Bismillah
Assalamualaikum temen temen. Divia balik lagi nih. Selamat membaca dengan nyaman
****
"Kamu mau gak nikah sama aku??." pinta hafis secara tiba - tiba dan membuat Dibba melongo atas apa yang di ungkapkan oleh Hafis."Menikah? Maksutnya?" Tanya Dibba dengan polos, dia masih belum mengerti dengan semuanya.
"Kamu mau gak jadi istri ku?" tanya hafis sekali lagi.
"Menikah? Kamu bercanda ya? Abi sakit fis, abi sakit kaya gini terus kamu dengan mudahnya ngelamar dibba?" ujar Dibba sedikit menggebu gebu.
Jujur saja dibba bingung, bagaimana ada orang yang tega seperti hafis. Di saat keadaan kacau seperti ini, dia malah ngelamar? Yang jelas saja.
"Apa muka aku keliatan becanda dib? Aku serius aku ga bercanda dibb, aku rasa ini waktu yang tepat." ucap hafis menggebu gebu.
"Aneh ya kamu. Aku permisi dulu assalamu'alaikum." ucap dibba lalu langsung melangkah pergi.
Sedangkan Hafis tampaknya sudah kecewa atas lamarannya yang di gantungkan seperti jemuran yang belum kering.
Dibba langsung berjalan menjauh menuju kamar zibba. Rasanya dia butuh teman curhat. Tak lama kemudian dia sampai juga di depan kamar ziba dibba membuka pintu lalu langsung dan menemukan ziba yang sedang duduk di atas kasurnya.
"Abis ngobrol apa? " Todong ziba ketika dia mengetahui sahabatnya itu masuk ke dalam kamarnya.
"Gatau juga dibba, keknya hafis udah ga sehat deh zib."
"Hah? Kok bisa gtu? Gimana gimna cerita dong, bikin kepo " ziba menunjukkan muka bingungnya.
"Dia ngelamar aku."
"APA? DIA NGELAMAR KAMU? " terlihat heboh, kaget dan ada nada kecewe yang tersirat.
"Iya zibb, dia ngelamar aku di saat situasi kaya gini. Rasanya dibba pengen makan hafis idup idup deh. "
"Aneh aneh aja deh, terseran ngebet ya" kata ziba dengan terkekeh
"Terus abis itu?" tanya ziba kepo.
"Enggak dibba jawab lah"
Tiba tiba dibba memeluk ziba, badannya sedikit bergetar. "Kamu nangis? " tanya ziba.
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari, isakan isakan kecil mulai terdengar dari mulut dibba.
"Heh kok nangis sih? "
"Abis di lamar kok malah nangis sih? Seharusnya seneng tauk" ucap ziba memaksakan tersenyum.
"kepalaku pusing zib" tiba tiba saja pelukannya terlepas dan dibba pingsan. Mungkin pengaruh kaget kali ya? Tapi apakah berlebihan?
"Ehhhh dibb bangunn ihh, dibba.... Dibb....." ucap ziba bingung sambil menepuk pipi dibba pelan.
"Ni anak kok aneh banget si, di lamar malah nangis. Terus sekarang pingsan. Dibba dibba" ucap ziba meracau sendiri Ziba jadi bingung sendiri, sedetik kemudian ziba memutuskan untuk memanggil ustazah soffi.
"Ada apa ini zib? Kok bisa pingsan?" ustazah soffi setelah samapi di kamar dibba. Raut mukanya khawatir.
"Aku gatau juga ustazah, tadi dia ngeluh kepalanya pusing mungkin juga kepikiran pak kyai"
"Yaudah, coba kamu ambilkan air hangat sama minyak kayu putih ya." pinta ustazah kepada ziba.
"Baik ustazah, tunggi sebentar ziba ambilkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imam Is Perfect
SpiritualCover by triguna prastiyo "menikah denganmu adalah hal yang tak pernah aku bayangkan dalam hidupku wahai laki laki perfect" ~ Adibba kaila akbar.