15💕 suamiku kemana?

2K 130 10
                                    

Assalamualaikum teman teman Divia datang nih. Maaf membuat kalian nunggu cerita ini ya heheheh. Selamat membaca dengan nyaman.

***

Beberapa hari kemudian setelah tragedi pelukan.

02:30

Alarm yang dibba pasang berbunyi, menandakan bahwa tiga puluh menit lagi menuju pukul tiga. Ia terduduk di ranjang sambil memgucek kedua matanya.

Kepalanya terasa berat sekali, kantuknya pun juga masih terasa. Ia teringat bagaimana ia tertidur kemarin. Ya sampai detik ini suaminya itu blum juga pulang, entah dimana dibba tidak tau keberadaannya.

Dibba clingak-clingung mencari keberadaan suaminya itu, siapa tau suaminya pulang saat dia tertidur. Namun nihil dia tidak menemukan sosok orang yang dicari, Dibba lalu memutuskan untuk beranajak ke kamar mandi.

Dinginnya udara tidak mempuat dibba mengurungkan niatnya untuk mengambil wudhu dan melakukan shalat tahajud seperti hari hari biasanya, walau memang tidak seperti hari biasanya.

Setelah sholat dibba membuka hpnya dan memutuskan untuk kembali menghibungi suaminya itu, namun hanya di saut oleh suara mbak mbak operator.

Dia sudah mengirim puluhan pesan bahkan pulahan panggilan namun tetap tidak ada balasan dari sang empu. Ia pun juga mengecek kapan terakhir suaminya itu mengaktifkan ponselnya.

"Huft..... Pak fatur sebenarnya dimana sih, ga biasanya dia aneh kek gini. Apa mungkin di Rumah Sakit banyak pasien?" terdengar helaan napas dan raut khawatir dari dibba.

Ingin rasanya ia melempar handphone itu ke lantai tapi sayang otaknya itu masih sehat, ia ingat betul bahwa barang itu adalah pemberian suaminya tercinta itu.

Dibba bangkit dan berjalan ke arah jendela dan membuka sedikit gorden, ternyata benar mobil suaminya masih blum ada di garasi depan. Ia memilih duduk di meja belajarnya dan membuka beberapa buku kuliahnya.

Selepas subuh sekitar pukul setengah enam, dibba turun ke lantai bawah menuju dapur. Disana hanya ada pembantunya yang sudah berkutik dengan alat alat masak entah sejak kapan tidak tau.

"Mbok butuh bantuan? " tangan tibba sambil menyentuh pundak Pembantunyaitu.

"Non dibba duduk aja di meja, nanti mbok antar makanannya di meja. " balasnya

"Gapapa mbok sini dibba bantu. " dengan cekatan dibba mengupas beberapa bumbu dapur.

"Ehh ndausah non, non dibba kan pagi ini ada kuliah. Udh cantik cantik gini kok mau gelut dengan dapur. " dibba hanya tersenyum menanggapinya

Beberapa menit kemudian dibba sudah melihat banyak makanan di atas meja, pembantu nya itu cepat sekali memasak. Saat terlihat selesai semua dibba mulai menanyakan suaminya kepada pembantunya itu.

"Mbok liat mas fatur? "tanya dibba khawatir

"Loh, mas fatur enggak pulang non? "malah ganti bertanya dengan majikannya itu

Dibba hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis "yaudah mbok dibba berangkat dulu, Assalamualaikum."

"Loh makanannya enggak di makan non?"

"Dibba minum aja mbok, makanya buat makan mbok sama bapak aja pasti kalian belum sarapan kan? " ucap dibba sambil meminum segelas susu yang sudah disiapkan.

Dibba kembali ke kamar untuk mengambil hp dan juga tasnya, sebelum benar benar keluar ia berkaca sebentar sambil membenarkan letak jilbabnya yang menurutnya agak mencong ke kanan sedikit.

My Imam Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang