Mesha berada dalam mobil sport Adam yang super mewah. Di dalamnya Mesha serasa sedang mengikuti balap mobil F1.
Tapi ungkapan itu terlau lebay. Dan ia tidak juga merasa nyaman berdua dengan Adam dalam mobil yang sebenarnya lebih dari nyaman itu.
"Hari ini kita nemuin nyokap gue. Dan lo harus nunjukin kalo lo emang pacar gue.!" Dalam perjalanan Adam terus menceramahi Mesha."Aku belum ijin sama mama. Besok aja kapan-kapan. Lagi nggak mood buat acting." Mesha menjawab malas.
"Aku udah bilang nyokap lo kalo mau ngajak lo jalan." Kata Adam mulai mengeluarkan jurusnya.
"Jadi kamu mulai nglibatin mama dalam masalah ini?""Gue cuma pengen ortu kita tau tentang hubungan kita. Itu aja. Gue nggak mau jadi pengecut yang cuma bisa backstreet."
"Bukannya kamu emang pengecut."
Mendengar ucapan Mesha, Adam serta merta memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai.Adam menatap wajah Mesha dalam-dalam. Suasana ini membuat Mesha rasanya ingin mati saja. Diam-diam ia menikmati suasana itu dengan dentuman jantung yang tak karuan. Pantesan aja semua cewek klepek-klepek. Adam punya banyak jurus ampuh buat matiin hati cewek dengan sekali lirikan.
Setengah berbisik Adam berbicara pada Mesha. "Gue emang pengecut. Lebih dari yang lo bayangin. Bahkan gue bisa berbuat lebih dari itu. Gue bahkan bisa hancurin masa depan lo sekarang juga. Tapi aku masih pikir dua kali. Nggak mungkin lo ikut olimpiade sains dalam keadaan hamil." Kata Adam lalu tersenyum kemenangan menikmati wajah Mesha yang memucat. Kemudian ia mulai mebawa mobilnya dengan kencang. Tanpa memperdulikan ada seorang cewek yang saat itu sedang sekarat dalam kesal dan panik.
.....
"Wah Cacha. Sekarang makin cantik aja. Nggak nyangka Adam bisa mencuri hati kamu. Kalo begini tante jadi tenang mau ninggalin Adam di Indonesia." Sambutan Mama Adam sangat hangat. Mungkin karena mereka sudah lama kenal. Dan mama Adam sudah tau siapa Mesha dan cukup akrab dengan mama Mesha.
"Tante ini berlebihan. Jadi tante mau pulang ke New York?" Mesha mencoba akrab dengan mama Adam saat Adam pamit ke kamar untuk ganti baju."Yah. Om Anton masih banyak urusan. Tante harus nemani selama beliau di Canada. Nggak enak pisah sama suami lama-lama." Jawab mama Adam sembari melempar candanya.
"Tapi Adam nggak mau tante suruh ikut. Katanya masih seneng tinggal di Indonesia. Tapi tante takut dia jadi bandel. Ya sejak tante tau sekarang Adam jadi pacar Cacha. Tante lega." Khotbah mama Adam yang lumayan panjang membuat kuping Mesha cukup pegal. (Andai aja ada tukang pijat kuping)
Setelah makan siang bersama. Mesha pamit undur diri. Adam mengantar Mesha pulang.
Sampai depan rumah Mesha. "Thanks ya udah buat tenagaku abis hari ini." Mesha berucap tanpa peduli siapa yang ia ajak bicara. Ia hanya sibuk melepas sabuk pengaman mobil. Yang tiba-tiba aja jadi sulit dilepas."Butuh bantuan?" Tanya Adam sambil tersenyum jahil. ternyata Adam yang memang membuat sabuk tidak bisa dibuka.
Mesha memicingkan mata ke Adam. "Dari dulu gue seneng liat lo marah. Makanya dulu gue suka aja ngerjain lo"
"Jadi yang ngasih kecoak di tas aku dulu kamu?" Mesha setengah berteriak. Melihat Adam hanya mengerlingkan mata, "Dasar kancil." Mesha memukul lengan kekar Adam.
Setelah sabuk berhasil di buka kemudian Mesha langsung lari.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS NOT LOVE❤ [Completed]
RomanceAdam tersenyum melihat ekspresi Mesha. "Kenapa senyum-senyum?" Tanya Mesha mencoba menyembuyikan rasa malunya. "Tapi yang jelas aku udah bikin kamu emosi. Berarti aku berhasil." Mesha tertawa garing.