Seperti biasa Mesha pulang bersama Adam. Kali ini Adam tidak langsung mengantar Mesha Pulang. Dengan restu mama Mesha yang percaya dengan Adam.
Adam mengajak Mesha ke suatu tempat. Tempat yang belum pernah Mesha datangi dan mungkin tidak pernah akan Mesha datangi kecuali ia menjadi pacar Adam.
Ternyata tempat itu adalah markas komunitas pecinta mobil sport.
“Cha. Ini dia dunia gue selain basket.” Kata Adam sesampainya di tempat yang super unik, elegant, gaul, dan asing bagi Mesha.“Gue pengen kenalin lo sama temen-temen gue.”
Mesha menarik tangan Adam yang hampir membuka pintu mobilnya. “Dam. Tunggu! Aku belum pernah masuk ke komunitas kayak gini. Aku takut mereka nggak suka sama aku. Aku kan kuper dan nggak gaul kayak mereka.”Adam terseyum. “Cha. Mereka nggak seburuk yang lo bayangin. Kalo lo udah kenal sama mereka. Pasti lo bakal nyaman deh sama mereka.”
“Kamu yakin?” Tanya Mesha Ragu.“Gue udah lama temenan sama mereka. Mereka nggak akan ngapa-ngapain lo.”
Kemudian Adam bergegas membukakan pintu mobil untuk Mesha. Tanpa sadar Mesha mengenggam tangan Adam seperti tidak ingin tersesat di hutan yang penuh binatang buas.“Hey guys.” Sapa Adam pada teman-temannya yang sedang asik berbincang.
“Hoy Dam. Mangsa baru nih?” Seorang pria berkepala botak seperti pendekar saolin berseru sambil melirik ke arah Mesha.Adam hanya tersenyum. Kemudian Adam mengajak Mesha melihat berbagai mobil yang terparkir di ruangan yang benar-benar besar.
Ruangan itu seperti aula tepatnya showroom mobil sport dengan berbagai merk dan tahun keluaran. Dari Viper, Ferrari, Audi, BMW, Mustang, dan banyak mobil yang semuanya impor dari luar negeri.
Mesha kagum melihat mobil-mobil yang terlihat sangat terawat oleh sang pemilik. Di pikirannya pemilik mobil itu adalah kaum borjuis yang rela merogoh kocek dalam untuk mobil yang harganya ratusan juta bahkan sampai milyaran itu.
Sedang terkagum-kagum oleh keeksotisan si mobil, tiba-tiba seorang wanita cantik dengan pakaian ketat tapi sangat stylist dan super modis menghampiri Adam dan Mesha.
Rambutnya yang merah menyala nan elegant ditambah wajah yang benar-benar memancarkan aura pengetahuan tentang otomotif yang lumayan banyak membuat gadis itu terlihat semakin sempurna apalagi di mata kaum adam yaitu kaum lelaki seperti Adam contohnya.
Terlihat wanita itu dan Adam bercipika-cipiki ria di depan Mesha. Mesha mencoba tetap stay cool melihat adegan itu seperti ia telah biasa melihat sebelumnya.
“Ups sorry. Ini pacar lo Dam?” Kemudian wanita itu tersenyum pada Mesha. Mesha pun membalas senyuman gadis yang bila tersenyum parasnya tambah cantik saja. “Oya Dam. Ada barang baru tuh. Endrew minta lo check sendiri!”
“Oke. Cha. Gue tinggal sebentar ya!” Kata Adam tanpa menjelaskan siapa wanita ini. “Rin gue titip Cacha ya!”
“Beres.”
Sempat terlintas di pikiran Mesha bahwa wanita yang usianya kira-kira sebaya dengannya itu adalah pacar asli Adam. sebelum akhirnya ia mengenalkan diri.“Oya kenalin. Gue Karin, sepupu Adam.” sambil mengulurkan tangannya yang putih dan halus ke arah Mesha dan dibalas jabatan tangan Mesha. “Lo pasti Mesha. Pacarnya Adam kan?” Mesha sempat tertegun mendengar perkataan wanita itu. Sepertinya wanita itu sangat tahu tentang Mesha. Dan ternyata Karin orangnya asik juga.
“Kamu kok tau?”“Adam cerita banyak soal lo. Jujur gue penasaran banget sama lo. Soalnya cuma lo satu-satunya cewek yang bikin Adam sampe bener-bener gila.”
“Maksudnya?”“Gue nggak akan jelasin semuanya ke lo. Nantinya lo bakal tahu juga.” Kata Karin yang membuat Mesha semakin bingung. “Oh ya. Lo suka otomotif?”
“Aku nggak tau banyak soal otomotif makanya aku juga nggak begitu tertarik. Lagian bukannya dunia ini cuma buat orang berduit?” Jawab Mesha polos.Karin tertawa kecil. “Liat cecunguk itu.” Karin menunjukkan beberapa rider yang sedang bersiap balapan. “Mereka bisa ngedapetin mobil tanpa ngeluarin uang sepeser pun.”
Mesha mengerutkan dahi tidak percaya. “Gimana caranya?”
“Gampang. Kalo lo bisa menangin satu kali turnamen dan dapet sponsor yang bisa bayar lo mahal, pasti lo bakal miliki mobil itu dengan cuma-cuma.”“Pasti tetep ada sarat kan? Nggak mungkin semudah itu.”
“Kalo kamu pikir menangin satu lap dengan mudah, apa lo masih mikir itu nggak mungkin?” Karin menunjukkan tebing curam dengan background pemandangan indah yang nampak horror. “Kalo lo bukan rider sejati, nggak akan ada yang tahu nasib seseorang.”“Apa pernah ada korban?”
“Kakak gue. Dia meninggal saat balapan. Gue tahu pasti dan semua orang tahu kalo dia rider handal. Tapi sehebat apa pun dia, kalo mereka terlalu jujur tidak akan menang.”
“Ngeri. Apa Adam pernah balapan?”
Karin tersenyum. “Pertanyaanmu kurang tepat. Harusnya ‘Apa Adam pernah kalah?’. Tanpa sepengetahuan tante Sofie, Adam mendapatkan uang dalam jumlah besar.Adam tidak pernah memakai uang itu bahkan mobil hadiah kemenangannya dia jual. Semua uang itu ia beri ke panti asuhan. Gue nggak ngerti apa maunya. Tapi cukup jelas kalo dia nggak sebego yang gue kira. Kalo dia mau dia bisa ngalahin papanya sendiri buat jadi milyarder dalam waktu singkat.”
“Padahal Adam baru tujuh belas tahun?”
“Perlu lo tau. Disini nggak kenal SIM yang penting itu…” kata Karin sampil menunjuk pelipisnya. “Otak.”
“Kenapa Adam nggak jujur ke tante Sofie?”“Karena kalo tante Sofie tau, sama aja membunuh tante Sofie pelan-pelan. Adam adalah anak satu-satunya, jadi wajar kalo tante over protektif. Selama ini tante ngira kalo Adam ikut les ini itu tapi sebenernya dia menghabiskan waktu di sini.”
Karin banyak bercerita tentang sisi lain Adam yang sama sekali di luar dugaan Mesha. Sosok Adam memang misterius. Tetapi penuh karisma.
Sedikit kebanggaan muncul di benak Mesha karena ia bisa dekat dengan cowok yang walau terlihat sangar. Tapi punya jiwa sosial yang tinggi. Dan dari rasa kagum itu timbul perasaan lain tentang Adam yang sedikit demi sedikit muncul. Namun kemudian ia tersadar bahwa semua yang ia rasakan akan segera berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS NOT LOVE❤ [Completed]
RomanceAdam tersenyum melihat ekspresi Mesha. "Kenapa senyum-senyum?" Tanya Mesha mencoba menyembuyikan rasa malunya. "Tapi yang jelas aku udah bikin kamu emosi. Berarti aku berhasil." Mesha tertawa garing.