Setibanya didepan gerbang SMA Harapan Nusa, Kia dan Eriska turun dari mobil Galih.
"Bang, nanti pulangnya bareng lagi kan? " Tanya Eriska menatap Galih.
"Heeh, nanti kalo gue gak bisa juga dikabarin kok, udah sana masuk, gue juga mau masuk nih, " ucap Galih menoleh ke arah Kia yang sedang mengikat tali sepatunya.
"Kia, jagain adek gue yak, " ucap Galih sambil berlalu dari sana.
Selesainya Kia mengikat tali sepatu dia mendongakkan kepalanya karena ada seseorang yang berdiri di hadapannya.
"Kalo mau ikat tali sepatu jangan ditengah jalan, dek. " Ucap lelaki yang berdiri didepan Kia.
Kia langsung berdiri sempurna dan menunduk malu.
Eriska yang melihatnya hanya tersenyum kecil sambil menarik pelan lengan Kia agar masuk ke dalam sekolah.
"Malu-maluin aja lu, " ucap Eriska sambil menoyor kepala Kia dari samping.
Kia mengerucutkan bibirnya ketika Eriska sudah tidak ada disampingnya melainkan kabur menuju kelasnya.
"Sabar.... sabar... orang cantik gak boleh ngomel, masih pagi, " ucap Kia sambil mengelus dadanya.
"WOI.... " teriak seseorang dari belakangnya membuat Kia terlonjak kaget.
"Hahaha..... baru gitu aja udah kaget lo, " ucap Rizka sambil menepuk bahu Kia.
Tiga temannya pun ikut tertawa melihat ekspresi wajah Kia yang masih kaget.
"Kurang ajar lu pada ya.... " teriak Kia sambil berlari mengejar empat temannya.
💖💖💖
Kia masih merasa kesal pada empat temannya sejak kejadian tadi pagi yang membuatnya kaget ditempat.
Kia hanya diam saja ketika bangkunya ditendang-tendang pelan dari belakang oleh Sasa.
"Ya, lo masih marah sama kita? " Bisik Sasa sambil menendang kembali bangku Kia.
Kia malah menutup kupingnya dengan kedua tangannya.
"Kayak anak bocah aja lo, " ucap Dewi kesal sambil menendang kencang bangku Kia membuat guru yang sedang mengajar menoleh ke arahnya.
"Dewi ada apa? " Tanya Bu Rani.
"Gak papa bu, ini saya mau manggil Kia. " Jawab Dewi tenang.
Kia mencebikkan bibirnya sambil melempar penghapus kecil ke belakang.
Lesti yang terkena timpukan Kia meringis pelan membuatnya menoleh ke belakang.
"Eh maaf Les gak sengaja, gue tadinya mau nimpuk Dewi. " Ucap Kia.
"Gak papa kok, udah lanjut lagi sana nyatetnya. " Sahut Lesti.
Dewi, Sasa dan Rizka cekikikan melihat kelakuan Kia.
Tok... Tok... Tok...
Bu Rani dan seluruh murid menoleh ke arah pintu dan muncullah seorang guru yang bersama satu murid cowok.
"Bad boy tuh pasti. " Ucap Rizka.
"Iya pasti liat aja tuh gayanya urakan. " Sahut Sasa.
"Kayak lo enggak aja, Sa. " Sahut Dewi membuat Kia tertawa kecil sambil menoleh ke arah Sasa yang kesal.
"Misi bu, saya mau menitipkan Rayn di kelas ibu, karena dia telat masuk ke kelas saya. " Ucap Bu Serli.
"Baiklah bu, saya akan mengizinkan Rayn disini sampai bel istirahat. " Sahut Bu Rani.
"Bu, gak bisa gitu dong emangnya saya barang maen asal nitip nitip aja. " Sahut Rayn tak terima.
Bu Serli hanya diam dan langsung pamit pada Bu Rani untuk kembali mengajar.
"Rayn, kamu duduk di bangku yang kosong dan siapkan satu lembar kertas untuk menulis apa yang sedang saya jelaskan, " ucap Bu Rani sambil kembali menulis di papan tulis.
Rayn berjalan menuju bangku kosong yang berada di samping Kia.
"Eh dia mau jalan ke arah sini kayaknya. " Ucap Dewi.
"Jangan-jangan dia mau duduk disamping lo lagi Ya, " ucap Sasa kembali menendang bangku Kia.
Dan benar saja kata Sasa, Rayn dengan seenaknya duduk disamping Kia tanpa permisi.
"Siapa lo? " Tanya Rayn menoleh ke Kia.
"Yang ada gue nanya sama lu, ngapain duduk disini? " Tanya Kia ketus.
"Gua Rayn, kakak kelas lo, jadi yang sopan yah sama gua, " ucap Rayn sambil menarik buku tulis Kia dan merobeknya tanpa dosa.
'Kampret. ' Batin Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Teen Fiction"Kak, apa cuma aku yang ngerasain rasa ini sendirian? Apa kakak hanya ingin mempermainkan aku yang sudah mempercayai semuanya pada kakak? " ~Raskia Starlla Adila~ "Kenapa kamu selalu aja baik sama aku, padahal kan sikap aku ke kamu hanya sebatas per...