16 - Hoaaam💤

2.3K 156 31
                                    

Taehyung kira ketika ia bangun matahari masih tergelincir tadi. Ternyata salah, bahkan sekarang matahari sudah benar-benar tenggelam di bawah sana. Reflek ia memegang kepalanya lalu memijitnya sebentar. Kepalanya sedikit pening -efek demam yang belum sembuh benar.

Tangan kirinya sedikit kebas karena tertindih sesuatu. Ia menoleh dan mendapati sang kakak yang tengah tertidur di sampingnya dan menjadikan lengan Taehyung sebagai bantalan. Pantas saja tangannya hampir mati rasa. Lalu Taehyung menggunakan tangan kanannya untuk mengelus pelan surai sang kakak yang sudah cukup panjang. Aroma strawberi menguar begitu saja. Ah Taehyung merindukan bau ini. Sangat rindu.

Taehyung tersenyum kemudian, namun setelahnya ia tersentak saat tiba-tiba pintu kamar terbuka. "Kau masih menyukai bau strawberi busuk milik Yoongi hyung ternyata," Hoseok mendekat lalu duduk di samping sang adik.

Taehyung terkekeh, kakaknya yang satu ini tak pernah berubah. Masih sama, mulutnya tidak bisa dikondisikan. Bahkan untuk Yoongi hyung yang notabene lebih tua dari Hoseok.

Tangan Hoseok terulur untuk meraba kening sang adik, "Masih pusing? Mau hyung ambilkan sesuatu untuk dimakan?"

Taehyung menggeleng, "Tidak perlu, sudah lebih baik. Terimakasih hyung."

"Hm"

"Tapi hyung, bisa kau angkat Yoongi hyung ke atas sini atau mungkin bawa saja ia ke kamarnya? Pasti sangat menyakitkan tidur dengan posisi seperti itu."

Benar, Yoongi tidur dalam posisi duduk, dengan kepala di selipkan di lengan Taehyung serta punggung yang tampak menukik itu, aih melihatnya saja sudah pegal sendiri.

"Ck! Bilang saja kau tidak tahan dengan bau strawberi busuk miliknya." Hoseok nampak tak suka namun setelahnya bergegas memindahkan tubuh Yoongi ke sofa yang ada di dalam kamar itu.

"Yoongi hyung terakhir keramas sekitar lima hari yang lalu, ngomong-ngomong. Jadi maklum jika baunya sangat busuk."

"Eh, tidak kok. Rambut Yoongi hyung wangi dan aku suka hehe. Hanya saja tanganku sudah mati rasa tadi." setelah mendengar Taehyung berujar demikian, Hoseok membopong tubuh mungil Yoongi menuju sofa dan menidurkannya di sana.

"Kenapa tidak di tidurkan di sini? Kan aku masih rindu."

Hoseok tampak tak mempedulikan ucapan sang adik. Ia hanya berjalan mendekati ranjang sang adik dengan tatapan datarnya, dan selanjutnya menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh kurus sang adik. Sungguh Taehyung sangat terkejut. Saat kecil dulu Hoseok paling anti tidur satu kasur dengan orang lain dan itu berlaku untuk semua anggota keluarga, tak ada pengecualian. Dan lihat sekarang, hangat menjalar memenuhi ruang di hati Taehyung, ah Taehyung bahagia.

"Sstt! Jangan banyak protes!"

Taehyung menggerlingkan mata jahilnya pada Hoseok. Hyung kudanya ini cemburu sepertinya. Oke jiwa kejahilan Taehyung yang telah lama tenggelam kini mulai muncul ke permukaan lagi berkat Hoseok. Ucapkan terimakasih padanya.

"Tapi aku rindu sekali dengan Yoongi hyung. Rasanya ingin mati jika sedetik saja berpisah dengannya."

"Ck!" sungguh Hoseok benar-benar terbakar sekarang. Ia rindu dengan adiknya, tentu saja. Namun gengsinya terlalu besar. "Jika tidak suka aku tidur di sampingmu bilang saja! Aku pergi." Hoseok mulai beranjak, seketika ia beku setelah mendengar ucapan sang adik.

"Tapi lebih ingin mati jika Hoseok hyung tidak ada di sisiku saat aku terbangun dari pejamku. Jadi tetaplah di sini dan jangan pergi. Kemarilah hyung. Aku, merindukanmu. Sangat. Bayi singa ini merindukan kakaknya." ujarnya. Mata elang itu terpejam kala mulutnya berujar demikian.

Sumpah! Hoseok ingin menangis rasanya. Ingin langsung menubruk sang adik dan memeluknya sangat erat tanpa melepasnya. Tapi Hoseok tetaplah Hoseok, mempertahankan gengsi demi image yang seksi.

Hoseok kembali mendekai Taehyung, menidurkan dirinya disamping sang adik lalu memeluknya perlahan. "Tidurlah, sudah malam."

"Hyung tidak merindukanku?"

"Tidak."

"Jahat sekali sih, ya sudah aku tidur. Jika aku tidak bangun lagi nanti jangan rindu loh."

"Ck! Sialan. Mulutmu."

"Iya-iya maaf. Aku tidur dulu hyung, hoaaammm, selamat malam."

Tidak perlu waktu lama untuk Hoseok menunggu Taehyung benar-benar terlelap. Di tengah dengkur halus Taehyung, Hoseok tersenyum lalu menyisir rambut adiknya kebelakang.

"Hm, selamat malam. Hyung juga sangat merindukanmu bayi singa."

Sebelum Hoseok menyusul Taehyung ke dunia mimpi, Ia berbisik kecil di telinga sang adik.

'Jangan lupa bangun untuk esok yang cerah.'

___

00.07 am

Jungkook terbangun dari tidurnya. Tenggorokannya kering sekali. Oh benar, ia tidak memasukkan apapun ke dalam mulutnya seharian ini. Bahkan setetes air pun tidak. Jungkook sangat murung belakangan ini. Ia hanya sedang banyak pikiran. Memikirkan kakaknya yang sudah dua hari menghilang atau lebih tepatnya kabur dari rumah.

A

pakah sudah makan, tidur di mana, dan yang paling utama adalah alasan sang kakak kabur dari rumah. Jika Jungkook pikir-pikir lagi, Taehyung itu sangat kekanakan menurutnya. Ah tapi mau bagaimanapun Taehyung itu segalanya bagi Jungkook. Ditambah Taehyung kabur dalam kondisi yang kurang baik. Itu membuatnya khawatir setengah mati. Argh! Semakin dipikir malah makin pusing saja. Lalu memutuskan ke dapur untuk sekedar menyiram tenggorokannya yang kering.

Satu per satu anak tangga ia turuni, menyalakan lampu kemudian menghampiri kulkas. Dan wala! Persediaan minuman dingin di kulkas habis. Jungkook jadi gemas sendiri kalau begini. Biasanya Taehyunglah yang menyuplai isi kulkas agar tetap penuh jika sewaktu-waktu membutuhkan. Rasanya Jungkook ingin segera menyeret Taehyung pulang.

"Hah.." Jungkook menghela, jangankan menyeret, tahu dimana sang kakak berada saja tidak. Yah mau bagaimana lagi, ia hanya bisa minum air putih biasa atau air hangat, itupun jika ia mau.

"Harus mencari kemana lagi? Hyung dimana? Kookie rindu."

Jungkook benar-benar merana. Hiks

UntitleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang