Kia berjalan di koridor menuju kelasnya tapi sebelum sampai disana dia mendengar ringisan seseorang dari belakang tembok.
Kia mendekati asal suara itu dan alangkah kagetnya dia menemukan Gulian yang sedang kesakitan sambil memegangi sudut bibirnya yang agak robek.
"Kakak kenapa? "
Gulian tersentak kaget dan menatap Kia yang kini berjongkok didepannya.
"Kakak kena tonjok siapa, sampe begini? " Tanya Kia sambil membuka tasnya untuk mengambil kapas dan betadine yang selalu dia bawa kemana-mana.
Gulian hanya diam enggan menjawab karena sudut bibirnya terasa sakit sekali.
Kia mengobati sudut bibir Gulian dengan pelan sesekali meniupkannya.
"Kakak abis berantem? "
"Kejedot doang kok. "
"Kok sampe begini? "
"Iya keinjek tali sepatu terus didepan ada meja. "
Kia hanya ber'oh' ria dan sehabis mengobati Gulian, dia bangkit dan memasukkan kembali kapas dengan betadinya.
"Yaudah kak aku ke kelas duluan yah, " ucap Kia tapi tertahan oleh ucapan Gulian.
"Makasih kamu selalu care sama aku, dan makasih juga karena kamu udah sayang sama aku. " Ucap Gulian.
Kia hanya menganggapnya angin lalu, setelah dirasa Gulian sudah tidak berbicara lagi dia pun beranjak pergi dari sana.
"Kamu baik, dek. " Gumam Gulian.
Kia sempat berpapasan dengan Eriska di tangga penghubung antar kelas sepuluh dan sebelas, mereka saling adu tatap.
"Gue gak nyangka kalo lu yang lebih nusuk paling dalem. " Ucap Kia sengit.
"Gue nusuk lu? " Tanya Eriska bingung.
"Jagain semua orang yang gue sayang yah termasuk lu, " ucap Kia sambil pergi berlalu.
"Maksudnya apa? " Tanya Eriska sambil menatap kepergian Kia.
💖💖💖
Kini Kia sedang duduk ditengah lapangan bersama empat sahabatnya.
Mereka duduk melingkar ditengah lapangan dan mulai percakapan tentang masalah yang dihadapi masing-masing.
"Nanti ke rumah sakit yak, gaes... " ucap Kia sambil memainkan ponselnya.
"Ngapain? " Tanya Sasa bingung.
"Udeh nurut aja si, siapa tahu dia mau tiduran disana. " Ucap Rizka sambil tertawa kecil.
"Bener banget, kalo sampe kejadian gue orang paling depan yang ngetawain, hahaha.... " teriak Dewi sambil tertawa terbahak-bahak.
"Hus... Gak boleh gitu, omongan itu doa, tahu gak. " Sahut Lesti.
"Lagian aneh banget si lo tiba-tiba ngomong kayak gitu. " Ucap Sasa.
"Tahu kayak gak ada pembicaraan yang laen aja. " Sahut Dewi.
Rizka dan Lesti mengangguk setuju.
"Gue kan imut jadi bebas lah mau ngomong apa juga. " Ucap Kia tertawa hambar.
Ketiga sahabatnya menoyor kepala Kia terkecuali Lesti yang hanya diam.
"Eh, btw tumbenan Rayyi gak bareng sama lo, Ya? " Tanya Rizka pada Kia.
"Dih, ngapain banget gue harus sama dia terus, " jawab Kia sambil berakting muntah.
"Cocok si cocok, iya gak, ndut? " Tanya Lesti.
Semua mata langsung tertuju pada Lesti, pasalnya baru kali ini dia memanggil Dewi dengan panggilan sayangnya.
"Hahaha..... " tawa tiga cewek itu terkecuali Dewi yang mendengus sebal.
"Yaudah kuy cabut udah sore nih, " ucap Kia sambil menarik kedua tangan Rizka untuk berdiri.
Akhirnya mereka pun berpencar keluar gerbang karena tujuan rumah mereka berbeda-beda.
Kia berjalan santai sambil bernyanyi kecil dan pelan sesekali menengok kanan dan kiri.
Di ujung sana Kia melihat Gulian yang ingin menyebrang jalan tetapi memakai earphone ditelinganya.
Tanpa Gulian sadari ada mobil yang melaju kencang dari arah kanannya, Kia pun tak tinggal diam dia langsung berlari untuk menyelamatkan Gulian.
Brak...
Tubuh Gulian terdorong hingga ke pinggir jalan menyebabkan lengannya berdarah.
Gulian berdiri dan menoleh ke belakang.
"Itu ada apaan si rame-rame? " Tanya Gulian sendiri sambil melepas earphonenya.
"Ah udah lah masa bodo, gue kan harus cepat sampe ke toko bunga, " ucap Gulian sambil berlalu dari sana.
"Kak Gulian. " Gumam Kia.
Masih sepi lanjut ajalah ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Teen Fiction"Kak, apa cuma aku yang ngerasain rasa ini sendirian? Apa kakak hanya ingin mempermainkan aku yang sudah mempercayai semuanya pada kakak? " ~Raskia Starlla Adila~ "Kenapa kamu selalu aja baik sama aku, padahal kan sikap aku ke kamu hanya sebatas per...