lagi, iya? Silahkan. Gue udah kebal sama lo! Lagian gue punya salah apa sih sama lo? Perasaan lo kayanya sukaaaa banget-"

"Sama lo!" Potong Key.

"Hah?" Aluna membulatkan matanya, sebentar. Apa katanya?!

"Key, maksud lo-"

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang