Gulian sudah meyakinkan hatinya bahwa tepat pada hari ini dia akan memutuskan hubungannya dengan Kia karena taruhan bodohnya itu sudah berlangsung tiga bulan lebih.
Kia sedang duduk di halte dekat sekolah sembari menunggu hujan reda.
Sesekali dia menggosokkan tangannya karena kedinginan.
Gulian pun datang menghampirinya.
"Hai dek, lagi apa? "
"Tunggu hujan reda, kak. "
"Oh, aku mau nanya boleh? "
"Tanya aja kak. "
"Kamu masih serius sama aku? "
Kia mengalihkan perhatiannya ke arah lain karena tak ingin terjebak lagi oleh permainan Gulian.
"Dek? "
"Iya mungkin. "
"Kalau gitu --"
Pandangan Gulian teralihkan pada Eriska yang berlari karena menghindari hujan.
Gulian langsung melepas jaketnya dan menghampiri Eriska untuk menutupi kepalanya dan membawanya ke halte.
Ki tersenyum miris melihat kejadian itu.
"Kamu gak papa? " Tanya Gulian pada Eriska yang kini di dekapannya.
'Bahkan selama ini gue belum pernah ngerasain pelukan lu, kak. ' Batin Vita.
Gulian memberhentikan taksi yang lewat didepannya.
Gulian membukakan pintu taksi itu agar Eriska masuk terlebih dahulu.
"Kita akhiri ajah dek hubungan ini, maaf aku nyakitin kamu, " ucap Gulian tanpa menatap Kia dan masuk ke dalam taksi.
Basah sudah wajah Kia karena air matanya yang sudah tidak lagi bisa ia tahan.
"Sekarang siapa yang nusuk dari belakang, dek? " Gumam Kia.
Galih menatap kasihan ke arah Kia, ingin menghampiri tapi Rayn lebih dulu datang kesana.
"Ternyata gue belain yang salah selama ini. " Gumam Galih.
💖💖💖
Rayn membaringkan tubuh Kia di atas ranjangnya.
Dia sengaja membawa Kia ke apartemennya karena tak ingin membuat kedua orang tua wanita ini khawatir melihat muka pucat anaknya.
Tanpa ada niat apapun Rayn mendekap tubuh Kia dari samping agar wanita itu merasakan kehangatan.
"Yang sabar Kia, masih ada gua kok disini yang bakal selalu nemenin lo, " ucap Rayn mengusap rambut Kia.
Tak lama dari itu Rayn terlelap tidur masih dengan posisi memeluk Kia.Kia mengerjapkan matanya beberapa kali, dia hampir saja ingin berteriak karena ada yang memeluknya.
Tapi diurungkan semua niatnya karena dia kembali teringat akan kejadian tiga jam yang lalu.
Isak tangis Kia dia redam dengan cara menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
'Ternyata bener apa kata Kak Rayn, kalo lu cuma mainin hati gue doang, kak. ' Batin Kia.
Rayn merasa terganggu karena mendengar isak tangis seseorang pun langsung terbangun dari tidurnya.
"Hei... Jangan nangis, " ucap Rayn sambil duduk dan membawa Kia kembali dalam dekapannya.
Kia hanya diam termenung karena masih memikirkan hal yang membuatnya sakit hati tadi.
"Mau aku buatin teh anget? "
"Ini dimana? "
"Di apart aku, tenang aja, aku gak ngapa-ngapain kamu kok. "
Kia tertawa kecil mendengar perkataan Rayn yang memakai bahasa aku kamu.
"Sejak kapan lu pake bahasa aku kamu? "
"Sejak tiga menit yang lalu. "
"Kok gue geli yah denger nya, " ucap Kia sambil tertawa terbahak-bahak dan memegangi perutnya.
Rayn tersenyum tipis akhirnya wanita kesayangannya itu tertawa.
"Jangan nangisin cowok bajingan kayak dia lagi yah, " ucap Rayn sambil mengusap rambut Kia.
Sedangkan orang rumah khawatir karena Kia belum pulang sampai sore hari ini.
"Pah, Kia kemana si? " Tanya Frida khawatir.
"Sebentar lagi pasti pulang, mah, palingan dia lagi main sama temennya. " Jawab Hamka menenangkan Frida.
Galih menatap Eriska yang sedang tertidur pulas di kamarnya.
'Ternyata lu yang jahat selama ini yah, dek. ' Batin Galih.
Next lageeee.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Teen Fiction"Kak, apa cuma aku yang ngerasain rasa ini sendirian? Apa kakak hanya ingin mempermainkan aku yang sudah mempercayai semuanya pada kakak? " ~Raskia Starlla Adila~ "Kenapa kamu selalu aja baik sama aku, padahal kan sikap aku ke kamu hanya sebatas per...