"Sehun, kau dipanggil ketua Oh ke ruangannya."Sehun yang mendengarnya hanya dapat menghela napas. Perlahan ia mengangguk. Dengan berat hati kakinya melangkah menuju ruangan tempat si pemanggil berada. Si pemanggil adalah ayahnya sendiri. Lelaki yang paling ia benci. Sehun memiliki berbagai alasan untuk membenci lelaki itu.
"Aku disini," ujar Sehun malas sembari melangkahkan kakinya kedalam sebuah ruangan.
Lelaki dibalik kursi itu tersenyum. Perlahan kursi itu berputar menghadap Sehun. Menampakkan lelaki paruh baya yang tengah tersenyum licik.
"Aigoo, anakku sudah datang, eoh? Aish, appa sangat merindukanmu."
Lelaki itu beranjak berdiri. Menghampiri Sehun yang malas menatap ayahnya sendiri.
"Kau dari mana saja?"
"Bukan urusanmu."
Lelaki itu tertawa sarkastis. Napasnya yang berat ikut terdengar. Hal yang paling dibenci Sehun jika sudah berhadapan dengan lelaki itu.
Sehun merasakan jarak antara dirinya juga ayahnya sangat dekat. Bahkan kini wangi parfum lelaki itu tercium olehnya. Sehun segera melangkah mundur.
"Bagaimana?"
"Apa maksudmu?"
Lagi-lagi lelaki itu tertawa. Entah apa yang lucu tapi Sehun rasa ayahnya itu sudah gila. Tertawa disaat tak ada hal yang perlu ditertawakan.
Lelaki paruh baya itu menepuk-nepuk pundak Sehun. Tawanya kini terhenti. Membuat ruangan seketika hening.
"Bagaimana, Jung Hana?"
Sehun mendengus malas kala mendengar nama tersebut diucapkan. Ia malas menjawab karena yakin bahwa ayahnya sendiri tahu apa jawabannya.
"Aku tak peduli dengannya."
Ekspresi lelaki paruh baya itu berubah serius. Sehun yang memang sudah tak peduli hanya menatap malas ayahnya yang menatapnya tajam.
"Kau harus menikah dengannya, kau tahu itu, kan?"
"Kau tak berhak mengatur ku."
"Tentu saja aku berhak! Tidak ada penolakan, kau tahu itu kan?"
"Aku tidak peduli."
Sehun merasakan emosinya sudah hampir memuncak. Tapi tetap berusaha ia tahan karena tak mau membuang energi untuk suatu hal yang tak penting. Dilihatnya wajah lelaki paruh baya itu memerah. Hidungnya kembang kempis, menandakan bahwa amarah telah menguasai.
"Kalau kau tak peduli, begitupun aku! Kau akan menikah dengan Jung Hana!" Bentak lelaki paruh baya itu. Tangannya mengambang di udara. Menunjuk Sehun dengan penuh amarah.
"Tidak! Sekali lagi. Kau. Tidak. Berhak. Mengaturku! Kau bukan siapa-siapa! Aku tidak akan menikah dengan siapapun yang bukan pilihanku! Aku akan menikah dengan orang yang kucintai!" Sehun merasakan tubuhnya panas. Terjadi jika amarah telah menguasainya.
"Kau harus melakukannya! Aku ini ayahmu! Aku bisa mengaturmu semauku, dasar anak tak tahu malu! Cinta?! Itu hanya omong kosong!"
"Ayahku!? Apa seorang ayah akan menelantarkan anaknya hanya demi uang!? Apa seorang ayah akan membiarkan anaknya menderita hanya demi uang!? Kau egois! Dan aku tidak punya ayah egois sepertimu! Tidak—!"
Plak!
Hening. Suara keras itu menghentikan perdebatan antara ayah dan anak. Warna kemerahan menghiasi pipi Sehun, disertai rasa nyeri dan panas bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Fanfiction#1 in hunlice - 20 Juli 2018 Segala yang ada pada diri gadis bernama Lalisa itu menciptakan rasa candu baginya. Semuanya mungkin untuk Oh Sehun, tak lama lagi, gadis itu akan menjadi miliknya, tak peduli dengan masa lalu. Sehun akan kembali memili...