Chapter-13

3.5K 412 13
                                    

Chapt sebelumnya di private, Follow Author terlebih dahulu abis itu refresh librarynya. Nanti chapt 12 ada kok:)

Selamat membaca~

–o0O0o–

Menurut Lisa, pernyataan bahwa semua lelaki sama saja itu benar. Terutama pada sikap 'Pemberi Harapan Palsu'. Walau banyak juga yang menyangkal, tapi terkadang lelaki melakukannya tanpa disadari. Dalam hal cinta maupun bukan.

Lisa pikir dirinya benar-benar sudah mendapat ruang dan lampu hijau untuk dapat berjalan memasuki ruang hati yang katanya lelaki itu simpan hanya untuknya.

"Hanya Lalisa."

Cih, bullshit!

Tangan itu sudah lelah hanya untuk bergerak menyeka air mata yang mulai jatuh secara perlahan. Meninggalkan bekas pada pipi maupun sang panca indera yang semakin lama membengkak. Menghasilkan kantung mata bak kantung ajaib milik Doraemon.

Kali ini tak ada bekas sayatan maupun lebam. Tapi rasa sakitnya melebihi rasa sakit disayat dengan pisau tajam dan di pukul dengan beton. Tidak ada darah pula. Tapi jika sakit hati memang berdarah dan meninggalkan bekas lebam, mungkin Lisa butuh pendonor darah untuknya sekarang dengan tubuh penuh lebam.

Entah apa yang membuat rasa sakit itu terasa begitu kentara. Membayangkannya saja sudah membuat pikiran Lisa di penuhi imajinasi yang imajinatif.

Ok, Lisa sadar ia masih belum jadi seseorang yang cukup berharga. Tapi bisakah setidaknya lelaki itu menghormatinya. Membawa dua wanita yang bukan dari satu keluarga ke hotel?

Huft, Lisa lelah hanya dengan memikirkan bagaimana bisa lelaki seperti Sehun dapat melakukannya.

Tidak ada alasan jelas yang dapat di terima otaknya. Hanya ada pikiran negatif.

"Pengambil first kiss -ku, pengambil hatiku— oh, salah. Ia mencurinya. Kemudian mematahkannya begitu saja. Congratulation, Oh Sehun. Kau berhak mendapat penghargaan sebagai lelaki brengsek menyebalkan di dunia versi Lalisa Manoban."

Ya, itulah yang Lisa lakukan sedari tadi. Meracau tak jelas. Racauannnya terdiri dari gerutuan, sumpah serapah, binatang-binatang, dan ringisan.

Kalau disatukan dapat membentuk beberapa paragraf, sepertinya.

"Aku benci Oh Sehun!"

Di sela-sela isakannya, bahkan ketika gadis itu masih berjalan linglung seperti orang gila yang belum mandi seharian, masih saja bibirnya tak lelah menggerutu.

Mungkin aneh. Bahkan Lisa tak tahu lelaki itu menganggapnya apa.

Mendengar pernyataan cinta dari seorang lelaki yang sudah memiliki tunangan. Apa lagi yang Lisa pikirkan selain menjadi 'wanita simpanan' atau secara kasar 'selingkuhan'.

Miris.

"Lalisa! Tunggu!"

Ya, Tuhan! Kenapa Lisa malah membeku. Bukannya berlari kembali menyusuri pantai yang menjadi destinasi terbaiknya setelah mendengar perkataan 'si tunangan' Oh Sehun.

Lisa membeku. Jantungnya berdegup kencang.

"Lalisa! Berhenti!"

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang