Because You : 8

9 3 0
                                    

Rayn menghembuskan asap rokoknya dengan santai sesekali melirik ke arah cewek yang ada disebelahnya.

Tak henti-hentinya pun cewek itu tersenyum karena bisa duduk berdua dengan Rayn sang idolanya.

"Jadi mau ngapain lo ngajak gua kesini? "

"Hmm.... Aku cuma mau nanya aja, apa kakak kenal sama Kak Kia? "

"Oh dia, kenapa emang? "

"Gak papa kak, aku boleh tanya sesuatu? "

"Boleh, nanya apa emangnya? "

"Menurut kakak dia itu gimana? "

"Maksud lo? "

"Yah, menurut sisi pandang kakak aja. "

"Dia cewek unik, beda dari yang lain, dia itu terlalu cuek sama cowok tapi dia bego kalo milih cowok. "

"Maksudnya bego kenapa kak? "

"Dia malah suka sama cowok yang cuma mau mainin hati dia. "

"Maksud kakak--"

"Iya, Gulian, gua tahu semuanya, kenapa dia nembak Kia dan alasan di belakang itu semua. "

"Jadi, Kak Gulian enggak bener-bener suka sama Kak Kia? "

"Yaaa.... Bisa dibilang gitu, setahu gua dia itu lagi suka sama orang lain. "

"Oh iya, siapa kak? "

"Kalo gak salah si adek kelas, waktu itu gua denger pembicaraan dia sama Adib. "

"Terus Kak Kia gimana kak? "

"Tenang aja dia pasti bisa jaga diri. "

Cewek itu menatap wajah Rayn dari samping sambil tersenyum kecil.

'Seandainya dia tahu kalo gue suka sama dia. ' Batin cewek itu.

Rayn bangkit dari duduknya dan membuang puntung rokok yang sudah kecil.

"Ayok, gua anter lo pulang, " ucap Rayn sambil memakai jaketnya.

Cewek itu mengangguk dan mengikuti Rayn dari belakang.

💖💖💖

Rayn mendudukkan dirinya di sofa single yang berada tepat didepan Galih yang sedang terfokus dengan laptopnya.

Adib dan Yogi sibuk beradu teriakan sambil menatap televisi yang sedang menayangkan sepak bola.

Sedangkan Gulian berada di karpet berbulu sambil tiduran dan memainkan ponselnya.

"Yaelah masa gitu aja gak bisa nendang tuh orang. " Gerutu Adib.

"Iya tuh aturan kalo dia gak bisa nendang kan bisa oper dulu ke temannya. " Sahut Yogi kesal.

"Aarrgghhh.... Kesel gue jadinya, udah ah yog maen ps aja dah, " ucap Adib sambil mengambil kaset ps.

Yogi mengangguk cepat sambil menyalakan ps nya.

Yap, sekarang mereka berlima sedang berada di rumah Gulian tepatnya diruang tamu.

"Yan, jadi lo udah nembak Raskia? " Tanya Adib sambil menatap televisi.

Galih pun langsung menoleh ke arah Gulian yang sedang tersenyum menatap ponselnya.

"Lu nembak adek gue? " Tanya Galih dingin.

Rayn melirik ke arah Galih yang menahan emosinya.

"Iya, emang kenapa, Gal? " Tanya Gulian sambil merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

Galih mengepalkan tangannya sambil menatap tajam Gulian.

"Maksud lu nembak adek gue apa, hah? " Tanya Galih sambil berdiri tegas.

Gulian langsung mendongakkan kepalanya menatap Galih yang penuh emosi.

"Lu masih nanya gue kenapa, hah? " Tanya Galih ingin menarik kerah baju Gulian tapi ditahan oleh Rayn.

"Jangan berantem disini kalo mao didepan orangnya langsung aja. " Ucap Rayn dengan wajah datar.

Galih melepas cekalan Rayn dan menunjuk kasar wajah Gulian.

"Kalo sampe lu nyakitin adek gue, jangan harap kita berteman lagi, gue cabut duluan, " ucap Galih sambil memasukkan laptopnya ke dalam tas dan pergi berlalu.

"Lo si nanya kayak gitu, " ucap Yogi menoyor kepala Adib.

"Lah gue kan cuma nanya emang salah? " Tanya Adib watados.

Gulian menatap punggung Galih dari jendela.

"Gua harap lo gak ngerusakin hubungan pertemanan kita, yan, " ucap Rayn sambil pergi berlalu.

"Apa lo bakal lanjutin permainan kita? " Tanya Yogi menatap Gulian.

"Sekalinya permainan yah tetap permainan lah, gue bukan cowok pecundang yang kalah dalam permainan. " Jawab Gulian tersenyum miring.

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang