Jungkook tak pernah menyangka jika hidupnya akan sebahagia ini, yaa untuk sekarang memang bahagia. Orang tua yang menyayanginya, para kakak yang selalu memanjakannya, dan Jungkook suka itu. Walau mereka tidak sedarah, tapi mereka bisa menjamin kebahagiaan Jungkook.
Hei, saudara tidak bisa hanya disumberkan pada hubungan darah, 'kan? Saudara tidak harus sedarah. Rasa cinta kasih akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Belum genap setengah tahun Jungkook menjadi bagian dari keluarga Kim, tapi Jungkook sudah menyematkan kata nyaman di hatinya. Jungkook merasa aman.
Jungkook menuruni anak tangga satu persatu kala indra pembaunya mencium aroma yang begitu menggiurkan, membuat perutnya semakin berisik. Uh, sepertinya cacing-cacing di perutnya mulai bentrok.
"Eomma!" Panggil Jungkook yang kini tanpa adanya perasaan ragu ataupun canggung. Bagi Jungkook semua terasa biasa saja sekarang. Tanpa canggung ataupun malu.
"Eoh, Jungkookie sudah bangun. Bangun kan hyung-hyungmu dan kita sarapan bersama-sama, ne?"
"Eh, n-ne eomma." Jungkook pun kembali keatas untuk membangunkan para hyungnya yang super duper ngebo. "Hh dasar hyungdeul kebo!" Oh ingatkan Jungkook untuk menjaga mulutnya mulai sekarang.
🎑
Minggu, hari yang paling dinanti-nantikan kedatangannya. Hari dimana tidak adanya tuntutan tugas. Hari dimana kita bisa bangun siang tanpa takut terlambat. Ah jika dipikir-pikir lagi hampir semua orang sangat menyukai itu.
Begitupun dengan Hoseok juga Yoongi. Mereka tengah menikmati minggu siang mereka di depan televisi dengan beberapa bungkus snack di tangan, juga jangan lupakan beberapa kaleng cola dingin yang menyegarkan kala minuman bersoda itu terjun melewati kerongkonganmu.
"Hoseok-ah.." Celetuk Yoongi tiba-tiba.
"Hm" Singkat Hoseok.
"Untuk se-ukuran anak sekolah menengah atas, apa aku terlihat tua, eum, maksudku, apakah aku terlihat seperti orang yang mengalami penuaan dini?" Yoongi menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Pertanyaan konyol macam apa ini? Jelas itu membuat harga dirinya sedikit---yaa kalian tau sendirilah.
"Kau memang tua." Jawab Hoseok sekenanya. Memang kenyataannya Yoongi lebih tua dari Hoseok. Jadi tak perlu ditanyakan lagi, tapi bukan seperti yang Hoseok pikirkan kemana arah pembicaraan Yoongi. Yoongi hanya ingin memastikan sesuatu.
"Hei, jaga ucapanmu, bodoh! Dasar kuda!"
"Lalu apa?! Kau memang tua." Ujar Hoseok seraya membuka kaleng minuman bersoda itu.
"Tapi bukan itu yang ku maksud, aish! Bagaimana menjelaskannya, begini.." Yoongi sedikit menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Hoseok. "Kau ingat saat kita mengunjungi paman Han di Universitas saat itu?" Hoseok melirik Yoongi sejenak kemudian mengangguk lalu Yoongi menceritakan semua yang ia alami saat akan keluar dari kawasan Universitas.
"Bukankah itu sedikit aneh, Hoseok-ah? Maksudku, jika dia memang teman bisnis appa, appa pasti menceritakan bagaimana kita; anak-anaknya. Dan dia tak mungkin mengira bahwa aku adalah murid perguruan tinggi, sedangkan kita masih duduk di bangku sekolah menengah. Kecuali memang karena aku mengalami penuaan dini. Apa wajahku se-tua itu?" Ya jika dipikir-pikir lagi pertanyaan Yoongi tidak terlalu konyol. Kulit halus seputih susu, cenderung pucat sih, mana mungkin mengalami penuaan dini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Untitle
Fanfictionsudah ku katakan, bukan? tak perlu judul untuk menceritakan semuanya... .start. 2018.05.01