2

5.3K 407 10
                                    

"Hyung, Tae ingin yang ungu."

"Yang ungu habis, Tae. Yang merah saja, ne?" bujuk Yoongi halus.

"Tidak mau, Tae ingin yang ungu. Tae tidak mau yang lain, maunya yang ungu!"

"Yak! Apa kau tuli? Kau tak mendengar apa yang dikatakan ahjuma tadi? Kau bisa memilih warna lain selain ungu! Membuang waktu saja."

DAMN

Mulut Taehyung seketika terkunci. Matanya memanas setelah mendengar apa yang Hoseok katakan. Seperti ada sesuatu yang terkoyak didalam sana. Meskipun ia sering mendengar perkataan pedas dan menusuk dari sang hyung, tetap saja hatinya sulit untuk menerima.

"Tapi, Tae ingin Hosiki yang ungu hyung" ujarnya dengan suara yang bergetar.

"Shh, merepotkan saja. Baiklah, sekarang kita pindah ke toko lain!" ujar Hoseok seraya meninggalkan Taehyung dan juga Yoongi.

Senyumpun terukir di bibir mungil Taehyung. Hatinya kembali menghangat.

"Terima kasih, hyung... Aku menyayangimu." ujar Taehyung dalam hati.

Tak lama setelahnya Hoseok pun membalikkan badannya. Ia berdecak saat mengetahui kedua saudaranya masih diam ditempat.

"Ck, kalian lama sekali. Cepatlah!"

🎑

Setelah menghabiskan waktu ditoko kaus kaki tadi, akhirnya ketiga Kim bersaudara sampai di mansion mereka. Dan Taehyung mendapatkan Hosiki ungu yang diinginkannya.

Tunggu..
...bukankah mereka akan pergi kepantai hari ini? Dan dimana Tn dan Ny Kim? Bukankah seharusnya mereka bersama dengan Taehyung, Hoseok, dan juga Yoongi?

Eum..

Ya.. Semua rencana untuk menikmati senja dipantai dibatalkan. Lebih tepatnya ditunda.

Taehyung yang merengek untuk dibelikan Hosiki baru, kedua orang tuanya yang tiba-tiba ada urusan mendadak katanya, dan..yah, Hoseok dan Yoongi hanya bisa pasrah.

🎑

"Kuberikan waktu satu minggu untuk kalian. Ingat! Waktu kalian hanya sedikit. Jaga anak singa itu baik-baik, dan... Permainan yang sesungguhnya akan dimulai.." orang itupun--Sungjae--mengatakan sesuatu di akhir kalimatnya hanya dengan desisan suara yang dalam namun mampu membuat lawan bicaranya membatu, mencoba mencerna apa yang Sungjae katakan.

"Kumohon, jangan pisahkan kami dengannya, kumohon hiks adakah cara lain agar aku bisa menggantinya? Aku akan mencium kakimu jika hiks jika itu bisa membuatku selalu bersama dengannya hiks kumohon.." dengan kepala tertunduk dan dengan derai air mata yang telah menganak sungai, wanita paruh baya itupun memohon dan mulai membungkukkan badannya untuk mencium kaki Sungjae, tapi tangan seseorang yang lain menahan pergerakannya.

"Jangan lakukan hal bodoh apapun itu! Tetaplah berdiri tegak dan tatap mataku!" ucapannya menyiratkan ketegasan.

Wanita paruh baya itupun menatap netra kelam orang tersebut yang notabene adalah suaminya.

"Jangan melakukan hal bodoh seperti tadi, itu hanya akan membuang tenaga kita. Yakinlah, dia akan selalu bersama kita apapun yang terjadi, karena kita adalah tempatnya pulang. Semua akan baik-baik saja, kau mengerti?" pria paruh baya itupun langsung mengecup kening sang istri dan membawanya kedalam dekapannya.

UntitleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang