Chapter-8

4.3K 477 7
                                    


"Mungkin tak sekarang, tapi sebentar lagi. Kau akan mengingatku, segalanya yang ada pada diriku. Memori tentang aku dan kamu. Tentang kita yang pernah saling cinta dan menyayangi. Tentang aku juga kamu yang sama-sama takut kehilangan. Semua itu akan terjadi. Waktu yang akan menentukan. Kita hanya harus menunggu, bersabarlah."

–o0O0o–

"Akh!"

Lisa memekik. Terbangun dari tidur dengan keringat membasahi sekujur tubuh dan nafas menderu. Jantung yang bergerak kian meningkat dengan perasaan kalut yang meraja.

Lisa menoleh, mendapati seorang lelaki tengah tertidur di sebuah sofa yang tak jauh dari ranjang yang ia tempati. Menggunakan tangannya sebagai bantalan. Tanpa kain yang dapat menyelimuti tubuh yang Lisa yakini sedang merasa kedinginan.

Lisa menghela napas. Sekejap tatapannya telah terkunci pada lelaki itu. Walau otaknya mengatakan untuk berpaling, tapi Lisa tak mau. Gadis itu masih saja menatap Sehun, lelaki itu, dengan seksama. Ada sesuatu yang berbeda. Lisa merasakan sesuatu yang begitu hebat dari dalam dirinya. Ingin mencari tahu tapi tak tahu bagaimana caranya.

Lagi Lisa hanya menghela napas. Ia melirik jam yang tertempel di dinding abu kamar terebut.

Pukul 07.00 pagi. Lisa meringis.

Jika ia pulang, apa alasan yang bagus untuk menjadi alasan kemana dia selama seharian. Wanita di rumahnya pasti menunggu. Lalu akan menanyakan berbagai macam hal yang akan membuat kepalanya pecah.

Krubuk.

Ugh! Suara apa itu?

Lisa menunduk. Menatap perut yang merupakan asal suara tersebut. Lisa tak tahu harus apa. Membangunkan lelaki itu dan meminta makanan? No!

Kabur dari rumah ini dan membeli makanan? Oh my god! Lisa tak tahu dimana dompetnya sekarang. Juga tasnya. Yaampun, jangan bilang Lisa menghilangkannya.

"Lapar, hum?"

Lisa dengan cepat menoleh ke arah suara. Ke arah dimana lelaki itu berada. Anehnya, lelaki itu masih memejamkan mata. Lisa jadi takut.

Perlahan mata itu terbuka. Tatapannya langsung menuju ke arah Lisa yang sedang kebingungan mencari letak tas selempang nya.

"E-eh?"

Sehun masih di posisi yang sama. Berbaring sembari menatap Lisa yang tengah kebingungan. Sementara yang ditatap tak berkutik. Mungkin salah tingkah. Karena itulah Lisa memalingkan wajah. Memainkan bola matanya kesana kemari.

Sehun terkekeh melihat gelagat Lisa yang menurutnya menggemaskan. Segera lelaki itu bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Lisa. Duduk di samping wanita itu. Menatapnya lamat lamat seolah Lisa adalah pemandangan yang terlihat indah. Tak peduli dengan Lisa yang tidak dapat mengkondisikan detak jantungnya. Sehun tidak jahat, hanya pura-pura tidak tahu.

"Kenapa menatapku?"

"Tidak apa."

Sehun segera bangkit kembali. Sebelum kembali berjalan lelaki itu menarik pelan pergelangan tangan Lisa. Membuatnya menoleh bingung ke arah Sehun.

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang