Because You: 19

3 0 0
                                    

Rayyi memandang pintu ruang UGD dengan perasaan khawatir dan gelisah.

Pasalnya dia tidak tahu bahwa yang ditabrak tadi adalah perempuan yang dia cintai.

Merasa serba salah dengan keadaan yang sekarang malah makin menjadi karena Rayn datang menghampirinya.

"Kia kenapa? " Tanya Rayn menatap Rayyi intens.

Tadi setelah kejadian Rayyi menabrak Kia, dia tidak sengaja bertemu dengan Rayn dirumah sakit.

Rayyi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ada apa si sebenarnya? " Tanya Rayn lagi.

'Gua harus bilang apa nih. ' Batin Rayyi.

Rayn menepuk pundak Rayyi agar menjawab pertanyaannya.

"I-itu, tadi gua lihat Kia nolongin Gulian dari mobil, terus Kia ketabrak dan Gulian kabur gitu aja, iya gitu ceritanya. " Ucap Rayyi gugup.

Rayn membelalakkan matanya mendengar penjelasan Rayyi.

"Terus sekarang gimana keadaannya? " Tanya Rayn sambil menatap pintu ruang UGD.

Rayyi menggeleng sebagai jawaban.

Rayn langsung menelfon Galih agar langsung ke rumah sakit.

'Gua harus ganti mobil dulu nih. ' Batin Rayyi.

Rayyi mengambil tasnya dibangku lalu menghampiri Rayn.

"Eh, gua mau pulang dulu nanti gua kesini lagi, " ucap Rayyi ingin pergi berlalu tapi ditahan oleh Rayn.

"Lo gak lagi nyembunyiin sesuatu kan? " Tanya Rayn membuat Rayyi serba salah.

"E-enggak kok. " Jawab Rayyi tak berani menatap Rayn.

"Yi, lo itu cowok harusnya berani ngakuin kesalahannya, " ucap Rayn menepuk bahu Rayyi dua kali.

Rayyi menelan salivanya sambil mengangguk dan pergi berlalu dari sana.

💖💖💖

Eriska berjalan ke ruang tamu sambil mencari keberadaan kakaknya yang sejak pertemuan tadi sampai sekarang belum kelihatan.

"Kakak kemana si sebenarnya. " Gumam Eriska.

Eriska duduk disofa sambil mengambil ponselnya dan mencari kontak Kia.

Setelah ditemukan dia langsung mencoba menelponnya.

Tapi yang mengangkat bukannya Kia melainkan operator.

"Kak, kakak kemana si? " Gumam Eriska cemas.

Tok.... Tok... Tok...

Eriska langsung berjalan untuk membukakan pintu.

"Hai... " sapa Gulian.

Eriska menoleh ke belakangnya Gulian mencari sosok Kia.

"Kakak sendiri? Terus Kak Kia dimana? " Tanya Eriska cemas.

"Kia gak sama aku, emangnya dia belum pulang? " Tanya Gulian balik.

"Masuk dulu kak--"

Terlihat Rayn menghampiri mereka berdua sambil menenteng jaketnya.

"Galih ada gak? " Tanya Rayn to the point.

Rayn menatap tajam ke arah Gulian yang sedari tadi menatap Eriska tanpa kedip.

'Tahan Rayn, ini bukan waktunya lo hajar Gulian bangsat. ' Batin Rayn.

Eriska menahan senyumnya ketika Rayn menatapnya dingin.

"Masuk dulu kak, " ucap Eriska sambil berjalan masuk duluan.

"Duduk dulu kak, aku panggilin Bang Galih dulu, " ucap Eriska sambil pergi berlalu.

Gulian duduk terlebih dahulu lalu Rayn mengikutinya duduk disamping.

"Eh, lo tuh berasa gak bedosa apa? " Tanya Rayn dengan muka datar.

Gulian mengernyit bingung sambil menghadap ke Rayn.

"Maksud lo apa? " Tanya Gulian bingung.

Rayn mengacak rambutnya kasar dan menyenderkan bahunya ke sofa.

"Lo seenaknya nyakitin cewek yang udah tulus sayang sama lo, apa lo gak ngerasa kalo yang udah lo perbuat salah? "

"Maksud lo Kia? "

"Iyalah siapa lagi, lo tuh cowok bego yang pernah gua kenal tahu gak. "

"Udah deh Rayn lo gak usah ikut campur urusan gue sama dia. "

"Eh, lo nyadar gak si lo sama aja nyakitin hati kakak lo dan nyokap lo kalo lo bersikap kayak gini. "

Gulian bangkit dari duduknya memandang Rayn dengan sengit.

"Lo tahu apa tentang kehidupan gue, hah? " Bentak Gulian.

Rayn pun ikut berdiri lalu menghadap Gulian.

"Lo gak tahu siapa yang udah nyelamatin lo dari mobil itu? "

Gulian mengangkat satu alis matanya.

"Kia, dia yang udah nyelamatin lo dari tabrakan itu dan sekarang dia masuk ke ruang UGD, puas lo, " ucap sambil mendorong bahu Gulian.

Prang....

"Kak Kia. " Gumam Eriska.

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang