Detik jarum jam yang bergerak berputar menunjuk detik dan angka menimbulkan suara. Lisa yang mendengarnya semakin dibuat bimbang— walaupun musik berdentum cukup kencang di tempatnya berada sekarang.Pasalnya, ia kehilangan sesuatu miliknya yang berharga. Lisa tak tahu kenapa dirinya mengira barang tersebut berharga, yang pasti dirinya tak bisa tenang tanpa adanya barang tersebut dengannya. Rasanya ada yang hilang, dan anehnya membuat Lisa merasa bersalah tanpa sebab.
"Aish! Oh Sehun sialan!"
"Aku mendengarnya."
Lisa mati kutu. Umpatan nya ternyata terdengar. Ia baru sadar bahwa lelaki yang ditunggunya sudah berada di belakangnya. Kemudian berjalan melewatinya sembari tersenyum licik menatapnya.
Lisa memutar malas bola matanya.
"Kenapa lama, sih?"
Sehun tersenyum mendengar ocehan gadis itu. Kemudian mengambil tempat duduk yang berseberangan dengannya.
"Memang kenapa? Rindu, ya?"
Lagi-lagi Lisa memutar bola matanya. Padahal kalimat lelaki itu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Lisa hanya berusaha menutupinya.
"Cih, mimpi."
Sehun tertawa. Tak kecewa sama sekali karena ia sudah menduga jawabannya. Lelaki itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Gelang emas yang berhasil mengalihkan perhatian Lisa. Gadis itu tak tahu kenapa tatapannya terus melekat pada benda tersebut. Benda yang terbuat dari emas bercahaya karena paparan sinar matahari.
"Kau mau ini, kan?"
Lisa beralih menatap wajah Sehun. Beberapa detik menghabiskannya dengan saling tatap. Tak dapat dijelaskan yang pasti keduanya terlihat tak berniat memutuskan kontak mata yang sedang terjadi.
Sehun menatap Lisa berharap gadis itu mengingat-nya. Sehun tak tahu apa yang terjadi pada gadis itu sehingga dirinya tak dapat diingat. Cukup kecewa karena usahanya mencari Alice —Lisa— selama ini malah terbayar tak sesuai.
"Kau seharusnya merasa bersalah. Mengambil barang yang bukan milikmu tanpa bilang."
Sehun mengernyit. Ekspresi wajahnya berubah. Nada itu. Pertama kali ia dengar dari mulut Lisa, atau Sehun menyebutnya Alice. Ia tak pernah mendengar nada tersebut terucap dari bibir Alice. Nada datar yang diliputi amarah terpendam. Gadis itu cukup berbeda. Apa karena ada sesuatu yang terjadi sebelumnya, sehingga sikap Alice yang dulu tak semua melekat pada Lisa?
"Baiklah. Aku ... minta maaf."
Lisa membuang muka. Seolah muak dengan wajah lelaki itu.
"Hei. Aku tahu aku salah, aku-minta-maaf. Lagi pula aku punya alasan jelas untuk melakukannya."
Lisa tak bergerak. Seolah tak tertarik dan semakin memalingkan wajah. Muak menatap lelaki yang baru-baru ini sering mengganggunya.
Dengan cepat Lisa menyambar gelang itu dari tangan Sehun. Membuatnya melongo seketika. Lisa berdiri dari duduknya, hendak melangkah pergi sampai seseorang menarik tangannya.
Lisa menoleh, melihat Sehun yang tengah mencengkram pergelangan tangannya.
"Oh Sehun! Lepaskan!"
"Kau sudah mengambilnya, bukan berarti kau bisa pergi seenaknya."
Sehun ikut berdiri. Kemudian menarik kasar gadis itu. Hati Sehun seolah tertutup kabut. Sikapnya kembali. Tak peduli dengan ringisan dan pukulan yang gadis itu berikan. Sehun tetap menarik gadis itu, membawanya dan mendudukkannya ke jok penumpang di sebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/149007893-288-k973177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Fanfiction#1 in hunlice - 20 Juli 2018 Segala yang ada pada diri gadis bernama Lalisa itu menciptakan rasa candu baginya. Semuanya mungkin untuk Oh Sehun, tak lama lagi, gadis itu akan menjadi miliknya, tak peduli dengan masa lalu. Sehun akan kembali memili...