3

4.5K 367 6
                                    

Kaki-kaki kecil mereka melangkah menyusuri jalan setapak di tepi taman. Saling bercengkrama, tertawa dan bersenandung ria bersama. Padahal mereka baru saja bertemu.

"Jadi, kau harus memanggilku Hyung!"

"Kenapa begitu? Haruskah?"

"Hm, karena aku lebih tua darimu"

"Tapi, kau terlalu pendek untuk ku panggil dengan sebutan hyung" ucapan polosnya langsung mendapat delikkan tajam dari sang pemilik tubuh. Tak taukah ia jika kata 'pendek' membuatnya menjadi sangat sensitif.

.

"Hai.." sapanya halus

"O?eum... Hai." balasnya ragu

"Siapa namamu?" anak itupun kembali bertanya

"He? Eum, a-aku Jimin, Park Jimin imnida"

"Jungkook, Jeon Jungkook. Senang bisa berkenalan denganmu, Jim" bocah bergigi kelinci itupun langsung menyambar tangan Jimin dan menggandengnya.

"Eh? Kau mau membawaku kemana?"

"Jangan banyak bertanya! Ikut saja denganku!"

"T-tapi kita mau kemana?"

"Sudah ku bilang jangan banyak bertanya!"

"Tapi eommaku bilang, aku tidak boleh pergi dengan orang asing. Dan eommaku bilang banyak bertanya menjadikanmu orang yang pandai"

"Bukankah kita sudah menjadi teman? Jadi aku bukan orang asing lagi. Sekarang ayo kita beli es krim disana" ajaknya seraya menunjuk pedagang es krim diseberang taman.

.

Dan disinilah mereka sekarang. Duduk dengan rumput sebagai alasnya dan pohon sebagai sandaran, menikmati es krim yang mereka beli tadi. Ya..walaupun satu untuk berdua, tapi itu cukup untuk membuat mereka gembira. Anggap saja sebagai tanda bermulanya persahabatan mereka.

"Jim hyung.."

"Ada apa?"

Jungkook melihat es krim yang masih tersisa dan Jimin bergantian.

"Itu.." jari telunjuknya mengarah ke sisa es krim tadi.

"Habiskan jika kau mau, lagipun aku sudah kenyang" ujar Jimin setelah mengetahui apa yang Jungkook maksud.

"Yeaaay!! Terima kasih hyuung...

...bantet"

"Yak!! Kau mengataiku bantet?!"

"Tidak, hyung saja yang salah dengar"

Jimin pun hanya mendengus sebal dengan tingkah kelinci bongsor yang tengah melahap es krim itu dengan ekspresi seolah ia tak melakukan kesalahan apapun.

Tak lama kemudian, senyum terukir di bibir tebalnya.

"sangat menggemaskan" batinnya melihat kelinci bongsor yang menurutnya sangat menggemaskan saat sedang makan es krim. Jangan lupakan cemong yang menghiasi hidung dan juga pipi gembilnya.

Setelah itu hanya keheningan yang menemani mereka. Tak ada yang berniat membuka suara. Masing-masing diantara mereka masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, sebelum akhirnya Jungkook membuka suara.

"Hyung.."

"Hm.." Jimin hanya berdehem sebagai balasan atas panggilan Jungkook

"Bolehkah aku tinggal bersama denganmu?"

🎑


Sore ini langit tampak lebih cerah, semburat jingganya membentang menghiasi langit di ufuk barat. Senja yang begitu menawan, meninggalkan dunia penuh warna dan menjemput dunia yang menampilkan sisi gelapnya namun tetap indah dengan gemerlap benda ruang angkasa.

UntitleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang