Chapter Ten

20 6 4
                                    

Mesha tersenyum. “Aku nggak nyangka kamu bisa pake motor ini.”
“Aku kira kamu suka cowok yang pake kayak gini.”

“Nggak juga kalo kamu yang pake. Eh. Tunggu dulu. Aku belum pernah naik motor kayak gini. Terus aku boncengnya gimana?” kata Mesha sambil melihat roknya.

“O. kalo emang nggak bisa ngangkang ya duduk miring. Kalo nggak bisa ya roknya dicopot. Gitu aja kok repot.” Adam tersenyum.

“Ok. Tapi aku pinjem celana kamu.”
“Boleh kita tukeran tapi harus disini. Gimana?” Adam tertawa nakal.
“Adam. Kamu gila ya?” Kata Mesha setengah berteriak. “Ya udah deh. Aku miring aja.”

Sesampainya di rumah badan Mesha terasa pegal-pegal. Bagaimana tidak, Mesha membonceng Adam dengan posisi duduk yang tidak enak.

Sedangkan Adam ngebut dengan kecepatan diatas 100km/jamnya. Inilah pengalaman pertama Mesha naik alias bonceng motor.

“Dam. Makasih udah bikin gue menderita hari ini.” Mesha sambil nyengir kuda.
“Gue nggak tau kalo lo belom pernah naek motor. Sekarang lo tau kan gimana rasanya punya pacar biker?”
“Nyindir nih?”
Adam tak menjawab. Setelah berpamitan ia langsung mengegas motornya. Mesha tersenyum melihat Adam dari jauh. Sempat terpikir di kepala Mesha. Kejutan apa lagi yang akan diberikan Adam untuknya.


Ada yang mengganjal pikiran Mesha. Dia teringat saat Rey bilang kalau dia tahu semuanya. Mesha curiga bahwa Salsa yang telah memberi tahu Rey. Kemudian Mesha mencoba menceritakan kejadian itu pada Salsa.

Namun Salsa justru balik bertanya dan tidak mengetahui tentang hal ini. Dan Mesha yakin bahwa Salsa tidak tahu apa-apa karena Salsa tidak pernah berbohong. Akhirnya Mesha pasrah. Sekarang ia hanya bisa berharap kalau hanya Rey saja yang tahu jangan temannya yang lain.
…..

Saat persiapan olimpiade, Mesha banyak menghabiskan waktunya bersama Rey. Mereka begitu akrab dalam berdiskusi sesekali teman yang lain menggoda mereka. Akibatnya mereka berdua hanya salting sendiri. Mesha sangat menikmati momen-momen ini. Dengan berada dekat Rey.

Mesha merasa benar-benar menemukan jiwa SMAnya. Dimana ia merasakan jatuh cinta, merasakan apa itu cinta monyet. Mesha sampai lupa dengan statusnya sebagai pacar Rey. Ya. Benar. Sepertinya Mesha benar-benar lupa akan hal itu.

“Cha. Gue mau ngomong sama lo.” Tiba-tiba Adam muncul dan sedikit berbisik pada Mesha sambil menarik Mesha keluar.
“Apa sih?” Mesha mengikuti Adam dengan sedikit sebal. “kamu nggak tau kalo banyak orang terus aku juga lagi ada kerjaan.”

“Cha. Bisa nggak sih lo professional jadi pacar gue? Banyak anak yang ngomongin lo deket sama cecunguk itu.”
“Aku nggak peduli mereka mau kasih image apa buat aku sama Rey. Toh kita berdua emang cuma partner. Nggak lebih dari itu. Lagian emang semenjak kita jadian, aku udah sering digosipin nggak jelas.”

“Gue tau lo suka sama Rey. Tapi seenggaknya lo hargain gue sebagai cowok lo!”

“Iya deh sorry. Kalo aku ngrusak rencana kamu. Terus kamu maunya gimana?”

“Gue mau lo jauhin Rey. Atau gue yang akan buat Rey jauhin lo.”
“Kok gitu banget sih. kamu nggak bisa seenaknya dong. Terserah deh mau kamu apa. Asal jangan kamu nyuruh aku jauhin Rey. Titik.” Kemudian Mesha meninggalkan Adam.

THIS NOT LOVE❤ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang