Bismillah
Assalamualaikum temen temen. Divia balik lagi nih membawa part yang ke 2 semoga kalian suka ya. Selamat membaca dengan nyaman
***Adibba kaila akbar. Seorang wanita dengan paras cantik yang di tutupi dengan jilbab panjang itu sedang duduk di gubuk dekat pesantrennya. Dia mengamati keadaan sekitar dengan kedua matanya, dia menikmati semilirnya angin sore dengan melamun mengingat ingat memory kejadian 3 tahun silam. Kejadian dimana awal kehidupannya yang berantakan, tapi ah sudah lah. Ia iklas dengan takdir ini.
Tak tak lama kemudian dibba merasakan ada seseorang yang duduk menghampirinya, seseorang itu menempatkan dirinya di sebelah dibba persis. Rasanya dibba ingin sekali memarahinya karena telah mengganggu kegiatannya saat ini yaitu melamun.
"Assalamu'alaikum neng dibba. " salam seseorang itu, Namanya ziba dia adalah teman sekaligus sahabat dibba di pesantren.
"Assalamu'alaikum neng dibba, kok gadi jawab si salamnya." katanya lagi sambil menepuk pundak dibba pelan, dibba mengerjapkan mata beberapa kali.
"Ada apa zib? Kmu ganggu aku aja"ucap dibba pedas setelah tersadar dari lamunannya.
"Jawab dulu salamku ." kata ziba mencoba mengingatkan dibba yang tidak menjawab salamnya.
"Iya iya Waalaikumsalam Ziba cantikkk k nya tiga, ada apa nih ganggu aja ?." Jawab Dibba dengan sedikit sindiran halus.
"Ngapain di sini sendirian, kesambet baru tau rasa ." celetuk ziba sambil membenahkan duduknya di samping Dibba, dia mencari tempat yang nyaman untuk duduk.
"Astagfirullah, kalo ngomong suka ga di saring ya. Aku lagi nunggu jodoh tauk" saut dibba sembarangan sambil tersenyum .
"Mana ada nunggu jodoh si tengah sawah, lagian nunggu jodoh ko melamun kaya tadi. Bukannya dapet jodoh kesambet malah iya" jawab ziba tak mau kalah.
"Kamu ada dendam pribadi apa sama aku? Ko bahasnya kesambet kesambet terus" ucap dibba jengah.
"Emmm apa ya. Gaada dendam apa apa sih. Lagian kamu ini melamun terus kalo sore, gini ya dibb kalo ada masalah tuh cerita aja kali dibb siapa tau nanti aku bisa bantu kamu." Ucap ziba pengertian, sepertinya dia baru saja mendapatkan mukjizat.
"Kamu lagi mikirin apa? Tentang mamah kamu ?." tebak ziba langsung ke intinya, sedangkan dibba yang merasa tebakan ziba benar hanya menganggukan kepalanya.
"Emm ya begitulah biasa, suka keinget sendiri padahal aku ga mau nginget nginget itu" kata dibba pasrah sambil menaikan bahunya.
"Udah gausah dipikirin, udah kelewat juga kan? Masak dari awal ketemu kalogak nangis ya melamun saja kegiatan kamu ini" Ziba mengatakan kata kata penenang dengan sedikit ledekan.
"Di inget inget aja terus pas aku nangis pertama kali ketemu" balas Dibba sok ngambek
Flasback on ⤵
"Hiks.....hiks.....Ma- maamah jahat, ma-mamah tega sama dibba. Mamah lebih milih suami baru mamah dari pada dibba"
' Siapa itu? ' ~ batin seseorang yang mendengar suara tangisan.
Bulu kudunya sudah merinding semua. Lalu dia mencoba mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dia menemukan gadis yang kelihatannya seumuran dengannya sedang duduk sambil memeluk lutut, perempuan ini memberanikan diri untuk menghampiri gadis yang tadi menangis. Tak lama kemudian perempuan ini duduk di sampingnya.
"Ha- Hai." sapa perempuan ini, dia mencoba untuk menyapanya walau dilanda keraguan tapi tak lama kemudian gadis yang di sapanya itu pun menoleh. wajahnya memerah, sembab dan ia belum mengenakan jilbab. Rambutnya tergerai panjang dan agak curly di bagian bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam Is Perfect
SpiritualCover by triguna prastiyo "menikah denganmu adalah hal yang tak pernah aku bayangkan dalam hidupku wahai laki laki perfect" ~ Adibba kaila akbar.