Because You: 11

4 2 0
                                    

Kini kelima cewek itu duduk manis dibangku kantin paling tengah, siapa lagi kalau bukan Kia dkk.

Dewi dengan lahapnya memakan mie ayam yang ada di hadapannya.

Sasa dan Rizka yang sibuk bermain games di ponselnya.

Lesti dan Kia sama halnya dengan Dewi sedang memakan makanan yang mereka pesan.

"Abis balik sekolah nobi kuy, " ucap Sasa sambil meminum es teh nya.

"Boleh tuh, " sahut Dewi sambil mengunyah makanannya.

"No bawa pacar yah. " Sahut Rizka santai.

Dewi langsung tersedak oleh makanannya yang langsung diusap-usap punggungnya oleh Lesti.

"Pelan-pelan ndut, " ucap Kia sambil memberikan minuman pada Dewi.

"Uhuk... Uhuk... Uhuk... " Batuk Dewi malah makin menjadi membuat seluruh penghuni kantin melihat ke arah mereka.

"Ya elah ndut... Lebay amet yak, " ucap Sasa sambil menepuk pundak Dewi.

Akhirnya batuk Dewi meredah dan langsung menatap tajam ke arah Rizka.

"Kenapa lo ndut, ngajak ribut? " Tanya Rizka sewot.

"Iya deh yang udah punya pacar mah beda. " Sahut Kia dan Sasa bersamaan.

"Lagian kan Kia juga udah punya pacar tahu. " Beber Dewi watados.

Kia langsung menatap Dewi sengit dan menginjak kakinya.

"Aw... " ringis Dewi.

"Sama siapa lo pacaran, sama bad boy itu yah? " Tanya Sasa menaik turunkan alis matanya.

"Yah enggak lah, gue pacaran sama pangeran berkuda putih, cakep deh pokoknya. " Jawab Kia sambil senyum-senyum.

Rizka yang berada didepannya langsung meraup kasar muka Kia membuatnya merengut sebal.

"Napa si lu, iri, bilang? " Tanya Kia tertawa kecil.

"Gak papa gue jomblo yang penting happy iya gak, Sa? " Tanya Rizka pada Sasa.

"Enggak juga tuh. " Jawab Sasa tersenyum jahil.

Mereka bereempat langsung tertawa ngakak melihat ekspresi Rizka yang sebal.

Tanpa mereka sadari dari ujung kantin Rayn selalu memperhatikan Kia.

'Seharusnya lo nurut sama gua, Kia. ' Batin Rayn.

💖💖💖

Kini Kia sedang berada dibalkon kamarnya sambil memetik gitar miliknya.

Mencoba untuk memainkan sebuah lagu untuk Gulian sang pujaan hati.

Alay memang tapi yang namanya cinta mau dikata apalagi.

Tak lama dari itu ponsel miliknya berbunyi, dilihat ke arah layar itu ternyata Gulian menelfonnya.

Dengan gerakan cepat Vita langsung mengangkatnya.

"Hallo kak... "

"Hai, lagi apah? "

"Lagi main gitar nih, kakak lagi apa? "

"Lagi mikirin kamu ajah nih. "

"Euh.... Gombal. "

"Hehehe.... Oh iya dek, besok kita jalan yuk sepulang sekolah. "

"Mau kemana kak? "

"Ke hati aku ajah mau gak? "

Kia terkekeh geli sambil senyum-senyum.

"Gak muat atuh kalo ke hati kakak mah. "

"Heheheh.... Aku mau ngajak kamu kenalan sama temen-temen aku. "

"Brarti banyak dong yah? "

"Iyalah, kan temen-temen. "

"Oke deh kalo gitu mah aku mau aja asal sama kakak. "

"Oh udah berani gombal yah kamu. "

"Enggak aku gak gombal cuma bilang aja. "

"Bilang apah? "

"Jangan tinggalin aku yah kak, soalnya aku udah percaya banget sama kakak. "

Hening tak ada jawaban dari Gulian.

Kia melihat layar ponselnya yang masih terhubung dengan panggilan telepon Gulian mengernyit bingung.

"Kak? "

"Eh iyah dek. "

"Kenapa diem aja? "

"Gak papa, udah dulu yah, kamu tidur udah malem nih. "

"Oh oke, good night kak. "

"Night too dek. "

Kia langsung mengulas senyuman manisnya mendengar suara Gulian tadi.

"Gue harap lu gak mainin hati gue kak. "
























Next.... Next.... Next

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang